Mohon tunggu...
Muhammad Yoga Pratama
Muhammad Yoga Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Semester 6

masih sibuk cari jati diri.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pentingnya Membongkar Makna ala Derrida bagi Kawula Muda di Masa Sekarang

3 Mei 2022   20:44 Diperbarui: 3 Mei 2022   20:47 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jacques Derrida (1930 - 2004) adalah seorang filsuf kontemporer asal Perancis yang terkenal dengan teorinya tentang dekonstruksi dalam filsafat postmodern. Kalau dilihat dari pendefinisian, sebenarnya Derrida juga menolak adanya definisi pada dekonstruksi karena pada dasarnya teori dekonstruksi juga susah dijelaskan dengan kata-kata. Namun intinya, menurut Derrida dalam pemikirannya ini ingin kita kritis dalam melihat dan memaknai suatu teks. Menurut Derrida juga teks merupakan sesuatu yang sifatnya bebas, justru bisa terus berubah mengikuti perkembangan zaman. Maka dari itu penting untuk membongkar atau medekonstruksi suatu teks untuk bisa memaknai lebih luas lagi.

Contoh kasusnya, ketika ada seseorang yang mengirimkan pesan pada temannya yang bertuliskan "Dasar kamu dajjal!". Jika pesan tersebut didekonstruksi maka makna yang ada tidak hanya sebatas "kamu" yang bersangkutan adalah seorang dajjal.

Seperti yang diketahui dajjal adalah seorang pembawa fitnah terbesar yang diyakini oleh umat muslim. Tetapi sekarang ada perubahan karena dajjal bisa diartikan sebagai sebuah simbol yang mewakili suatu karakter atau sifat yang kurang baik, usil, dsb. Dalam hal ini seperti yang diyakini oleh Derrida jika teks sifatnya bebas, bisa berubah mengikuti perubahan waktu dan perkembangan zaman. Yang awalnya Dajjal hanya diyakini sebagai sesosok pembawa fitnah terbesar, sekarang Dajjal digunakan sebagai bentuk olokan yang ditujukan kepada orang-orang yang memiliki sifat atau karakter yang kurang baik, usil, dsb.

Dari sini bisa dipahami jika mendekonstruksi teks berarti membongkar makna suatu teks untuk bisa memahami lebih luas lagi. Seperti isi pesan "Dasar kamu dajjal!", tidak lagi dimaknai secara mentah-mentah. Tetapi kita akan mencari tahu kenapa "kamu" yang bersangkutan bisa sampai diolok oleh temannya seperti itu. Sifat seperti apa yang dia miliki atau sikap seperti apa yang dia perbuat, sampai-sampai dia diolok sebagai dajjal.

Lalu korelasinya dekonstruksi dengan kepentingan kawula muda pada masa sekarang adalah esensi dari dekonstruksi itu sendiri yang membongkar suatu teks untuk mendapatkan makna yang lebih luas. Ini sangat penting karena dalam mencari suatu makna, kita tidak mendapatkannya dengan cara membaca suatu teks secara mentah-mentah tanpa melalui proses pemaknaan yang kritis. Padahal jika kita memaknai suatu teks dengan cara membongkarnya untuk mendapatkan makna yang lebih luas, itu akan menjadi lebih baik. Apalagi pada masa sekarang, berpikir kritis sangat diperlukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun