Lagu berbahasa Inggris, bukanlah satu-satunya cara musisi nasional untuk go international tetapi ada faktor lain yang mendukungnya. Keberuntungan?
***
Si Menie, udah besar. Cantik lagi. Saya makin "jatuh cinta" pada gadis ini.
Bagaimana tidak, alam semesta memang memberinya karunia sebagai bekal untuk menjadi 'artis besar'. Tidak perlu waktu lama untuk  Stephanie untuk merambah Amerika dengan lagunya, I Love You 3000.
Saya sebagai penikmat lagu Emaknya, Titi Dj, serasa kaget juga karena memperhatikan anak ini sejak balita. Masih ingat kan, dia dibuatkan lagu oleh Ibunya sendiri dan tampil di video klipnya. Judulnya apa ya?
Mengawali karir dengan begitu "mudah" cukup mengherankan. Saya bertanya-tanya, selain cantik, apa sih daya tariknya?
Saya coba cek-ricek Mbah Google dan mulai mencari artikel tentang dia. Ternyata banyak juga produser yang mengajaknya bergabung dengan label musik ternama di sana. Walaupun, akhirnya dia memilih 88rising sebagai label tempatnya bernaung.
Sebelum memikat para produser, tentu saja dia terlebih dahulu memikat peggemar musik. Videoklip I Love 3000 sudah ditonton lebih dari 43,7 juta kali di Youtube sejak diunggah 7 Juni 2019. Baru 4 bulan!
Saya tidak tahu di platform musik digital seperti Spotify dan Joox sudah berapa kali dimainkan (dimainkan ya bukan diputar....). Di radio saja lagu ini banyak yang request. Setidaknya di Radio Ardan 105,9 FM Bandung, tempat acuan musik saya.
Ya, kalau dibandingkan sama Agnez Mo jauh dah...Ups, kok membandingkan.
Mau bagaimana lagi, saya "terpaksa" membandingkan dengan Agnez Mo. Karena kan sama-sama masuk pasar Amerika. Tapi, kasusnya berbeda. Mau membandingkan dengan Rich Brian atau Niki, rasanya kurang pas karena beda genre dan beda jalur.