Mohon tunggu...
Muhammad Yusuf Ansori
Muhammad Yusuf Ansori Mohon Tunggu... Petani - Mari berkontribusi untuk negeri.

Bertani, Beternak, Menulis dan Menggambar Menjadi Keseharian

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Burung Berkicau dan Naluri Alami Manusia Industri

24 Juni 2020   06:50 Diperbarui: 24 Juni 2020   06:52 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah bisa mengumpulkan banyak foto dan video burung-burung itu, saya bisa paham kenapa orang begitu rela mengeluarkan banyak uang untuk mendengarkan suara si kutilang dan kawan-kawannya. Para aktifis pecinta hewan bisa saja mengemukakan alasan jika burung liar sudah seharusnya tidak dikurung di dalam sangkar. Tetapi, saya pun tahu jika banyak juga manusia 'terkurung' oleh rumah, pabrik dan perkantoran.

Karena sama-sama 'terkurung', manusia mengajak burung untuk saling 'berbagi beban kehidupan'. Pemilik burung makan nasi, maka sebagian beras diberikan kepada peliharaannya. Si pemilik gajian di akhir bulan, si burung mendapatkan 'kemewahan' dengan makanan tambahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun