Mohon tunggu...
Muhammad Yusril Mulya
Muhammad Yusril Mulya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka Jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bisakah Pembelajaran Coding Diterapkan Di Tingkat SD ?

8 Januari 2025   20:10 Diperbarui: 8 Januari 2025   20:10 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
From Tiktok Video (@masukkampus)

Pembahasan usulan Wakil Presiden Gibran Rakabumin Raka untuk memasukkan pelajaran pemrograman ke dalam kurikulum sekolah dasar menuai beragam pendapat di masyarakat. Usulan tersebut dinilai sebagai langkah inovatif untuk mempersiapkan generasi muda Indonesia menghadapi era digital. Namun, ada beberapa tantangan yang harus dipertimbangkan sebelum melaksanakan proposal ini. Dalam tulisan ini menjelaskan pemrograman secara lebih rinci, menjelaskan manfaat dan tantangan pengajarannya di sekolah dasar, dan mengkaji secara kritis kebijakan ini.

Saya akan menyampaikan beberapa opini saya terhadap berita yang lagi rame, yaitu usulan wakil presiden yakni Gibran Rakabuming Raka mengusulkan coding untuk dimasukkan ke dalam pelajaran SD dan SMP. Nah, sebelum itu, ada beberapa berita atau website yang akan menjadi data terkait pengusulan coding. Sebelum menyampaikan opini saya, saya akan menjelaskan terlebih dahulu apa itu Coding?

Coding merupakan salah satu tindakan langkah pemrograman dengan menulis kode atau skrip dalam suatu bahasa pemrograman. Untuk memastikan bahwa komputer dapat memahami skrip, maka harus mengikuti aturan sintaksis yang berlaku saat membuat kode.

Coding juga yaitu kegiatan membuat dan memelihara kode program komputer dengan menggunakan bahasa pemrograman tertentu. Kode ini bertindak sebagai instruksi yang dijalankan oleh komputer untuk melakukan tugas tertentu. Contoh bahasa pemrograman yang umum digunakan antara lain Python, Java, dan Scratch. Belajar coding dapat melatih untuk berpikir logis, memecahkan masalah, dan memahami konsep teknis dasar.

Namun, belajar coding untuk anak-anak memerlukan pendekatan yang berbeda dibandingkan belajar coding untuk orang dewasa. Anak-anak membutuhkan metode yang interaktif dan menyenangkan, seperti platform klik dan seret (drag-and-drop) seperti Scratch yang dirancang khusus untuk pemula.

Manfaat Pembelajaran Pemrograman untuk Anak

-Meningkatkan Keterampilan Pemecahan Masalah: Pemrograman mengajarkan anak untuk memecahkan masalah secara sistematis. Pelajari cara memecah masalah besar menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola.

-Latihan Keterampilan Logika: Pemrograman mengajarkan anak memahami alur logika yang diperlukan agar program berjalan lancar.

- Mempersiapkan masa depan digital: Seiring dengan berkembangnya teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) dan Internet of Things (IoT), pemahaman dasar tentang pengkodean akan menjadi aset penting bagi generasi mendatang.

- Mengembangkan kreativitas: Coding memungkinkan anak menciptakan sesuatu yang baru, termasuk permainan sederhana, animasi, dan aplikasi. Hal ini dapat merangsang atau mendorong daya imajinasi mereka.

Berikut berita yang terkait Gibran mengusulkan pembelajaran coding pada Tingkat SD. 

Dikutip dari Tempo.Co, Jakarta - Pakar siber menyambut usulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka untuk mengajarkan coding dan kecerdasan buatan (AI) di sekolah dasar dan sekolah menengah. Namun, masih ada catatan. Alfons Tanujaya, pakar keamanan siber dan forensik digital dari Vaksincom, berpendapat bahwa jika usulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka untuk memasukkan coding dan kecerdasan buatan (AI) ke dalam kurikulum sekolah dasar dan menengah (SD) akan berdampak positif. Dia berharap kebijakan ini tidak akan diterapkan dalam waktu dekat. 

"Sulit jika hanya ada satu presiden dan kebijakannya diganti lagi". Alfons mengatakan bahwa itu hanya pemborosan uang.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti, sebelumnya menerima usulan tersebut dari Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Ini adalah putra sulung dari mantan presiden Joko Widodo yang ingin Indonesia bersaing dengan India dalam hal pendidikan usia dini.

"Kita ingin lebih banyak lagi pakar pemrograman, pakar AI, pakar machine learning, dan sebagainya," kata Gibran, di kawasan Gandaria, Jakarta Selatan, pada 11 November.

Menurut Alfons, kurikulum yang menggabungkan ilmu coding dan AI hendaknya diterapkan secara konsisten dan berkesinambungan hingga SMA. Penerapannya juga harus disesuaikan dengan tingkat pengetahuan dan usia anak.

"Tingkat pengenalan AI agar anak-anak terbiasa dengan AI," ujarnya.

Alphonse menekankan penggunaan format ramah anak saat mengajarkan coding dasar, seperti model klik (click) dan seret (Drag) yang lebih sederhana. Belajar coding tidak hanya mengenalkan anak untuk menjadi programmer, namun juga menjelaskan tujuan dari aplikasi tersebut.

"Yang penting bukan coding, tapi pemahaman konsep dan cara kerjanya," ujarnya.

Responden juga menjawab tentang pentingnya keterampilan manajemen proyek dalam pengembangan aplikasi. Alfons melanjutkan bahwa ketika coding, peran project manager (PM) dalam memahami ruang lingkup dan tujuan pekerjaan terutama penting untuk kualitas aplikasi. Jika anak dibiasakan mengenal lingkungan coding sejak dini, lama kelamaan otomatis mereka akan terlatih menjadi programmer, PM, dan lain-lain. 

Dikutip dari suara.com, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Muti menanggapi pertanyaan Gibran. Ia mengatakan pihaknya berencana memperbarui kurikulum dengan menambahkan mata pelajaran kecerdasan buatan dan pengkodean tahun depan. Pelajaran ini dapat dipetik mulai dari kelas 4 sekolah dasar.

Keduanya menjadi mata pelajaran pilihan di sekolah yang dianggap efisien secara teknis, dan pedagogi.

 "Kenapa pilihan ini? Karena kita memerlukan peralatan yang canggih dan fasilitas internet juga harus bagus, tapi tidak semua sekolah memiliki fasilitas tersebut."

Ia juga berharap rencana tersebut dapat merespons kebijakan digitalisasi yang diusung Presiden Prabowo, meningkatkan kualitas pendidikan, dan mempersiapkan generasi muda agar lebih kompetitif di dunia global.

 "Yang terpenting, kedua keterampilan ini, tentu saja, adalah kecerdasan buatan (AI) dan pengkodean (Coding)," katanya.

"Akan diperkenalkan sebagai mata pelajaran pilihan mulai tahun ajaran 2025/2026," kata Muthi saat dihubungi melalui WhatsApp pada Kamis, 14 November 2024.

Opini saya.

Saya sebagai penulis, tentunya memiliki opini tersendiri terkait usulan pembelajaran Coding pada Tingkat SD. Menurut saya, Pembelajaran coding itu tidak tepat pada anak SD. Karena anak-anak sekolah masih banyak yang kesusahan seperti dalam hal membaca, dan menulis. Sehingga ini tidak cocok dan tidak relevan untuk diterapakan, ada juga yaitu anak SMA belum bisa berhitung pembagian dasar seperti video yang viral ini

https://www.tiktok.com/@masukkampus_official/video/7437812037805149495 

Lalu juga adanya keterbatasan sumber daya, seperti terkait fasilitas dan pengajar yang masih belum mumpuni dalam mengajarkan coding, pembelajaran coding ini juga berat untuk siswa dan para pengajar di sekolah. lebih baiknya coding ini dapat menjadi ekstakurikuler bagi siswa yang berminat. Karena coding ini harus mempertimbangkan kemauan dan bakat pada siswa. Memasukkan coding sebagai mata pelajaran inti berpotensi membebani siswa yang belum siap.

Lalu menurut saya, siswa SD lebih tepatnya untuk fokus pada karakter dan mental terlebih dahulu, jadi lebih mengarah untuk mengajarkan ke arah sikap dan sopan santun lalu Latihan keterampilan hidup seperti gosok gigi, makan, minum, dan lain-lain. Seperti kurikulum pendidikan di negara Jepang. Baru setelah itu fokus pada ilmu pengetahuan, seperti membaca, cara menghitung.

Lalu juga adanya kesenjangan sosial, Sekolah yang memiliki akses terhadap peralatan, fasilitas dan teknologi lebih mungkin mudah untuk memperkenalkan atau mengimplementasikan kelas pemrograman dibandingkan sekolah yang kurang mampu. Hal ini dapat memperlebar kesenjangan pendidikan di Indonesia.

Secara keseluruhan, penting bagi siswa untuk memiliki dasar pendidikan yang kuat dan sumber daya serta fasilitas pendidikan yang baik sebelum mengajarkan keterampilan tingkat lanjut seperti pemrograman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun