Mohon tunggu...
Muhammad Yahya Hariadi
Muhammad Yahya Hariadi Mohon Tunggu... -

berbagi informasi

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Mencoba Menganalisa Taktik Nilmaizar

7 Agustus 2012   08:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:08 1130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Laga Indonesia melawan Valencia yang berakhir 5-0 untuk kemenangan Valencia di stadion utama gelora bung karno menjadi arena kembalinya pemain-pemain ISL ke timnas. Bambang Pamungkas, Ponaryo Astaman, Firman utina, Ahmad Bustomi, dan Muhammad Ridwan kembali mengenakan garuda di dada setelah sekian lama bermain dalam lumpur ISL. Namun kembalinya pemain senior belum bisa mengembangkan permainan timnas saat melawan Valencia. Memang banyak alasan untuk itu mulai dari lawan yang terlalu kuat, latihan bersama timnas yang hanya sebentar hingga ancaman yang dilontarkan klub asal pemain yang bisa membuat pemain tidak fokus.

Pola 4-4-2 yang menjadi favorit Nilmaizar sejak masih di semen padang memang berjalan efektif jika dimainkan klub asal padang tersebut. Tapi di level timnas, saya rasa pola tersebut kurang begitu cocok dengan materi pemain yang ada. Bermain dengan pola 4-4-2 sebuah tim harus mempunyai  winger  yang punya kecepatan dribble yang bagus dan crossing yang baik meskipun sambil berlari dan itulah yang jadi kelemahan winger timnas. Semen padang punya esteban vizcarra yg punya kemampuan melewati bek lawan dan elie aiboy yang punya crossing bagus. Sedangkan kebanyakan pemain timnas memang punya kecepatan di atas rata-rata tapi hanya saat mengejar umpan terobosan bola daerah. Saat dribble mereka seolah bingung dan kesulitan melewati pemain dan terkadang kalah dalam adu bod charge. okto, andik, m ridwan, ataupun hendra bayauw punya crossing yang bagus tapi tidak saat mereka melakukannya sambil sprint. Jika pola 4-4-2 diterapkan, anda harus punya winger layaknya Antonio Valencia atau Pablo Hernandez meski mereka memainkan bola hanya dengan kaki kanannya.

Dengan pola 4-4-2, 2 gelandang tengah harus bisa punya kemampuan bertahan dan penyerang sama baiknya. Biasanya gelandang yang dimainkan ialah satu gelandang pembagi bola yang biasanya disebut playmaker dan yang satunya bertipe perebut bola yang bisa disebut ball winning midfielder. Firman utina yag bertipe playmaker dan ahmad bustomi sebagai perebut bola masih belum bisa dikatakan sukses menjalankan tugasnya dengan baik. Firman utina kurang bisa menahan bola dan terlalu sering melepaskan umpan jauh yang menipu kawan dan lawan. Bustomi juga sering keluar dari posisinya sehingga meninggalkan lubang di tengah. Jika melawan tim dengan kualitas ball possession yang bagus, pemain timnas akan kesulitan merebut bola dari lawan karena kalah di lini tengah. Jika ditambah 1 orang gelandang lagi bertipe box to box midfielder bisa membantu penyerangan dan pertahanan.

Kelemahan yang paling tampak saat melawan Valencia ialah dua bek sayap yang kurang baik dalam mengawal pemain lawan. Pablo Hernandez dan Pablo piatti sering lepas pengawalan karena terlalu member jarak kepada mereka. Begitu juga saat menyerang. Bek sayap ini terlihat ragu untuk naik ke depan dan kadang terlambat untuk turun ke belakang jika sudah sampai di depan. Untuk bek tengah seharusnya tidak memainkan bek tengah bertipe sama yakni tinggi besar bola udara. Seharusnya memiliki 2 tipe yakni  yang tinggi untuk antisipasi bola udara dan bek yang punya kecepatan dan bisa membaca serangan. Duet wahyu wijiastanto dan Rivelino ardiles boleh dicoba. Zainal haq yg merumput di belgia atau Arthur irawan di espanyol B bisa dipanggil tapi sayangnya saya belum pernah melihat permainan mereka

Formasi 4-5-1 yang bisa berubah jadi 4-3-3 lebih cocok ke timnas. Dengan formasi ini lini tengah bisa berpikir untuk mencari celah pertahanan lawan dengan memainkan ball possession. Tapi jika memainkan pola ini kita butuh striker yang bisa menhan bola lebih lama saat memainkan serangan balik, bisa dribble melewati satu dua peman dan memancing perhatian bek lawan agar menimbulkan celah di pertahanan lawan. Nilmaizar terbiasa punya striker edward wilson junior yang punya kemampuan menahan bola dan bisa melakkukan shooting keras. menurut saya hanya patrich wanggai yang bisa menyamai bahkan melebihi kemampuannya dalam waktu dekat

Saya memang bukan pelatih yang hebat, saya juga kurang bisa bermain sepak bola. Tapi saya sedikit tahu tentang sepak bola dan ini ialah formasi 4-5-1 yang menurut saya cocok buat materi timnas saat ini. Formasi 4-5-1: wahyu tri/aji saka; syaiful indra cahya, wahyu wijiastanto, rivelino ardiles, diego michiels; ahmad bustomi/rasyid bakrie, taufiq, irfan bachdim/slamet nur cahyo, andik vermansyah, okto maniani/yohanes ferinando pahabol; patrich wanggai/titus bonai. Pemain lain yang bagus tapi belum pernah dipanggil ialah Arthur irawan, Stefano lilipaly, joey suk, victor igbonefo dan greg nwokolo. Seandainya mereka bergabung, timnas akan jauh lebih kuat.

Ini ulasan saya tentang taktik Nilmaizar juga saya sertakan formasi yang cocok untuk timnas. bagaimana dengan anda?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun