Pemberitaan yang tidak memihak dan tidak membuat kacau suasana mutlak disampaikan oleh media. Media massa bukan hanya bisa memberikan wacana untuk dibuat tema pembicaraan semata, tetapi berilah kami pelajaran berharga.
Negara kita sudah penuh dengan berbagai masalah yang _entah kapan terselesaikan_ belum juga bisa teratasi. Apabila masalah di negeri orang merembet kemari maka harus banyak berhati-hati.
Saya berharap media internasional maupun media nasional tidak berperan sebagai pembuat kekacauan suasana. Apalagi masalah yang sedang hangat dibicarakan bisa mempengaruhi kerukunan ummat beragama di negara kita.
Saya berharap media punya cara untuk menyampaikan berita dengan penuh pertimbangan. Ingat, betapa susah kita merajut kedamaian di negara yang multikultur ini. Jangan sampai dalam waktu singkat semua ini jadi berantakan.
Berkenaan dengan masalah di India, bisa jadi ini hanya dijadikan isu yang "digoreng" pihak tak bertanggung jawab. Entah siapa, saya tidak bisa menaruh curiga kepada satu nama. Tetapi, perasaan saya berkata jika kerukunan kita selama ini bisa ternoda karena emosi semata.
Perdebatan tentang Undang-undang Kewarganegaraan yang merembet menjadi kerusuhan, biarlah itu diselesaikan oleh Pemerintah dalam negeri India. Bukan isu keagamaan yang mesti jadi titik fokusnya, tetapi kedewasaan suatu bangsa dalam menyelesaikan masalah.
Marilah kita memahami apa yang terjadi bukan hanya berita "seksi" yang menarik orang untuk meneliti. Permasalahan kerukunan antar ummat beragama bisa menguras banyak tenaga untuk kembali merajutnya. Maka dari itu, tidak usahlah mempengaruhi pikiran masyarakat agar bereaksi berlebihan.
Kita tahu bersama kalau masalah agama begitu menjual untuk dijadikan tajuk utama. Media bisa saja mendapatkan pembaca yang lebih banyak dari biasanya. Tetapi, tanggung jawab moral bagi kemajuan peradaban juga mesti dikedepankan.
Demi kehidupan yang lebih baik, jangan sampai pikiran yang tenang kembali terusik. Begitu lelah hidup ini apabila masalah datang bertubi-tubi tanpa henti. Dan, masalah itu datang bisa jadi karena perbedaan persepsi.
Media _selayaknya peran utamanya_ ya memberitakan saja apa adanya. Tidak usah menayangkan wawancara yang berisi opini. Apalagi mencap penganut agama tertentu sebagai manusia tak beradab. Siapa pun punya kesalahan. Kebencian tidak pernah diajarkan Tuhan.
Sekali lagi, apabila media tidak bisa memberikan pemberitaan yang menuai pelajaran maka mending diam saja. Jangan sampai, motif kekuasaan dan keuangan mengalahkan motif untuk memberikan pencerahan.