Bulan Desember 2020 sedang kita lalui. Hujan atau salju yang turun, menjadi pertanda bagi kebaikan bulan ini. Kalaupun, di bulan ini huru-hara masih terjadi di dunia bukan berarti mengurangi kebaikan bulan ini.
Saya tahu, jika masalah yang sedang kita hadapi belum tentu berakhir sebagaimana tahun ini akan berakhir. Harapan harus terus digaungkan, jangan sampai padam. Saya selalu yakin jika secercah cahaya masih ada ketika kita sedang berjalan di lorong yang gelap.
Manusia-manusia diciptakan untuk membuat perubahan. Jika perubahan itu tak kunjung tiba, biarlah dia tersimpan dahulu di peti emas yang tidak tersentuh tangan-tangan kotor. Seperti mutiara di lautan yang masih tersimpan aman sebelum orang-orang membuka cangkangnya.
Terlalu lelah memang, perubahan yang diinginkan begitu lambat. Hanya waktu saja yang berubah. Atau, hanya angkanya saja yang berubah dari 0 kemudian 1 dan terus bertambah. Tapi, semakin bertambah angka dalam satuan waktu bisa berarti bertambah pula kebijaksanaan kita sebagai manusia.
Bulan Desember ini saya anggap sebagai bulan perenungan sekaligus bulan kenangan. Merenungkan banyak hal yang terjadi dalam setahun belakangan sekaligus mengenangnya.
Sambil mengenang bulan-bulan sebelumnya, tidak salah jika mengenang lagu-lagu lama yang bisa menemani Desember kita. Sambil menunggu hujan reda, saya sarankan mendengar lagu-lagu yang saya sajikan.Â
Dimulai dengan si cantik Taylor Swift, kemudian Linkin Park yang lembut (tidak seperti lagu lainnya) dan diakhiri dengan Efek Rumah Kaca dimana liriknya senantiasa penuh makna. Lagu-lagu bertemakan bulan Desember itu begitu melekat dalam pikiran saya sehingga saya merasa itu sebagai lagu baru.
Beberapa hari lalu saya mendengar lagu itu di radio. Kerinduan akan masa lalu itu datang kembali, tetapi saya harus meneguhkan jika masa depan menjelang ...
