Mohon tunggu...
Muhammad ubaid
Muhammad ubaid Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Saya suka berolahraga seperti voli, futsal, dan sepak bola serta aktif berorganisasi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

UKT Mahasiswa Semakin Tinggi, Kiamat untuk Masa Depan

20 Juni 2024   00:40 Diperbarui: 20 Juni 2024   00:44 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Kenaikan UKT sering kali dianggap sebagai beban tambahan yang memeberatkan, terutama bagi mereka yang berasal dari keluarga dengan kemampuan ekonomi terbatas. Kenaikan ini bisa menjadi penghalang bagi akses pendidikan tinggi, yang seharusnya dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat tanpa diskriminasi ekonomi. Dalam PERMENDIKBUD Nomor 25 Tahun 2020 Pasal 7 Ayat 5 yang berbunyi " Penetapan kelompok besaran UKT dan Mahasiswa  sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) dilakukan dengan mempertimbangkan kemampuan ekonomi". Dalam hal ini, Mahasiswa juga mungkin merasa bahwa kenaikan UKT terkhusus di kampus kita ini tidak sebanding dengan peningkatan fasilitas atau kualitas penididikan yang diterima.

Secara jangka panjang, kenaikan UKT yang berkelanjutan tanpa diimbangi dengan peningkatan fasilitas dan kualitas pendidikan mungkin bisa menurunkan daya terik universitas dan mungkin juga dapat memepengaruhi reputasinya. Para pemegang kuasa Universitas harusnya memastikan bahwa setiap kenaikan UKT harus diikuti dengan peningkatan nyata dalam fasilitas, kualitas pengajaran, dan layanan mahasiswa.

Menaikkan UKT bukanlah solusi yang adil dan berkelanjutan untuk masalah keuangan universitas. Sebaliknya, para pejabat kampus harusnya mencari alternatif pendanaan yang tidak memberatkan mahasiswa. Transparansi, akuntabilitas, dan inovasi dalam pengelolaan keuangan universitas sangat penting untuk memastika  bahwa pendidikan tetap dapat diakses oleh semua orang tanpa diskriminasi ekonomi. Mahasiswa adalah aset masa depan bangsa, dan mereka harus didukung, bukan dibebani

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun