Mohon tunggu...
Muhammad Yasir Rizqullah
Muhammad Yasir Rizqullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Universitas Lambung Mangkurat

Mahasiswa aktif tahun keempat dalam program studi S1 Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lambung Mangkurat. Saya suka mencoba hal-hal baru dan tertarik untuk terus berlatih dan meningkatkan kemampuan saya melalui pengalaman-pengalaman baru yang menarik serta menambah skill dan kemapuan saya. Saya memiliki minat dan bakat pada bidang sosial, kemasyarakatan dan juga dunia pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Multikultural, Upaya Menanamkan Nilai Keberagaman Siswa Sekolah Dasar di Indonesia

20 Juni 2024   15:05 Diperbarui: 21 Juni 2024   01:13 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan bangsa yang terkenal dengan keanekaragaman budaya, suku, agama, dan bahasa. Keberagaman ini merupakan suatu warisan budaya yang sangat berharga bagi sebuah bangsa dan sekaligus menjadi sebuah tantangan dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Dewasa ini, pendidikan memegang peran penting dalam membentuk karakter generasi muda yang menghargai perbedaan dan,mampu hidup harmonis dalam masyarakat yang beragam. Salah satu pendekatan pendidikan yang dapat menanamkan nilai keberagaman adalah pendidikan multikultural. Multikulturalisme atau pendidikan multikultural ini dinilai sebagai suatu pemecahan masalah yang tepat dalam menghadapi keberagaman yang ada di Indonesia karena, multikulturalisme ini memiliki konsep sebagai keberagaman budaya dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia yang multinasional atau beragam (Wales, 2022).

Pendidikan multikultural merupakan suatu proses pendidikan yang menghargai dan mengakodomasi  perbedaan budaya, serta berusaha menampilkan kesetaraan ditengah adanya keberagaman masyarakat. Melalui pendidikan multikultural, siswa akan dikenalkan pada berbagai kebudayaan yang beragam, yang ada di Indonesia, sehingga mereka dapat memahami dan menghargai keberagaman tersebut. Penanaman pendidikan multikultural yang dilakukan sedini mungkin pada anak-anak, tentunya mengharapkan adanya keseteraan dan saling menghormati keberagaman yang ada di sekolah termasuk untuk menanamkan nilai keberagaman pada siswa itu sendiri. Tujuannya tetap sama yaitu ; tidak membedakan manusia meskipun dengan latar belakang yang berbeda-beda, selain itu penananaman pendidikan multikultural di sekolah ini mampu memberikan nilai-nilai keberagaman yang mencakup perbedaan pada kondisi manusia yang saling berbeda-beda secara alamiah. Penerapannya memberikan pemahaman sehingga tertanam dalam diri siswa bahwa mereka dapat menerima perbedaan, kritik, serta memiliki rasa empati, toleransi, dan diberi pembekalan atau penanaman nilai keberagaman dalam proses pendidikan dasar yang pastinya memegang proses penting dalam pelaksanaanya (Afriliani , Magdalena, Fitri, & Rustini, 2024).

Sekolah dasar merupakan suatu fase pendidikan yang sangat penting dalam pembentukan karakter anak. Pada usia ini, anak-anak sedang dibentuk  dalam tahap perkembangan yang kognitif dan emosional yang membentuk secara signifikan, sehingga merupakan waktu yang tepat untuk menanamkan nilai-nilai positif, termasuk toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan. Sekolah dasar dalam hal ini memegang peran penting, karena pada tahap ini anak dibentuk dalam sebuah karakter dan karakter tersebut mempunyai beberapa bagian penting; yaitu pengetahuan moral, perasaan moral, dan perilaku moral. Pembentukan karakter pada setiap anak akan berpengaruh terhadap kebiasaan mereka dalam cara berpikir, kebiasaan dalam hati, dan kebiasaan dalam tindakan. Sekolah dasar sebagai suatu lembaga pendidikan formal merupakan wahana bagi pembentukan karakter anak yang tepat terutama dalam menghargai keberagaman serta mengetahui dan menanamkan nilai-nilai keberagaman pada diri masing-masing, sehingga melalui pembelajaran yang ada akan memberikan hasil sumber daya manusia yang berkualitas (Aulia & Susanti, 2020)

Dengan menggabungkan pendidikan multikultural ke dalam kurikulum sekolah dasar diharapkan siswa dapat mengembangkan sikap terbuka dan toleran terhadap berbagai perbedaan yang ada di masyarakat, sehingga akan terbentuk sikap saling menghargai dan saling toleransi terhadap sesama dan masyarakat akan tetapi, penerapan pendidikan multikultural di sekolah dasar mengalami banyak tantangan dan hambatan serta pengimplementasiannya belum sepenuhnya terlaksana. Mata pelajaran yang ada di sekolah berfokus pada kemampuan akademik yang tidak diimbangi dengan penanaman nilai-nilai keberagaman dalam pendidikan multikultural, sehingga pada akhirnya tidak ada dalam diri siswa untuk saling menghargai antar perbedaan etnis, agama, bahasa, gender, kelas sosial hingga kemampuan dan umur. Pelaksanaanya dianggap kurang memadai, dan belum menjadi suatu urgensi yang penting bagi sekolah untuk menanamkan pendidikan multikultural di dalam pelaksanaan pembelajaran. Jika dipahami secara mendalam, penanaman nilai-nilai keberagaman yang ada pada pendidikan multikultural ini menjadi suatu urgensi yang penting untuk ditindaklanjuti, karena dengan terlaksananya penerapan nilai-nilai keberagaman pada pendidikan multikultural,  maka akan membentuk siswa yang memiliki sikap saling toleransi dan menghormati satu sama lain baik itu di lingkungan mereka sendiri ataupun di lingkungan dewan guru. Pendidikan multikultural yang membawa nilai-nilai keberagaman ini nantinya akan membawa peran penting yaitu; meminimalisir dan mencegah konflik yang berkaitan dengan keberagaman ataupun kebudayaan, dan melalui pendidikan multikultural ini akan membentuk pemikiran dan karakter siswa yang lebih terbuka serta lebih menerima terhadap keberagaman dan perbedaan yang ada di lingkungannya. (Januarti, Zakso, & Supriadi, 2018)

Meskipun demikian, upaya untuk menerapkan pendidikan multikultural harus terus dilakukan. Dengan dukungan dari pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat, pendidikan multikultural dapat menjadi salah satu solusi efektif untuk membangun masyarakat Indonesia yang lebih toleran, harmonis, dan menghargai keberagaman. Pendidikan multikultural mencoba menyatukan suatu bangsa untuk menekankan perspektif masyarakat untuk menghargai berbagai etnik, bangsa,  dan kelompok budaya yang berbeda, maka dari itu penting untuk pendidikan multikultural dalam menanamkan nilai keberagaman pada siswa sekolah dasar di Indonesia, serta upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi berbagai tantangan dalam penerapannya (Shabilla & Suryarini, 2023).

PEMBAHASAN

Prinsip Pendidikan Multikultural
Pendidikan multikultural berasal dari konsep 'Multikulturalisme', yang merujuk pada kebudayaan. Pemahaman mengenai kebudayaan di masyarakat sangat beragam. Menurut para ahli, definisi kebudayaan dalam konteks pendidikan multikultural adalah sebuah ideologi yang bertujuan untuk meningkatkan derajat manusia dan kemanusiaannya. Multikulturalisme mengakui dan mengutamakan perbedaan dalam kesetaraan, baik secara individual maupun kultural. Multikulturalisme melihat masyarakat sebagai kumpulan kebudayaan yang saling terkait, membentuk sebuah mosaik. Mosaik ini terdiri dari berbagai kebudayaan kecil yang bersama-sama membentuk kebudayaan masyarakat yang lebih besar (Ibrahim, 2013).
Pendidikan multikultural merupakan gabungan dari dua kata yaitu "Multi" dan "Kultul", multi berati banyak dan kultul artinya budaya. Jadi, multikultural adalah suatu budaya yang banyak dan beragam di dalam sebuah masyarakat. Pendidikan multikultural ini memiliki banyak pengertian dari para ahli. Terdapat berbagai pengertian pendidikan multikultural dalam (Muhammad, 2018). Berikut akan dipaparkan secara singkat pengertian pendidikan multikultural menurut para ahli :
1.Menurut Sosiolog UI Parsudi Suparlan (2002;17), pendidikan multikultural adalah pendidikan yang dapat menjadi penghubung dan penyatu yang mengakomodasi berbagai perbedaan, termasuk perbedaan kesukubangsaan dan suku bangsa dalam masyarakat yang multikultural.
2.James Banks (1993: 3) mendefinisikan pendidikan multikultural sebagai pendidikan untuk orang-orang dari berbagai latar belakang etnis. Pendidikan ini bertujuan untuk mengeksplorasi perbedaan sebagai suatu keniscayaan (anugerah Tuhan), sehingga masyarakat dapat menerima perbedaan dengan rasa toleransi.
3.Andersen dan Cusher (1994: 320) mengartikan pendidikan multikultural sebagai pendidikan yang membahas keragaman kebudayaan.
Pendidikan multikultural adalah respons terhadap keragaman populasi sekolah dan tuntutan akan kesetaraan hak bagi setiap kelompok atau komunitas. Pendidikan ini mencakup semua siswa tanpa membedakan kelompok mereka berdasarkan gender, etnis, ras, budaya, strata sosial, dan agama. Istilah pendidikan multikultural dapat diterapkan secara deskriptif maupun normatif, menggambarkan isu-isu dan masalah pendidikan yang terkait dengan masyarakat multikultural. Jadi, pendidikan multikultural adalah upaya sadar untuk mengembangkan kepribadian di dalam dan di luar sekolah, yang belajar tentang berbagai status sosial, ras, suku, dan agama, sehingga tercipta kepribadian yang cerdas dalam menghadapi masalah keberagaman budaya. (Muhammad, 2018).


Secara konseptual, pendidikan multikultural menurut Gorsky memiliki tujuan dan prinsip, yaitu sebagai berikut ;
1.siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk mengembangkan prestasi mereka.
2.Siswa belajar bagaimana belajar dan berpikir secara kritis.
3.Membuat siswa terdorong untuk mengambil peran aktif dalam pendidikan, dengan menghadirkan pengalaman-pengalaman dalam proses belajar.
4.Menyatukan semua gaya belajar siswa, dan;
5.Mengapresiasi keterlibatan antar kelompok yang setiap latar belakangnya memiliki perbedaan.
Prinsip-prinsip pendidikan multikultural yaitu antara lain sebagai berikut :
1.Pemilihan materi pelajaran harus secara terbuka secara budaya dan didasarkan pada siswa dan keterbukaan ini harus menyatukan opini-opini yang berlawanan dan berinterpretasi serta berbeda-beda.
2.Materi pelajaran mengandung perbedaaan dan persamaan dalam lintas kelompok.
3.Materi pelajaran yang dipilih sesuai dengan konteks waktu dan tempat.
4.Pengajaran yang dilaksanakan harus menggambarkan dan dibangun berdasarkan pengalaman serta pengetahuan siswa di sekolah, dan;
5.Pendidikan memuat model pembelajaran yang interaktif dan memperhatikan keberagaman sekolah dasar.

 
Hambatan Dalam Menerapkan Pendidikan Multikultural Di Sekolah Dasar.
Pendidikan multikultural ini dalam pelaksanaanya belum sepenuhnya terlaksana dan hal tersebut yang menjadi masalah atau hambatan dalam penerapan pendidikan multikultural di sekolah dasar. Berikut adalah hambatan atau tantangan yang harus dihadapi dalam penerapan pendidikan multikultural di sekolah dasar di dalam (Afriliani , Magdalena, Fitri, & Rustini, 2024) adalah sebagai berikut :
1. Kurikulum
Kurikulum yang berpusat pada kompetensi akademik tanpa adanya pengajaran-pengajaran nilai keberagaman di dalam penerapan pendidikan dasar di sekolah. Kurikulum ini perlu penyatuan antara kurikulum utama dengan nilai-nilai keberagaman dalam pendidikan multikultural.
2. Guru
Peran penting guru disini adalah untuk menerapkan pendidikan multikultural pada pendidikan dasar di sekolah, dan tantangan tersebut adalah guru masih belum sepenuhnya memahami konsep dari pendidikan multikultural itu sendiri sehingga kurang terampil dalam mengatur kelas yang beragam dan kesulitan dalam mengembangkan nilai-nilai keberagaman kedalam pembelajaran sehari-hari.
3. Kurangnya Perhatian Terhadap Pendidikan Multikultural
Secara tidak langsung, sekolah belum menyadari sepenuhnya pentingnya pendidikan multikultural sehingga hal ini menyebabkan hambatan dan tantangan pada kesadaran multikultural. Peran aktif dan partisipasi lembaga formal ini perlu karena penting untuk mengembangkan nilai-nilai keberagaman pada pendidikan multikultural.
4.Terbatasnya Sumber Daya
Kurangnya buku teks, modul, fasilitas, dan sarana serta prasarana yang mendukung berlangsungnya pembelajaran yang berbasis nilai-nilai keberagaman pada pendidikan multikultural. Pemerintah dan lembaga formal juga harus turut andil dalam bekerjasama dengan sekolah menanamkan nilai-nilai keberagaman terutama bagi siswa sekolah dasar karena pada tahap ini mereka membentuk karakter secara kognitif maupun emosional.

Upaya Mengatasi Hambatan Penerapan Pendidikan Multikultural Di Sekolah Dasar
Hambatan-hambatan yang ada pada penerapan pendidikan multikultural menjadi masalah bagi siswa maupun sekolah terutama dalam pengimplementasian dari adanya nilai-nilai keberagaman pendidikan multikultural di sekolah. Beberapa langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh sekolah untuk dapat menghadapi hambatan penerapan pendidikan multikultural yang ada di sekolah dasar di dalam (Afriliani , Magdalena, Fitri, & Rustini, 2024) adalah sebagai berikut :

1. Memberikan keyakinan kepada siswa tentang pentingnya menghargai perbedaan dalam keragaman.
2. Mengembangkan kurikulum yang inklusif dan mengakui keragaman agar siswa memahami dan menghargai perbedaan.
3. Meningkatkan keterampilan guru dalam mengelola kelas yang beragam serta mengintegrasikan nilai-nilai keberagaman ke dalam mata pelajaran.
4. Menyediakan sumber daya yang memadai, seperti buku teks, materi pembelajaran, dan fasilitas, untuk mendukung penerapan nilai-nilai keberagaman dalam pendidikan multikultural.
5. Meningkatkan kesadaran multikultural melalui partisipasi aktif semua pihak, termasuk orang tua, masyarakat, dan lembaga pendidikan lainnya.
6. Menerapkan metode pembelajaran multikultural untuk memastikan nilai-nilai keberagaman diwujudkan dengan baik.
7. Mengembangkan lingkungan sekolah yang mendukung kegiatan yang menghargai perbedaan budaya dan memperkenalkan nilai-nilai keberagaman dalam budaya yang ada.

Guru selaku fasilitator siswa juga dapat melakukan pendekatan pendekatan pendidikan multikultural yang dapat dikolaborasikan di dalam kurikulum sekolah. Supriatin & Nasution, 2017 di dalam (Kurniawan & Iskandar, 2021) mengemukakan empat pendekatan yang dapat digunakan untuk menyatukan pendidikan multikultural, masuk ke dalam kurikulum maupun pembelajaran yang ada di sekolah.
1.Pendekatan Kontribusi (The Contributions Approach)

"...in this approach, ethnic content is limited primarly to special days, weeks and months related ethnic events and celebrations... when this approach is used, the class studies little or nothing about the etnich group before or after the special event or ocasion"

Tahapan ini adalah tahap awal dalam penerapan pendidikan multikultural. Pada tahap ini, pendidikan multikultural baru sedikit diterapkan dan merupakan langkah pertama dalam kegiatan pembelajaran. Pendekatan kontribusi pada tahap ini meliputi: memasukkan benda-benda budaya, merayakan hari-hari besar, dan mengenalkan pahlawan dari berbagai daerah.

2.Pendekatan Aditif  (The Additive Approach)

"Content , concepts, themes, and perspective are added to curriculum without changing its structure. The additive approach allows the teacher to put ethnic content into curriculum wtihout restructuring it, a process that would take substansial time, effort, training, and rethinking, of the curriculum and its purposes, nature, and goals. The additive approach, can be the first phase in a transformative curriculum and to intergrate in with ethnic content, perspective, and frames of reference"

Pada tahapan kedua ini, materi, konsep, tema, dan perspektif ditambahkan ke dalam kurikulum tanpa mengubah struktur, tujuan, dan karakteristik dasarnya. Dalam pendekatan aditif ini, berbagai sumber tertulis tambahan seperti modul digunakan tanpa mengubah kurikulum yang ada. Oleh karena itu, pendekatan ini disebut sebagai fase awal dalam penerapan pendidikan multikultural karena belum sepenuhnya terintegrasi dengan kurikulum utama di sekolah.

3.Pendekatan Tranformasi  (The Transformation Approach)

"The structure of the curriculum is changed to enable students to view concepts, issues, events and themes from the perspective of diverse ethnic and cultural groups. The transformation approach changes the basic assumptions of the curriculum and enables students to view concepts, issues, themes, and problems from several ethnic perspective and points of view"

Pendekatan transformasi merupakan tahap ketiga dalam penyatuan pendidikan multikultural ke dalam kurikulum. Pendekatan ini berbeda mendasar dari pendekatan sebelumnya, yaitu pendekatan kontribusi dan aditif. Dalam bukunya "Multicultural Education", James Banks menjelaskan bahwa pendekatan transformasi adalah proses akulturasi ganda yang memungkinkan terciptanya rasa saling menghargai dan kebersamaan melalui proses pembelajaran. Konsep akulturasi ganda ini mengarahkan pandangan bahwa peristiwa, etnis, sastra, musik, seni, dan ilmu pengetahuan dari berbagai kelompok budaya saling membentuk sehingga menjadi budaya umum. Budaya kelompok dominan dipandang sebagai bagian dari budaya yang lebih besar secara keseluruhan.

4.Pendekatan Aksi Sosial  (The Social Action Approach)

"Students make decisions on important social issues and take actions to solve them The Social Action Approach includes all the elements of the transformation approach but adds components that require students to make decisions and take actions related to the concept, issue, or problem studied in the unit. Students make decisions on important social issues and take actions to solve them The Social Action Approach includes all the elements of the transformation approach but adds components that require students to make decisions and take actions related to the concept, issue, or problem studied in the unit"

Pendekatan aksi sosial ini merupakan tahap paling penting dalam proses pendidikan multikultural. Output dari integrasi pendidikan multikultural dalam pembelajaran ini bukan hanya transformasi kurikulum semata. Output yang diharapkan dari pendekatan ini adalah sikap multikultural siswa yang tercermin dalam aktivitas atau perilaku sosial mereka. Pendekatan aksi sosial mencakup poin-poin utama dari pendekatan transformasi, tetapi juga menambahkan komponen yang mendorong siswa untuk melakukan tindakan terkait isu, konsep, dan masalah yang dipelajari selama pembelajaran. Akhirnya, siswa akan memperoleh nilai, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial di masyarakat.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pendidikan multikultural di Indonesia sangat penting dalam menanamkan nilai-nilai keberagaman pada siswa sekolah dasar. Indonesia, dengan keberagaman budayanya, menghadapi tantangan besar dalam menjaga persatuan dan kesatuan. Pendidikan multikultural menjadi solusi yang tepat untuk mengatasi keberagaman ini karena mengajarkan siswa untuk menghargai perbedaan sejak dini. Implementasi pendidikan multikultural di sekolah dasar membantu siswa mengembangkan sikap terbuka, toleran, dan saling menghormati. Namun, penerapan pendidikan ini masih menghadapi banyak tantangan, seperti kurangnya integrasi dalam kurikulum, keterampilan guru yang belum memadai, kurangnya kesadaran multikultural, dan keterbatasan sumber daya.

Saran
Saran yang dapat dilakukan untuk sekolah dasar di Indonesia dalam menanamkan nilai-nilai keberagaman adalah dengan melakukan penguatan kurikulum untuk mengembangkan kurikulum yang inklusif dan menyatukan nilai-nilai keberagaman dalam pendidikan multikultural, melakukan pelatihan guru seperti workshop tentang pendidikan multikultural untuk guru dan pendidik lebih memahami materi ataupun konsep dari pendidikan multikultural itu sendiri, serta melakukan evaluasi dan monitoring berkala agar dapat efektivitas dalam penerapan pendidikan multikultural, sehingga dapat memperlihatkan kepada guru, dan orang tua untuk terus memantau sejauh mana siswa atau anak memahami konsep dan melakukan pengimplementasian nilai-nilai keberagaman dalam pendidikan multikultural.


DAFTAR PUSTAKA

Wulandari, T. (2020). Konsep Dan Praksis Pendidikan Multikultural . Yogyakarta : UNY Press.
Fauzi. (2023). Pendidikan Multikultural Sebagai Upaya Menanamkan Nilai-Nilai Keberagaman Dalam Islam Pada Anak Usia Dini. Jurnal On Education, 5544.
Wales, R. (2022). PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI INDONESIA. Nusantara: Jurnal Pendidikan, Seni, Sains dan Sosial Humaniora, 3-4.
Afriliani , M., Magdalena, Fitri, S. N., & Rustini, T. (2024). Analisis Pendidikan Multikultural Pada Siswa Sekolah Dasar Melalui Keragaman Budaya. Journal On Education, 11797-11798.
Aulia, N., & Susanti, A. (2020). PERANAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA JENJANG PENDIDIKAN DASAR. Primary Education Journal (PEJ), 25-30.
Januarti, A., Zakso, A., & Supriadi. (2018). IMPLEMENTASI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI SEKOLAH (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Teluk Keramat). Jurnal Untan, 1-2.
Shabilla, S. P., & Suryarini, D. Y. (2023). PENTINGNYA PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI SEKOLAH DASAR. Jurnal Pendidikan Dasar Flobamorata, 418-420.
Kurniawan, O., & Iskandar, R. (2021). PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI SEKOLAH DASAR: EKSPOLRASI BATIK NUSANTARA BERBASI KEARIFAN LOKAL. JPD : Jurnal Pendidikan Dasar, 176-177.
Ibrahim, R. (2013). PENDIDIKAN MULTIKULTURAL; PENGERTIAN, PRINSIP, DAN RELEVANSINYA DENGAN TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM. Addin , 132-133.
Muhammad, A. (2018). PENDIDIKAN MULTIKULTURAL . Jurnal Pilar : Jurnal Kajian Islam Kontemporer, 25-26.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun