Tidak usah heran jika ada orang yang bersedekah sangat banyak tapi namanya tidak ingin diketahui khalayak. Karena niatnya bukan untuk menaikan gengsi.
Sebaliknya, ada yang bersedekah tidak seberapa tapi diumbar di media sosial. Diberitakan ke seluruh dunia jika dia termasuk golongan "mampu". Sekaligus menegaskan jika orang yang diberi sedekah adalah golongan "tidak mampu".
Bersedekah bukan cara untuk menegaskan strata sosial seseorang. Kalau menjadi kaya, itu realita. Dan, menjadi miskin itu derita. Hanya saja, peran keduanya di dunia memang berbeda. Si kaya bisa menjadi sosok yang bermanfaat bagi ummat ketika dia menebar kebaikan. Si miskin bisa menjadi penerang peradaban ketika dia tidak menyusahkan. Miskin bukan berarti harus menjadi sampah masyarakat.
Harmoni antara si kaya dan si miskin terjadi ketika sama-sama menjalankan kehidupan bersama dalam satu tujuan bersama. Tidak saling sikut atau malah membuat takut. Dan, bersedekah bukan cara untuk "menutup mulut" si miskin agar tidak merongrong kehidupan si kaya. Bersedekah bukan bentuk kepura-puraan seperti perusahaan yang memberi CSRÂ (corporate social responsibility) pada penduduk kampung sembari merusak lingkungan tempat tinggal mereka.
Hal yang terpenting, bagaimana pun caranya bersedekah Alloh memberinya pahala. Bukan sekedar ria.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H