Mohon tunggu...
Muhammad Yusril Aidil Rohim
Muhammad Yusril Aidil Rohim Mohon Tunggu... Freelancer - Sarjana Komputer

..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Angklung : Melodi Kebanggaan Indonesia di Panggung Dunia

12 November 2023   19:59 Diperbarui: 12 November 2023   20:14 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budayanya. Kekayaan budaya di Indonesia melahirkan warisan budaya yang seharusnya menjadi kebanggan bangsa ini. Salah satu jenis warisan budaya di Indonesia adalah angklung. Artikel ini akan membawa kita dalam perjalanan panjang untuk memaparkan peran dan prestasi angklung sebagai warisan budaya Indonesia yang tak hanya dihargai di tanah air, tetapi juga meresapi dunia internasional.

Angklung adalah sebuah alat musik tradisional yang berasal dari Indonesia, khususnya dari budaya Sunda di Jawa Barat. Alat musik ini terbuat dari bambu yang disusun sedemikian rupa sehingga menghasilkan suara yang indah dan khas. Angklung biasanya dimainkan dengan cara digoyangkan, sehingga tabung-tabung bambu yang membentuk tangkai angklung saling bertabrakan dan menghasilkan melodi yang berbeda-beda tergantung dari setiap bentuk tabung angklung yang dimainkan. Keunikan angklung tidak hanya terletak pada suara yang dihasilkannya, tetapi juga pada cara dimainkannya yang melibatkan interaksi antara pemain dan alat musik. 

Berbagai jenis angklung tersebar di beberapa daerah di Indonesia, perbedaan jenis angklung ini cenderung dipengaruhi oleh adat istiadat yang berbeda-beda antara setiap suku penghasil angklung itu sendiri, hal ini yang membuat alat musik angklung memiliki ciri khasnya masing-masing pada setiap daerah. Ragam jenis angklung ini mencakup : 

- Angklung Kanekes

Angklung Kanekes berasal dari Baduy dan ditampilkan hanya saat upacara menanam padi. Pembuatan angklung pun hanya dilakukan oleh orang suku Baduy Dalam.

- Angklung Gubrag

Angklung Gubrag terdapat di kampung Cipining, kecamatan Cigudeg, Bogor. 

Angklung ini telah berusia tua dan digunakan untuk menghormati dewi padi dalam kegiatan melak pare (menanam padi), ngunjal pare (mengangkut padi), dan ngadiukeun (menempatkan) ke leuit (lumbung).

Dalam mitosnya angklung gubrag mulai ada ketika suatu masa kampung Cipining mengalami musim paceklik. 

- Angklung Badeng

Berasal dari Garut, angklung Badeng awalnya digunakan sebagai alat musik pengiring dalam ritual penanaman padi. 

Seiring dengan masuknya penyebaran Islam pada masa lampau, terjadi pergeseran fungsi, angklung Badeng digunakan sebagai alat pengiring dakwah.

Dibutuhkan 9 angklung untuk melengkapi proses pengiringan dakwah. Kesembilan angklung tersebut terdiri dari dua angklung roel, satu angklung kecer, empat angklung indung, dua angklung anak, dua dogdog, dan dua gembyung.

- Angklung Padaeng

Jenis angklung ini diperkenalkan pertama kali oleh Daeng Soetigna tahun 1938. 

Daeng Soetigna melakukan modifikasi pada struktur batang, sehingga mampu menghasilkan nada diatonik. Dengan demikian, angklung ini dapat dimainkan bersama alat musik populer dan modern

Alat musik angklung ini juga pada akhirnya mendapat pengakuan secara resmi oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia asal Indonesia pada tanggal 16 November 2010. Alasan angklung diakui oleh UNESCO bukan tanpa alasan namun karena telah memenuhi kriteria-kriteria prasasti Daftar Perwakilan Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan. 

Sejak angklung diakui oleh UNESCO pada tahun 2010 ini, peran dan kepentingan angklung dalam budaya Indonesia semakin meningkat. Pengakuan ini tidak hanya memberikan kehormatan internasional pada angklung sebagai simbol kekayaan budaya Indonesia, tetapi juga membuka pintu untuk lebih banyak apresiasi dan pemahaman global terhadap nilai-nilai yang terkandung di dalam alat musik ini. Sebagai warisan yang dihargai, angklung menjadi semakin relevan dalam mendukung pelestarian tradisi dan budaya, membawa kebanggaan nasional, dan memberikan inspirasi untuk pengembangan seni musik tradisional dalam konteks modern. 

Keberadaan angklung sejak diakui oleh UNESCO menjadi bukti konkret bahwa warisan budaya Indonesia mampu menembus batas-batas internasional dan terus memberikan kontribusi positif bagi pengembangan seni dan budaya global.

Salah satu bukti lain dari mendunianya alat musik angklung ini adalah dengan terbentuknya sebuah kelompok orkestra angklung di Hamburg Jerman, dengan nama Angklung Hamburg Orchester. Grup tersebut merupakan grup angklung yang terdiri dari mahasiswa maupun murid-murid Indonesia di Hamburg. Di sana, angklung tidak hanya dimainkan untuk lagu-lagu tradisional seperti Kicir-Kicir atau Manuk Dadali. Kombinasi lagu barat seperti Mission Impossible atau New York New York dengan alat musik angklung menghasilkan perpaduan modern-etnik, yang pada akhirnya disukai oleh banyak orang di Jerman.

Angklung juga mendapatkan perhatian dunia pada saat pameran Indonesia Week di Osaka Jepang tahun 2016 lalu, bersamaan dengan acara tersebut diadakan pertunjukan Pesona 1.000 Angklung untuk Osaka pada tanggal 25-28 Agustus 2016. Pertunjukan tersebut diharapkan bisa menjadi ajang promosi wisata Indonesia ke dunia yang lain, sehingga minat wisatawan mancanegara untuk datang ke Indonesia akan meningkat pada tahun-tahun berikutnya.

Bagi Indonesia sendiri, penting untuk menjaga kelestarian budaya alat musik angklung. Terdapat berbagai tempat di Indonesia yang memiliki peran penting dalam terjaganya kelestarian budaya alat musik ini, misalnya saja Museum Sri Baduga di Jawa Barat, yang dengan penuh dedikasi berperan sebagai penjaga sejarah dan rumah bagi berbagai jenis angklung di Indonesia.

Di museum ini, pengunjung dapat menjelajahi sejarah angklung melalui pameran yang menampilkan beragam jenis angklung beserta keterangannya. Tak hanya menjadi tempat penyimpanan fisik, Museum Sri Baduga juga menjadi pusat edukasi, menyelenggarakan workshop, pertunjukan budaya, dan kegiatan lain yang bertujuan untuk mengajarkan masyarakat baik lokal maupun turis asing cara membuat, memainkan, dan mengapresiasi angklung sebagai warisan budaya Indonesia.

Hal tersebut mencerminkan seberapa pentingnya untuk Indonesia memperkenalkan angklung kepada generasi muda sekarang, hal ini merupakan investasi dalam pembentukan generasi yang memiliki kecintaan, kebanggaan, dan kemampuan untuk mengembangkan warisan budaya Indonesia, menjadikan mereka pelaku aktif dalam merawat dan menghidupkan kembali kekayaan tradisional yang dimiliki bangsa ini.

Generasi muda Indonesia adalah elemen penting untuk menjaga warisan budaya Indonesia agar tidak tergeser oleh teknologi yang ada pada masa sekarang. 

Dengan semua hal ini, dapat disimpulkan bahwa angklung bukan hanya sekedar alat musik biasa, melainkan angklung berperan sebagai medium yang dapat mempertemukan berbagai elemen budaya, membangun jembatan antara generasi yang berbeda, dan menjadi simbol persatuan dalam keanekaragaman. Melalui pertunjukan, workshop, dan kolaborasi lintas budaya, angklung tidak hanya mengajarkan tentang warisan tradisional, tetapi juga membentuk narasi yang terus berkembang tentang identitas budaya Indonesia di era modern. Dengan demikian, angklung membawa pesan keharmonisan dan kebersamaan, hal ini menjadikan angklung sebagai alat komunikasi budaya yang kuat dan bernilai dalam memperkokoh persatuan di tengah keberagaman masyarakat Indonesia saat ini.

Sekar Pawestri 

Mahasiswi Telkom University

"Angklung, Alat Musik Indonesia yang Sudah Mendunia" CNN Indonesia. https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20180221104520-445-277661/angklung-alat-musik-indonesia-yang-sudah-mendunia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun