Dunia ghaib begitu lekat dengan budaya orang Indonesia. Era di mana logika begitu dikedepankan, justru metafisika semakin mendapat tempat istimewa di masyarakat kita. Kenapa?
***
Ada Raffi Ahmad dan Nagita Slavina yang tidak risih membeberkan kalau di rumahnya 'ditunggui' makhluk ghaib. Secara khusus, acara Silet (RCTI) membeberkan makhluk ghaib seperti apa yang menghuni rumah pasangan pesohor itu. Selain si empunya rumah yang memang sudah jadi selebritis sejak remaja, ternyata para 'penunggu' di rumah itu pun ingin terkenal...he...he...
Ah, ada-ada saja kehidupan di negeriku ini. Tayangan televisi bukannya semakin membuat orang menggunakan nalar justru malah semakin 'mengokohkan' tradisi yang seharusnya dikemasi dan disimpan di lemari.
Kata guru saya di sekolah, kemajuan zaman dengan teknologinya akan semakin menggerus tradisi lama. Modernisasi akan membawa orang untuk sepenuhnya menggunakan logika dalam berpikir dan bertindak. Ternyata, itu tidak terjadi_setidaknya dalam kasus di atas.
Di era teknologi informasi, masyarakat kita malah 'mengasingkan' diri dari persaingan global dengan kembali memenuhi pikiran dengan tahayul. Dunia ghaib, merambah kultur perkotaan yang lebih pop seperti bosan dengan kehidupan warga desa yang monoton.
Masyarakat kota yang semestinya terdepan dalam mengikuti perkembangan zaman, malah dihantui rasa penasaran akan dunia hantu. Manusia kota tidak bisa meninggalkan sikap 'ndeso' karena pada dasarnya mereka dari desa.
Idiom bahwa orang kota paling modern sepertinya tidak berlaku lagi saat ini. Sama saja, jika membicarakan hal ghaib.
Memang unik kalau ditilik dari segi bisnis. Perpaduan antara kultur pop dan kultur tradisional memang bisa menghasilkan banyak uang.
Negara Mengharuskan Kita Percaya pada Yang Ghaib
Jangan terlalu menyalahkan orang apabila televisi masih diisi dengan pembahasan hal-hal ghaib karena negara mengharuskan begitu. Sistem bernegara kita memang 'terlalu ikut campur' masalah isi otak warganya, termasuk kepercayaan pada makhluk ghaib.
Dunia ghaib menjadi salah satu doktrin agama yang memang ada dalam ajaran Islam sebagai mayoritas agama warga. Tahayul tidak diperbolehlan dalam Islam, tetapi ketidakbolehan itu menjadi rancu.
Satu sisi harus percaya bahwa alam ghaib itu ada. Namun, di sisi lain mengikuti 'kegiatan' makhluk ghaib tidak diperkenankan.