Mohon tunggu...
Muhammad Yusuf ST
Muhammad Yusuf ST Mohon Tunggu... Arsitek - ASN, Arsitek Freelance yang Hobi Menulis

Anak Kendari, yang Menikah di Bulukumba, pernah Tugas di Halmahera Tengah, Makassar dan sekarang di Bulukumba Provinsi Sulawesi Selatan. Punya Minat ; 🕌Belajar Islam ✔️ ☕Ngopi Bareng, 🍱Wisata Kuliner, ✍️Sketsa Tangan, 🖍️Desain Grafis, 🏡Desain Arsitektur, 🏕️Rihlah/Traveling, 🥋Olahraga Tarung, 📝Membaca dan Menulis, 🎥Video Editing dan Nonton Movie.

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Jangan Biarkan Mushaf Al-Quranmu Berdebu

7 April 2022   08:56 Diperbarui: 7 April 2022   08:59 1086
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita memang lahir tak membawa apa-apa, selain apa yang telah Allah tanamkan sebelum kita terlahir ke dunia, yaitu Naluri Meng-Esa-kan atau Men-Tauhid-kan Allah yang Ahad (Satu) yang disebut Naluri Agama Fitrah.
Namun setelah dirawat oleh orangtua, mereka memberikan kita berbagai barang kebutuhan, baik berupa pakaian maupun permainan.
Setiap kita punya sesuatu yang spesial. Bahkan yang disimpan rapi sejak dari kecil hingga kini atau dewasa.

Setelah manusia lahir, mandiri, Kehidupan dunia kadang melenakan. Dan memang dijadikan dunia itu indah hingga bisa melenakan.

Kondisi tersebut kadang membuat kita lupa berinteraksi dengan Sang Pencipta kita yang telah menanamkan Naluri Agama Fitrah.

Untuk itulah diutus para Nabi dan Rasul untuk mengingatkan akan Pencipta Manusia, masing-masing para Utusan Allah Sang Pencipta tersebut dibekali oleh Mukjizat sebagai Modal dalam Dakwah "Mengingatkan Kembali" tujuan keberadaan kita di Dunia. Untuk apa kita dilahirkan? Tentu bukan sekedar keinginan Ayah dan Ibu yang menginginkan Kelahiran kita.

Lebih jauh dari itu, ternyata sebelum terlahir ke Dunia, kita disebutkan telah Berikrar untuk selalu Menyembah Sang Pencipta.

Dan Nabi Muhammad Shalallahu'Alaihi Wasallam "The Last Messenger of Allah (Utusan Allah yang Terakhir)" telah dibekali sebaik-baik Mukjizat yakni Firman Allah Sendiri yang terangkum dalam sebuah Mushaf yang dikenal sebagai Kitab Al-Quran.

Untuk mengingatkan kembali Ikrar/Janji dan Tujuan untuk Apa kita di Dunia ini, maka di dalam Al-Quran tersebut disinggung tentang Kenangan yang dialami oleh setiap Manusia sebelum terlahir ke dunia.

1. Mengingatkan bahwa Manusia telah Berjanji

"i" QS. Al-A'raf : 172

Yang artinya : "Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)."

2. Mengingatkan Tujuan keberadaan kita di dunia


"i" QS. Adz-Dzariyat : 56

"Dan Aku tidak Menciptakan Jin dan Manusia melainkan supaya mereka mengabdi Kepada-Ku."

itulah kedua Ayat dalam Al-Quran yang mengingatkan kembali akan Janji dan Tujuan kita di dunia ini.

Kalau tidak salah, Buya Hamka ulama kharismatik Indonesia pernah bernasehat, "Jika kamu ingin Berbicara dengan Allah maka Shalatlah. Dan jika kamu ingin Allah Berbicara kepadamu, maka bacalah Al-Quran."

Wahai sobat, sesuai judul artikel diatas, "Jangan biarkan Mushaf Al-Quranmu berdebu,". Bacalah Al-Quran, karena Al-Quran adalah sebaik-baik Bacaan :)




Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun