Menggelikan, ingin hidup gaya tetapi tidak mau keluar banyak biaya. Menyelundupkan mobil mewah agar terkesan warga kelas atas, tetapi pakai mobil _mungkin bekas?
Entah apa yang merasukinya, hidup di negara +62 kok sekedar ingin tenar. Saya heran dengan cara berpikir orang seperti ini, apakah mereka tidak sadar kalau ini hanya bahan tertawaan.
Hidup mewah itu hak Anda. Tetapi ingat ya, Om dan Tante, orang tidak akan memuji Anda kalau menggunakan barang mewah tetapi tidak mau bayar pabean. Orang kaya itu uangnya banyak, pasti sanggup dong cuma sekedar buat bayar iuran kas negara yang nilainya 'sedikit'.
Karena mobil selundupan, tak jelas pula siapa yang bertanggung jawab. Mending kalau nggak ketahuan, kalau ketahuan kan malah masuk bui.
Demi gengsi, Anda pertaruhkan harga diri. Resiko yang Anda ambil terlalu tinggi.
Kayaknya, rencana Anda untuk mengunggah di medsos bakal gagal total. Niatnya mau pajang foto dengan latar mobil supercar, eh nanti malah jeruji besi yang jadi latar. Hi..hi...kasian deh ...
***
Apakah fenomena ini sebagai pengaruh dari begitu lebarnya jurang antara si kaya dan si miskin. Orang berlomba ingin "berpura-pura" kaya agar punya gengsi tinggi. Panjat sosial, begitu kali ya.
Uh, orang lain bekerja keras siang-malam demi mengumpulkan harta kekayaan. Eh, ini malah ingin kaya dengan cara instant.
Malu dong ah, di sekitar kita masih banyak orang dengan penghasilan pas-pasan. Buat makan saja susah. Lalu, Anda gaya-gayaan dengan mobil selundupan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H