Mohon tunggu...
MUHAMMAD YUSRILHANA
MUHAMMAD YUSRILHANA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Sejarah Universitas Negeri Malang

Mahasiswa Jurusan Sejarah Universitas Negeri Malang

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Menilik Konflik Jepang-AS Tahun 1941-1945 dalam Perspektif Ekspansi Jepang

19 Maret 2022   20:57 Diperbarui: 19 Maret 2022   21:02 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanggal 7 Desember 1941 menjadi saksi bisu terjadinya huru-hara di Hawaii, tepatnya Pearl Harbour. Sebuah ultimatum diberikan Jepang ke pangkalan militer angkatan laut Amerika Serikat. Jepang tidak mungkin melakukan pengeboman terhadap pangkalan militer Amerika Serikat jika dirasa tidak membahayakan bagi kedaulatan Jepang. Dugaan Jepang terhadap Amerika Serikat adalah ketakutan Jepang jika Amerika Serikat menguasai wilayah Asia Pasifik. Alasan lain yang menguatkan penyerangan Jepang adalah dugaan terhadap Amerika Serikat yang dianggap akan mengintervensi kekaisaran Jepang. Maka dari itu, Jepang dengan sigap melakukan serangan terhadap pangkalan militer Amerika Serikat sebagai bukti bahwa Jepang tidak ingin ada pihak manapun yang ikut campur dalam ekspansi Jepang di Asia Pasifik.

Serangan udara Jepang datang sebagai kejutan yang menghancurkan pangkalan militer Amerika Serikat di Pearl Harbour dengan kerusakan lima dari delapan kapal perang rusak, tiga kapal rusak, tujuh kapal lainnya tenggelam serta rusak parah, dan lebih dari 200 pesawat hancur. Sebanyak 2.402 orang Amerika Serikat tewas dan 1.282 terluka. Serangan mendadak yang dijatuhkan Jepang kepada Amerika Serikat benar-benar memberikan kejutan yang tragis bagi sejarah dunia. Secara tidak langsung Jepang menyampaikan informasi kepada dunia bahwa kekuatan Jepang tidak bisa diremehkan.

Penyerangan terhadap Pearl Harbour menjadi pembukaan bagi Jepang dalam keikutsertaannya di perang dunia kedua. Hal ini dinyatakan langsung oleh Presiden Amerika Serikat Franklin D. Roosevelt yang secara terbuka menyatakan perang terhadap Jepang. Amerika Serikat tergabung dalam Blok Sekutu yang meliputi Britania Raya, Uni Soviet, dan Tiongkok. Sedangkan Jepang tergabung dalam Blok Poros, bersama dengan Jerman dan Australia. Keterlibatan Jepang dalam Blok Poros berlatar belakang konflik yang telah dialami dengan Tiongkok maupun Amerika Serikat. Jepang yang berambisi untuk menguasai wilayah Asia Pasifik rupanya sedikit terhambat karena keterlibatan Amerika Serikat dan Tiongkok dalam Blok Sekutu. Alasan lain yang memperkuat adalah keterlibatan Jepang dalam perjanjian Washington yang merasa dirugikan oleh pihak Amerika Serikat. Hal ini kemudian diperkuat oleh serangan Jepang menuju pangkalan militer angkatan laut Amerika Serikat.

Invasi Jepang yang berusaha untuk menguasai wilayah Asia Pasifik rupanya tidak berjalan dengan mulus dalam pergerakannya. Hal ini terjadi karena masih ada pihak lain yang berseteru dengan Jepang selain Korea dan Cina. Amerika Serikat menjadi bayang-bayang Jepang dalam menguasai Asia Pasifik terbilang cukup gagal, lantaran kalahnya negosiasi dengan Amerika Serikat perihal ekspansi di wilayah Asia Pasifik. Hanya saja sikap Jepang yang terlalu gegabah dalam menentukan sikap membuat kerugian besar dalam sejarah peradaban Jepang. Memang benar, dengan serangan yang dilontarkan menuju Pearl Harbour menjadi suatu keberhasilan bagi Jepang, namun tidak secara jangka Panjang. Pasalnya setelah peristiwa pengeboman tersebut, Amerika Serikat tidak tinggal diam. Respon cepat yang diberikan Amerika Serikat adalah pernyataan terbuka perihal perang Amerika Serikat melawan Jepang. Tidak hanya berhenti pada perang, empat tahun setelahnya Amerika Serikat menjatuhi ultimatum kepada Jepang berupa bom atom pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 di kota Hirosima dan Nagasaki. Ultimatum tersebut merupakan bentuk sikap serius Amerika Serikat dalam menjaga kedaulatan negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun