Mohon tunggu...
Muhammad Yusuf Ansori
Muhammad Yusuf Ansori Mohon Tunggu... Petani - Mari berkontribusi untuk negeri.

Bertani, Beternak, Menulis dan Menggambar Menjadi Keseharian

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Makanan yang Sering Disepelekan, Kini Dirindukan

9 Mei 2020   15:56 Diperbarui: 9 Mei 2020   16:08 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keberlimpahan adalah harapan. Rasa syukur menjadi tolak ukur betapa kita merasa mementingkan keberlimpahan itu.

Dalam konteks keberlimpahan makanan, masih banyak yang menganggap itu bukan sebagai kebanggaan. Entah apa yang dipikirkan ketika keberlimpahan makanan malah dianggap sumber "sampah".

Mari kita lihat warga Amerika dimana mereka membangun gudang-gudang makanan dengan segala ukuran. Gudang makanan dibawah tanah untuk jaga-jaga jika ada bencana hingga silo-silo ukuran besar dan tinggi milik para petani.

Keberlimpahan makanan adalah kebanggaan sekaligus bentuk ketaatan pada perintah Tuhan untuk memanfaatkan alam. Keberlimpahan makanan bukan hanya bisnis mencari keuntungan tetapi bentuk peran penting manusia dalam bermasyarakat.

Jika dahulu begitu mudah ditemui lumbung pangan di pedesaan, sekarang jarang ditemukan karena menganggap makanan bukan hal penting untuk "dipajang" dan diperlihatkan. Lumbung pangan masih dianggap sebagai bangunan milik orang-orang kelas rendahan yang hidupnya hanya sebatas "mencari makan".

***

Dunia kita memang banyak berubah dengan kegemerlapan barang mewah dan menyilaukan mata. Lumbung pangan tidak lagi dianggap sebagai bentuk kekayaan yang bisa dibanggakan. Anggaran negara dan dana pengusaha lebih banyak diinvestasikan pada hal yang sifatnya "mudah diperdagangkan".

Lumbung pangan dan sarana yang menyertainya, kini di kala pandemi, harus diubah menjadi bentuk kebanggaan. Bukan hanya petani di desa yang harus menyediakan lumbung pangan tetapi orang kaya harus bisa menginvestasikan dananya untuk kebutuhan di kala bencana. Karena, ketika bencana melanda makanan lebih diutamakan dibandingkan uang simpanan.

(Diolah dari berbagai sumber)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun