Kebingungan itu juga yang mendorong kami untuk pergi dari desa. Mencari pengalaman di perkotaan. Dalam waktu yang bersamaan, kami tidak menganggap masa kecil di desa sebagai pengalaman berharga. Berlalu begitu saja, tanpa makna.
Mungkin kebingungan itu tidak terlalu dirasakan bagi anda yang bersekolah di perkotaan. Ilmu dan realita sehari-hari masih saling bersinggungan.
Namun, ketidaksingkronan antara ilmu yang didapati dan realita yang ada menambah kebingungan begitu dirasakan. Kemana arah zaman bergerak tidak tahu karena bukan kami yang menjalankan.
Bukan karena tidak sanggup menjalankan kehidupan, karena kami kebingungan harus ke mana kemudi dikendalikan. Pengetahuan kami tidak bisa menjadi tuntunan.
Tidak usah heran ketika konsep inisiatif dari "bawah" susah didapatkan. Karena, kami tidak terbiasa berinisiatif. Harus selalu menunggu arahan dari "artas".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H