Mohon tunggu...
Muhammad Yusuf Ansori
Muhammad Yusuf Ansori Mohon Tunggu... Petani - Mari berkontribusi untuk negeri.

Bertani, Beternak, Menulis dan Menggambar Menjadi Keseharian

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Heboh Mobil Mewah Selundupan, Buat Gaya?

18 Desember 2019   05:38 Diperbarui: 18 Desember 2019   05:43 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menggelikan, ingin hidup gaya tetapi tidak mau keluar banyak biaya. Menyelundupkan mobil mewah agar terkesan warga kelas atas, tetapi pakai mobil _mungkin bekas?

Entah apa yang merasukinya, hidup di negara +62 kok sekedar ingin tenar. Saya heran dengan cara berpikir orang seperti ini, apakah mereka tidak sadar kalau ini hanya bahan tertawaan.

Hidup mewah itu hak Anda. Tetapi ingat ya, Om dan Tante, orang tidak akan memuji Anda kalau menggunakan barang mewah tetapi tidak mau bayar pabean. Orang kaya itu uangnya banyak, pasti sanggup dong cuma sekedar buat bayar iuran kas negara yang nilainya 'sedikit'.

Karena mobil selundupan, tak jelas pula siapa yang bertanggung jawab. Mending kalau nggak ketahuan, kalau ketahuan kan malah masuk bui.

Demi gengsi, Anda pertaruhkan harga diri. Resiko yang Anda ambil terlalu tinggi.

Kayaknya, rencana Anda untuk mengunggah di medsos bakal gagal total. Niatnya mau pajang foto dengan latar mobil supercar, eh nanti malah jeruji besi yang jadi latar. Hi..hi...kasian deh ...

***

Apakah fenomena ini sebagai pengaruh dari begitu lebarnya jurang antara si kaya dan si miskin. Orang berlomba ingin "berpura-pura" kaya agar punya gengsi tinggi. Panjat sosial, begitu kali ya.

Uh, orang lain bekerja keras siang-malam demi mengumpulkan harta kekayaan. Eh, ini malah ingin kaya dengan cara instant.

Malu dong ah, di sekitar kita masih banyak orang dengan penghasilan pas-pasan. Buat makan saja susah. Lalu, Anda gaya-gayaan dengan mobil selundupan!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun