Itulah yang membuat saya sangat bahagia; sebab hanya bermodal senyum ramah dan pose sok gaya, saya memperoleh tanda persahabatan dari seorang penulis dan motivator hebat. Ternyata persahabatan itu begitu sederhana; hanya butuh senyum ramah dan jabat tangan iklas.
Semalam suntuk hingga tadi pagi saya telah baca buku itu. Dan kesimpulannya: Buku Ini BURUK!
Yup Buruk! Kenapa BURUK? Sebab gara-gara buku ini saya dibuat sadar, bahwa klaim sepihak bahwa saya seorang komunikator andal ternyata bualan semata. Buku ini telah membuka mata dan kesadaran saya, bahwa saya rupanya masih jauh dari kriteria komunikator andal.
Dalam bukunya itu Bang Muslish menyebutkan kriteria seorang Komunikator disebut Andal bila punya: Karakter Positif, Wawasan, Teknik Komunikasi dan Penampilan. Nah, setelah menekuni penjelasannya itu, saya putuskan untuk meralat klaim saya. Jika ditamsilkan, kemampuan komunikasi saya ternyata masih selevel penjual obat di pasar, atau mungkin di bawah.
Jika anda mengidap sindrom yang sama seperti saya: Sama-sama sok sebagai Komunikator Andal, sebaiknya bacalah buku ini. Maka anda akan insyaf seperti saya!!
Buku ini sangat menarik sebenarnya, hanya yang tak menarik, karena saya perolehnya dengan gratis. Suatu waktu saya berharap dapat membalas kebaikan Bang Muchlis yang telah membuat saya tersadar ini. Terima kasih Bang Ulish alias Muchlis Anwar. Great Job!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H