Mohon tunggu...
Muhammad Tri Putra Agustino
Muhammad Tri Putra Agustino Mohon Tunggu... Penulis - SEO Content Writer

Penulis SEO dengan pengalaman 3 tahun, mampu meneliti, menulis, dan mengedit artikel agar menjadi artikel yang SEO-friendly. Mengutamakan dan menjaga kualitas agar artikel nyaman dibaca. Memiliki minat pada games dan musik di hampir setiap genre.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Menghadapi Cuaca Ekstrem di Indonesia: Kesiapsiagaan Masyarakat dan Kebijakan Pemerintah

6 November 2024   06:55 Diperbarui: 6 November 2024   07:00 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cuaca ekstrem semakin sering terjadi di Indonesia, memengaruhi jutaan orang di berbagai daerah. Fenomena ini tidak hanya terjadi di musim penghujan atau kemarau panjang, tetapi juga kerap disertai bencana alam seperti banjir, angin kencang, dan tanah longsor. 

Perubahan iklim global, pemanasan suhu udara, serta kerusakan lingkungan adalah beberapa penyebab meningkatnya frekuensi cuaca ekstrem ini.

Masyarakat perlu memahami ancaman ini dan menyiapkan diri dengan langkah-langkah preventif untuk mengurangi dampaknya. Mari kita lihat lebih dalam mengenai dampak cuaca ekstrem, kesiapsiagaan pemerintah, hingga peran masyarakat dalam menghadapinya.

Dampak Cuaca Ekstrem bagi Masyarakat

Kerugian Ekonomi

Cuaca ekstrem memiliki dampak ekonomi yang besar. Banjir yang melanda area perkotaan, misalnya, bisa menyebabkan kerusakan pada rumah, kendaraan, dan tempat usaha. 

Kerusakan ini memaksa masyarakat mengeluarkan biaya ekstra untuk perbaikan atau relokasi sementara, serta menghambat roda ekonomi yang mengandalkan transportasi lancar dan infrastruktur yang aman.

Kesehatan dan Keamanan

Dampak cuaca ekstrem terhadap kesehatan masyarakat juga tidak bisa diabaikan. Ketika banjir terjadi, air yang tergenang dapat menjadi tempat berkembang biaknya berbagai penyakit, seperti demam berdarah dan infeksi saluran pernapasan. 

Selain itu, suhu ekstrem juga dapat memicu penyakit kulit, dehidrasi, dan kelelahan berlebihan.

Disrupsi Kehidupan Sosial

Selain masalah ekonomi dan kesehatan, cuaca ekstrem juga mengganggu aktivitas sosial. Banyak keluarga yang harus mengungsi ke tempat yang lebih aman dan meninggalkan rumah serta pekerjaan mereka. 

Situasi ini juga menyebabkan stres psikologis, terutama bagi anak-anak dan lansia yang rentan.

Upaya Mitigasi dan Kesiapsiagaan oleh Pemerintah

Pemerintah Indonesia telah memprioritaskan pembangunan infrastruktur tahan bencana, seperti tanggul penahan banjir dan waduk untuk pengendalian air. 

Di Jakarta, misalnya, pemerintah bekerja sama dengan berbagai lembaga untuk membangun sistem drainase yang lebih baik dan memperkuat sungai-sungai yang rawan meluap.

BMKG telah mengembangkan sistem peringatan dini untuk memantau kondisi cuaca dan memberi peringatan kepada masyarakat saat potensi bencana terdeteksi. 

Masyarakat kini dapat menerima informasi peringatan melalui aplikasi atau media sosial, sehingga mereka dapat mengambil langkah-langkah pencegahan lebih awal.

Pemerintah telah menerbitkan beberapa kebijakan terkait kesiapsiagaan menghadapi bencana alam, seperti regulasi zonasi lahan. 

Beberapa daerah yang sering terdampak banjir kini memiliki kebijakan larangan mendirikan bangunan di dekat aliran sungai dan area rawan bencana.

Peran Masyarakat dalam Kesiapsiagaan Menghadapi Cuaca Ekstrem

Kesiapan Individu dan Rumah Tangga

Setiap individu dan rumah tangga memiliki peran penting dalam menghadapi cuaca ekstrem. Mempersiapkan stok bahan pangan, alat darurat, dan memastikan akses ke sumber informasi adalah langkah sederhana yang bisa diambil. 

Penting juga untuk menjaga dokumen penting di tempat aman atau dalam wadah tahan air jika sewaktu-waktu harus dievakuasi.

Kepedulian terhadap Lingkungan

Masyarakat perlu berperan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan, seperti membersihkan saluran air untuk mencegah banjir dan melakukan penanaman pohon. 

Melalui aksi-aksi sederhana, seperti memilah sampah dan mengurangi penggunaan plastik, masyarakat juga membantu menjaga lingkungan dari pencemaran yang memperburuk kondisi cuaca ekstrem.

Peran Komunitas dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

Komunitas dan LSM juga memiliki peran signifikan dalam edukasi kesiapsiagaan. Mereka dapat mengadakan pelatihan atau simulasi bencana di sekolah-sekolah, yang membantu masyarakat memahami tindakan darurat saat menghadapi cuaca ekstrem. 

Kolaborasi ini semakin memperkuat ketahanan komunitas dalam menghadapi ancaman bencana.

Cuaca ekstrem adalah ancaman nyata yang memengaruhi kesejahteraan masyarakat di Indonesia. Dengan meningkatkan kesiapsiagaan, baik melalui dukungan pemerintah, peran komunitas, maupun aksi individu, kita dapat meminimalkan dampak negatifnya. 

Mari bersama-sama berkontribusi dalam menciptakan masa depan yang lebih aman dan lestari, di mana kita siap menghadapi segala tantangan cuaca yang ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun