Mohon tunggu...
Muhammad Yusuf Ansori
Muhammad Yusuf Ansori Mohon Tunggu... Petani - Mari berkontribusi untuk negeri.

Bertani, Beternak, Menulis dan Menggambar Menjadi Keseharian

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tidak Usah Terus Menuntut Sekolah

12 Juli 2019   06:34 Diperbarui: 12 Juli 2019   09:55 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alam menjadi tempat keluarga kami belajar. (foto: facebook pribadi)

Coba tanyakan pada diri kita, ketika masalah pendidikan diri dan bahkan masa depan kehidupan kita begitu bergantung pada namanya sekolah. Ingin punya karir bagus, memaksakan sekolah di sekolah favorit. Makanya ketika istilah itu mulai ditiadakan, kita jadi kelimpungan.

Apabila ilmu dirasa kurang, banyak diantara kita rela bersekolah di sekolah 'mahal'. Belajar sendiri? Mana mau.

Ketergantungan ini sudah masuk ke dalam pikiran kita _secara sadar atau tidak sadar. Seakan lembaga yang bernama sekolah adalah segalanya. Lupa, bahwa pendidikan adalah sepanjang hayat hingga masuk liang lahat.

Merangsang Diri Untuk Belajar

Nah, karena belajar adalah kegiatan hingga mati maka harus ada hal yang menjadi alasan 'kenapa kita belajar'. Saya tidak bisa berbicara secara teoritis, ada banyak Kompasioner yang berkompeten untuk itu.

Saya hanya berdasar pada pengalaman pribadi. Kalau pengalaman ini sejalan dengan teori yang ada ya syukurlah. Kalau tidak sejalan, mungkin perlu ada perbaikan.

Begini, di usia saya yang sudah 30-an semangat belajar saya tidak pernah padam. Membaca, lebih banyak dari adik saya yang sarjana. Menulis, lebih sering dari Bapa saya yang seorang guru. Melihat berita, lebih sering dari adik saya yang masih SMA, meskipun itu sekedar berita populer seperti gosip selebriti. Heh...

Ketika baca-baca buku bertemakan pembelajaran dan belajar, ternyata saya menganut filosofi konstruktifisme. Diamana, secara pribadi saya membangun pola belajar sendiri. Saya tidak bergantung pada guru, bapa, ibu atau calon mertua untuk selalu belajar.

Ada semacam rasa butuh akan pengetahuan dan keterampilan tanpa harus dipaksa belajar atau diajarkan. Bahkan, pelajaran sekolah selama bertahun-tahun banyak yang 'tidak relevan dengan kebutuhan'.

Apakah saya pintar secara genetik? Tidak juga. Karena saya pelupa. Kalau disuruh menghafal maka saya jelas tidak mampu. Mengingat nomor ponsel sendiri saja susah. He...he....

Nah, bagaimana 'gairah' belajar itu terus muncul? Itu kan tidak spontan terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun