Setiap manusia pasti menginginkan dan membutuhkan kebahagiaan. Dalam hal ini manusia sering kali merasa ingin rasa bahagia itu datang terus menerus tanpa berpikir rasional bahwa kebahagiaan itu sebenarnya dijemput, tidak datang sendirinya seperti hujan. Hujan pun datang karena penguapan yg terjadi di laut, sungai, maupun danau dan melewati proses yang begitu panjang. Begitu pula dengan kebahagiaan, ia melewati banyak proses atau bahkan proses itulah yang membuat kita bahagia.
Banyak yang mengira kebahagiaan adalah suatu keadaan ketika kita mendapatkan sesuatu atau meraih sesuatu. Namun, kebahagiaan yang sesungguhnya adalah suatu keadaan pikiran dan perasaan yang ditandai dengan rasa bersyukur atau kecukupan hingga kesenangan, cinta, atau kegembiraan yang cukup intens.
Menurut pandangan Imam al-Ghazali, seperti yang dikutip Buya Hamka dalam bukunya, Tasauf Modern, mengungkapkan, "Bahagia dan kelezatan yang sejati ialah bilamana dapat mengingat Allah,bukanlah kebahagiaan itu pada pengumpul harta benda, tetapi takwa akan Allah itulah bahagia."
Jika kita ulas lebih lanjut, kebahagiaan dapat terbagi menjadi dua yaitu kebahagiaan saat ini(masa sekarang) dan kebahagiaan di masa depan.
Kebahagiaan saat ini atau masa sekarang dalam artian terjadi pada masa remaja, banyak remaja sekarang lebih mementingkan kebahagiaan saat ini daripada kebahagiaan di masa depan. Contoh yang sering terjadi seperti menghabiskan waktu hanya untuk membuka sosial media tanpa tujuan yang jelas bahkan untuk hal negatif, ada juga yang menghabiskan waktu untuk menjalin hubungan cinta "berpacaran" yang kurang jelas tujuannya bahkan hampir tidak ada manfaatnya dan tanpa mereka sadari itu mengarahkan mereka ke hal negatif.
Beberapa dari mereka memberi argumen bahwa jika tidak "berpacaran" maka tidak akan mendapatkan pengalaman atau referensi untuk menjalani hubungan yang lebih serius yaitu ke ranah pernikahan, padahal banyak sekali referensi yang bisa mereka rasakan tanpa menjalani hubungan "berpacaran" yaitu dengan membaca buku, menonton film dengan genre yang berkaitan untuk menambah referensi, atau bisa juga di sosial media dengan mengikuti influencer atau publik figure yang ahli dan fokus dalam bidang tersebut.
Bahkan ada yang merelakan masa depannya hanya demi kenikmatan sesaat(pergaulan bebas), banyak orang memilih hubungan "berpacaran" dengan dalih memberikan rasa aman dari orang lain tapi ia malah merusaknya sehingga mengakibatkan hilangnya harga diri seseorang.
Kebahagiaan masa sekarang tidak hanya mengenai hal-hal negatif. Tapi, juga ada hal positifnya yaitu seperti memperdalam passion, belajar mencintai diri sendiri, mencari tahu kekurangan dan kelebihan diri sendiri, memperdalam ilmu pengetahuan, bertakwa, berkontribusi untuk masyarakat sekitar atau sekedar berpendapat & memberi solusi mengenai suatu hal.
Tentu tidak mudah untuk melakukan hal positif tersebut, bahkan tidak sedikit orang yang menentang hal-hal positif yang kita lakukan. Contohnya jika kita hanya sekedar mengutarakan pendapat tentang buruknya penanganan korupsi di suatu negeri atau tentang minimnya hak warga negara yang kurang dipenuhi oleh pemerintah, tentunya tidak sedikit orang akan menentang pendapat tersebut atau justru pemerintahan negara tersebut yang menentangnya. Bahkan jika kita berkarya atau sekedar melakukan hal yang kita suka, akan ada orang yang membenci kita ketika melakukan hal itu.
Karena kita tidak bisa selalu memikirkan apa kata orang setelah kita melakukan sesuatu atau berkarya, jika kita terus-menerus memikirkan hal tersebut maka kita tidak akan bisa memulai dan menghasilkan sesuatu.
"Kita tidak bisa mengontrol pikiran,perasaan,dan mulut orang lain.Tapi,kita bisa mengontrol mulut dan pikiran kita sendiri."
Selanjutnya kita bahas mengenai kebahagiaan di masa depan, yaitu kebahagiaan meraih impian yang di impikan sejak dulu atau yang telah direncanakan.
Banyak dari mereka yang menginginkan kebahagiaan di masa depan dengan merelakan kebahagiaan di masa sekarang, berjuang dengan niat sepenuh hati dan usaha demi mendapatkan kebahagiaan di masa depan dan juga berdoa.
Dalam hal ini kebahagiaan di masa depan memang memerlukan hal seperti itu, namun kita tidak boleh melakukannya terlalu berlebihan untuk meraih itu.
Jika kita tidak bahagia di masa sekarang maka kelak kita akan sulit meraih kebahagiaan di masa depan. Maka dari itu keduanya harus saling terpenuhi, terutama kebahagiaan di masa sekarang dalam artian bahagia terhadap sesuatu yang positif, tidak berlebihan dalam men-targetkan sesuatu. Pada saat melakukannya harus dengan pola pikir yang positif, jiwa yang sehat, dan juga tindakan yang positif jadi kemungkinan kita akan mendapatkan hasil yang positif juga. Terutama mengenai sudut pandang kita terhadap sesuatu, hal ini sangat penting karena di setiap masalah tidak selamanya terdapat hal negatif, tapi juga terdapat hal positif jika kita mengubah sudut pandang kita.
Maka dari itu kita harus sadar akan apa yang kita lakukan di masa sekarang, karena kelak di masa depan pasti akan berdampak besar. Bijaklah dalam melakukan sesuatu, jangan utamakan ego. Tapi, utamakanlah hati dan pikiran. Kita harus selalu berpikiran positif akan suatu hal, jangan menilai sesuatu itu buruk hanya karena satu hal yang membuat sesuatu itu buruk. Dan hargailah sesuatu bukan karena sesuatu itu menghargaimu tapi karena semuanya butuh dihargai.
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H