Mohon tunggu...
Muhammad Rafsan Wiratama
Muhammad Rafsan Wiratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Sarjana PKN UPI

Pejuang - Pemikir || Pemikir - Pejuang #FrontMarhaenis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kampus Mengajar Memberi Solusi di Era Pandemi, Mahasiswa Kembali ke Daerah untuk Mengabdi

25 September 2021   18:33 Diperbarui: 4 Oktober 2023   11:37 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber : Di Olah Oleh Penulis 2021)

Dalam rangka menyukseskan pendidikan nasional, perlu pergerakan secara sinergis dan bantuan dari berbagai pihak yang dibutuhkan Indonesia. Gerakan ini dapat dilakukan oleh siapapun termasuk mahasiswa untuk membantu sekolah, khususnya jenjang Sekolah Dasar (SD). 

Mahasiswa sebagai agent of change dapat berperan aktif dalam proses pembangunan bangsa melalui pengetahuan, ide dan keterampilan yang dimilikinya. 

Program Kampus Mengajar 2021 sebagai bagian dari program Kampus Merdeka hadir sebagai bukti dedikasi kampus melalui mahasiswa dari berbagai latar belakang pendidikan untuk membantu proses belajar mengajar di sekolah, dan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar dan mengembangkan diri melalui aktivitas di luar kelas perkuliahan

Kampus mengajar merupakan implementasi kebijakan Kampus Merdeka yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Mendikbud Ristek RI), Nadiem Makarim. Dalam program ini, dilibatkan seluruh mahasiswa setiap kampus dengan latar pendidikan yang berbeda-beda. 

Bahkan, ada yang dari jurusan non kependidikan, seperti teknik, ekonomi, dan hukum untuk membantu proses belajar mengajar di sekolah, khususnya pada jenjang sekolah dasar (SD) yang berakreditasi C atau berada di daerah 3T (Tertinggal, Terpencil, Terluar)..

Program Kampus Mengajar Angkatan 1 bekerjasama dengan LPDP dan perguruan tinggi diseluruh Indoneisa salah satunya Universitas Pendidikan Indonesia. Bersama 15.000 mahasiswa lainnya Muhammad Rafsan Wiratama, putra daerah Bekasi yang merupakan mahasiswa Universitas Pendidikan Indoneisa yang juga salah satu mahasiswa yang berkesempatan mengikuti program Kampus Mengajar Angkatan 1 untuk mengabdi, berkontribusi dan berkolaborasi dengan pihak sekolah untuk meningkatkan pembelajaran literasi, numerasi, administrasi, dan teknologi sekolah.

Dengan mengutip dari Sukardi, J.S., dan Rohman, A. (2009). dalam bukunya Sosiologi: Kelas X untuk SMA / MA, bahwasannya nilai sosial bersumber dari 3 Hal yaitu : Tuhan, Masyarakat, Individu. Sumber pertama Nilai yang berasal dari tuhan ini diketahui melalui ajaran agama yang tertulis atau tertera di dalam kitab suci, dalam konteks kampus mengajar kali coba kita tarik nilai tersebut yang bersumber dari perintah ajaran Agama berikut :

إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ

Artinya: “Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri” (QS. Al-Isra:7).

Memberikan manfaat kepada orang lain sesungguhnya adalah upaya agar hati kita bahagia. Memang tidak bisa digambarkan, akan tetapi sungguh kebahagiaan itu akan terasa manakala seseorang bisa memberi manfaat untuk orang lain.

Adapun kalau kita ingin bermanfaat, maka kita harus "memiliki sesuatu" yang bermanfaat dan "memberikan sesuatu" kepada orang lain. Tidaklah berguna memilikinya saja jika tidak memberikan manfaat kepada orang lain. Jika kita tarik dari ayat tersebut tentunya program kampus mengajar memiliki kebermanfaatan bagi publik, seperti ilmu yang didapat oleh Mahasiswa di perkuliah lalu diimplementasikan dalam masyarakat.

 Sementara itu sumber dari masyarakat nya kita bisa lihat bahwasannya program kampus mengajar yang dicetuskan oleh pemerintah merupakan hasil daripada observasi yang menjadi kebutuhan masyarakat yang berada dalam lingkungan pendidikan yang kurang memadai atau bahkan tertinggal. Selanjut nya Individu yang dianggap sebagai sumber nilai sosial dalam konteks kampus mengajar yaitu mahasiswa yang diharapkan membawa ide-ide kreatif nya yang bisa menunjang moda pembelajaran di sekolah-sekolah sekaligus bagian daripada implementasi daripada Tiga fungsi mahasiswa, yaitu sebagai :Agent of Change, Social Control, dan juga Iron Stock.

 Merujuk pada tulisan Bastari (2021), Sejatinya mahasiswa  kampus  mengajar bertujuan  melatih  peserta  didik  agar  dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan penuh tanggung jawab. Suasana yang merdeka, bebas dari tekanan atau paksaan merupakan syarat adanya belajar mandiri. Dalam suasana merdeka itu  akan  muncul  motivasi,  rasa  ingin  tahu,  berani,  aktif,  percaya  diri,  dan  tidak  takut  salah. Aktivitas  selanjutnya  adalah  akan  mencari  tahu,  memilih,  menemukan,  menganalisa,  dan memecahkan   masalah   sendiri. Pernyataan tersebut tentunya relevan dengan realitas yang ada dilapangan. Hal ini tergambarkan ditengah situasi Covid-19 dan di tengah keterbatasan kondisi sekolah para Mahasiswa tersebut diharapkan mampu menganalisa, serta menjadi mediator antar pihak sekolah dan juga dinas pendidikan di daerah. Tak hanya itu, Mahasiswa diharapkan mampu menopang kegiatan belajar dan mengajar dengan ilmu-ilmu yang mereka dapat di bangku perkuliahan yang sejatinya jadi ajang implementasi ilmu perkuliahan ke ranah tataran publik.

Selanjut nya Program ini terbagi menjadi tiga alur, prapenugasan, penugasan, dan akhir penugasan. Pada saat prapenugasan, Kami diberikan pembekalan selama 6 hari, mulai 15 hingga 20 Maret 2021. Kemudian, koordinasi dengan dinas pendidikan setempat dan koordinasi dengan sekolah mitra dilaksanakan pada 22 Maret 2021. 

Masa penugasan diselenggarakan mulai 22 Maret hingga 26 Juni 2021. Selama penugasan, Heikal dan mahasiswa lainnya diberikan rambu-rambu kegiatan kampus mengajar selama di sekolah, di antaranya 1) aktivitas mahasiswa lebih bersifat penguatan kompetensi peserta didik dan penumbuhan budaya mutu, 2) aktivitas pembelajaran tidak menggantikan peran guru, namun melengkapi dan memperkaya materi dan strategi pembelajaran bagi siswa, 3) aktivitas mahasiswa ditujukan untuk menginisiasi dan membangun komunitas belajar (community development) di sekolah mitra.

(Sumber : Di Olah Oleh Penulis 2021)
(Sumber : Di Olah Oleh Penulis 2021)

Di sekolah mitra tempat saya bertugas Hanya terdapat 2 Mahasiswa saja yaitu Muhammad Rafsan Wiratama (saya) dari Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia bersama 1 mahasiswa dari universitas dan jurusan yang berbeda, yaitu Putri Fatimatuzzahro dari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Singaperbangsa Karawang

Rafsan bersama satu mahasiswi Putri Fatimatuzzahro lainnya ditempatkan di SDN Banjarsari 01  yang berlokasi di Jl. Raya Kosambi, Sukatani, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Proses pembelajaran di SDN Banjarsari 01 dilakukan secara luring dengan protokol kesehatan yang ketat, 1 jam pelajaran setiap harinya dilakukan selama 60 menit, hal ini menimbang penyebaran Covid-19 di Kabupaten Bekasi pada saat bertuga bisa terbilang cukup tinggi.

Kegiatan Kampus Mengajar ini sangat bermanfaat sekali untuk kita semua terkhusus untuk sekolah-sekolah yang mana di saat pandemi ini mengalami kesulitan dalam pembelajaran daring maupun luring, maka disinilah Kampus Mengajar Hadir membantu memberikan solusi bagi bumi pertiwi yang sedang kesusahan. Selain itu Kampus Mengajar sendiri merupakan sebagai sarana mengaktualisasikan nilai-nilainya selama perkuliahan agar berguna kembali di Masyarakat yang biasa disebut juga sebagai Agent Of Change.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun