M. VIKY ANDESTA
Teknologi Pengolahan Sawit
Institut Teknologi Sain Bandung
Muhammadviky01122034@gmail.com
Peran BPDPKS dalam Mencapai Target Net Zero Emission dan Kontribusinya pada Penerimaan Negara
Target net zero emission (nol emisi bersih) telah menjadi agenda utama berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia, dalam rangka mengatasi perubahan iklim. Komitmen ini juga didukung oleh upaya pemerintah melalui berbagai kebijakan dan lembaga terkait. Salah satu lembaga yang memiliki peran penting dalam mewujudkan target tersebut adalah Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Melalui berbagai program dan kebijakan, BPDPKS berupaya mengurangi emisi gas rumah kaca dari industri kelapa sawit sekaligus memberikan kontribusi signifikan terhadap penerimaan negara. Artikel ini akan membahas peran BPDPKS dalam mencapai target net zero emission serta kontribusinya terhadap perekonomian nasional.
Peran BPDPKS dalam Mendukung Net Zero Emission
Sebagai lembaga yang bertugas mengelola dana hasil pungutan dari ekspor produk kelapa sawit, BPDPKS memainkan peran strategis dalam mendukung industri kelapa sawit yang berkelanjutan. Ada beberapa cara yang dilakukan oleh BPDPKS untuk membantu Indonesia mencapai target net zero emission, antara lain:
- Pengembangan Biodiesel Berbasis SawitÂ
Salah satu langkah konkret yang diambil BPDPKS dalam mendukung net zero emission adalah dengan mendorong penggunaan biodiesel berbasis kelapa sawit sebagai bahan bakar alternatif. Biodiesel merupakan bahan bakar nabati yang lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar fosil karena emisi karbon yang dihasilkan lebih rendah. Program mandatori biodiesel yang terus ditingkatkan, seperti B30 (campuran 30% biodiesel dan 70% solar), merupakan wujud nyata dari komitmen BPDPKS dalam mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan menurunkan emisi gas rumah kaca.
- Dukungan Riset dan Pengembangan Teknologi Berkelanjutan
BPDPKS juga mendukung berbagai riset dan pengembangan teknologi yang berfokus pada peningkatan efisiensi dan keberlanjutan sektor kelapa sawit. Dukungan ini mencakup penelitian untuk meningkatkan produktivitas tanaman sawit, mengurangi limbah produksi, serta menemukan teknologi baru yang dapat menekan emisi. Pengembangan teknologi pengolahan limbah sawit menjadi biogas atau energi terbarukan lainnya adalah salah satu contohnya. Hal ini sejalan dengan prinsip circular economy, di mana limbah dari satu proses produksi dapat dimanfaatkan kembali sebagai sumber energi, sehingga dapat mengurangi emisi secara signifikan.
- Sertifikasi ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil)
BPDPKS turut mendukung penerapan sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) yang bertujuan untuk memastikan bahwa produksi kelapa sawit di Indonesia memenuhi standar keberlanjutan. Melalui ISPO, petani dan perusahaan diwajibkan mematuhi praktik-praktik yang ramah lingkungan, seperti perlindungan hutan, konservasi keanekaragaman hayati, dan pengelolaan limbah yang lebih baik. Sertifikasi ini tidak hanya mendukung target net zero emission tetapi juga memperbaiki citra industri kelapa sawit Indonesia di pasar global.
- Rehabilitasi dan Replanting Sawit Rakyat
Program peremajaan kebun sawit rakyat (replanting) yang didukung oleh BPDPKS bertujuan untuk meningkatkan produktivitas lahan dan mengurangi pembukaan lahan baru yang berpotensi menyebabkan deforestasi. Dengan meningkatkan produktivitas melalui penanaman varietas unggul dan pemanfaatan teknologi terkini, BPDPKS berusaha untuk menekan laju deforestasi dan menjaga kelestarian lingkungan. Ini merupakan langkah penting dalam mencapai target nol emisi.
Kontribusi BPDPKS pada Penerimaan Negara
Selain berperan dalam upaya pengurangan emisi, BPDPKS juga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penerimaan negara. Dana yang dikelola oleh BPDPKS berasal dari pungutan ekspor produk kelapa sawit dan turunannya. Dana ini kemudian dimanfaatkan untuk berbagai keperluan yang mendukung pengembangan sektor kelapa sawit serta upaya keberlanjutan lingkungan. Berikut beberapa kontribusi BPDPKS pada penerimaan negara:
- Dukungan terhadap Program Mandatori Biodiesel
Melalui subsidi yang diberikan pada program biodiesel, BPDPKS mampu menstabilkan harga minyak sawit mentah (CPO) di pasar domestik. Program ini tidak hanya berdampak positif pada sektor energi dengan mengurangi impor bahan bakar fosil, tetapi juga meningkatkan penerimaan negara melalui pajak dan pungutan ekspor produk sawit. Peningkatan konsumsi biodiesel dalam negeri mendorong kenaikan harga CPO global, yang pada akhirnya meningkatkan nilai ekspor dan devisa negara.
- Peningkatan Kesejahteraan Petani
Dengan mendukung program peremajaan kebun sawit rakyat, BPDPKS turut berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan petani dan masyarakat di sekitar perkebunan sawit. Kesejahteraan petani yang meningkat akan berdampak pada peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat, yang pada gilirannya meningkatkan penerimaan pajak dari sektor konsumsi dan pendapatan. Ini juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, terutama di daerah sentra produksi kelapa sawit.
- Pengembangan Industri Hilir
BPDPKS mendukung diversifikasi produk turunan kelapa sawit, seperti oleokimia dan bioplastik, yang bernilai tambah tinggi. Pengembangan industri hilir ini tidak hanya membuka lapangan kerja baru tetapi juga meningkatkan penerimaan negara melalui ekspor produk bernilai tambah. Selain itu, industri hilir juga dapat mengurangi ketergantungan Indonesia pada ekspor bahan mentah, sehingga memperkuat struktur perekonomian nasional.
Tantangan dan Rekomendasi
Meskipun BPDPKS telah berperan penting dalam mendukung target net zero emission dan kontribusi pada penerimaan negara, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi. Tantangan tersebut meliputi fluktuasi harga CPO, persepsi negatif terhadap industri kelapa sawit, dan keterbatasan teknologi dalam pengolahan limbah. Oleh karena itu, beberapa rekomendasi yang dapat dipertimbangkan adalah:
- Peningkatan Kerja Sama Internasional
Kerja sama dengan negara-negara lain, terutama dalam riset dan pengembangan teknologi, dapat mempercepat upaya Indonesia dalam mencapai target nol emisi. Selain itu, promosi dan edukasi mengenai keberlanjutan industri sawit perlu terus ditingkatkan untuk memperbaiki citra kelapa sawit Indonesia di pasar global.
- Diversifikasi Sumber Pendapatan
BPDPKS perlu mengembangkan strategi diversifikasi sumber pendapatan selain dari pungutan ekspor, misalnya dengan investasi di sektor energi terbarukan atau ekowisata. Hal ini dapat mengurangi ketergantungan pada harga CPO yang fluktuatif.
- Peningkatan Inovasi Teknologi
Pengembangan teknologi yang lebih efisien dan ramah lingkungan dalam proses produksi kelapa sawit, seperti teknologi pemanenan otomatis dan pengolahan limbah, perlu terus didorong. Dengan demikian, emisi gas rumah kaca dapat ditekan lebih lanjut.
Kesimpulan
BPDPKS memiliki peran penting dalam mendukung Indonesia mencapai target net zero emission melalui berbagai program, mulai dari pengembangan biodiesel, sertifikasi ISPO, hingga replanting sawit rakyat. Selain itu, kontribusinya terhadap penerimaan negara juga signifikan, baik melalui dukungan pada program biodiesel, peningkatan kesejahteraan petani, maupun pengembangan industri hilir. Meskipun tantangan tetap ada, dengan kolaborasi yang kuat dan inovasi berkelanjutan, BPDPKS dapat terus berkontribusi secara positif dalam mencapai visi Indonesia yang berkelanjutan dan berdaya saing global.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H