Berwisata ke salah satu tempat bersejarah merupakan hal yang sangat menyenangkan, terutama bagi orang tua yang sedang berlibur bersama anak-anaknya hal ini merupakan liburan yang komplit. Tidak hanya bersenang senang namun juga sekaligus mengedukasi tentang sejarah. Klenteng SamÂ
Poo Kong merupakan destinasi wisata terfavorit di Semarang. Rasanya seperti kurang jika pergi ke Semarang tanpa mengunjungi Klenteng Sam Poo Kong. Suasana yang tercipta di area ini seakan membawa kita berlibur ke China.Â
Jumlah kunjungan wisatawan ke Kelenteng Sam Poo Kong biasanya akan meningkat bersamaan dilangsungkannya acara-acara khusus, seperti Tahun Baru China, dan upacara mohon berkah setiap malam Jumat Kliwon dan Selasa Kliwon. Ada juga upacara menyambut Hari Ulang Tahun kedatangan armada pimpinan Laksamana Zheng He atau Sam Poo Tay Djien atau juga Sam Poo Kong.
Pada saat perayaan Imlek 2020 ribuan pengunjung memadati komplek Klenteng Sam Poo Kong, selain berwisata, pengunjung ingin melihat perayaan imlek yang digelar di salah satu destinasi wisata unggulan Kota Semarang tersebut. Berbagai penampilan disuguhkan untuk menghibur pengunjung seperti pertunjukan Barongsai, Reog, Drumblek, Barongan, Tari-tarian, Jathilan, Live music, hingga puluhan bazar kuliner.Â
Kegiatan perayaan Imlek ini juga dihadiri langsung oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo bersama forkompimda, bahkan Ganjar Pranowo sempat memainkan Barongsai dan membuat ribuan warga kaget dan terhibur dengan polahnya memainkan kesenian khas negri tirai bambo.
Tidak hanya sebagai tempat wisata sekaligus tempat belajar sejarah. Klenteng Sam Poo Kong juga digunakan sebagai tempat beribadah bagi para penganut agama Konghucu dan Taoisme yang menganggap Laksamana Cheng Ho sebagai dewa, sebagaimana meskipun Lasksamana Cheng Ho adalah seorang muslim, namun hal ini dapat dimaklumi karena bagi agama Konghucu dan Taoisme orang yang sudah meninggal dapat memberikan pertolongan bagi mereka.
Tempat ini dapat dijangkau dengan berbagai transportasi, seperti motor, mobil, dan bus. Jarak Klenteng Sam Poo Kong dari kota Semarang sekitar 5,3 km yang dapat ditempuh selama 13 menit jika menggunakan motor, 18 menit menggunakan mobil maupun transportasi umum seperti bus.Â
Untuk tarif parkir roda dua adalah Rp 2000, roda empat Rp 3000, dan roda 6 atau lebih 15.000. Untuk tiket masuk Klenteng Samp Poo Kong dibedakan antara dewasa dan anak anak, hari Senin-Jumat dan Weekend serta bagi wisatawan mancanegara. Karena tak heran jika pada hari libur pengunjung Klenteng Sam Poo Kong meningkat drastis.Â
Bangunan kelenteng Sam Poo Kong mempunyai nilai arsitektur yang tinggi dan indah, perpaduan arsitektur Cina, beragam kepercayaan seperti fengshui, ajaran Islam, Budha, Hindu, serta penyesuaiannya dengan iklim setempat. Selain itu terdapat nilai sejarah yang mendalam, terdapat adanya interaksi antara berbagai budaya dan bangsa.
Di dalamnya terdapat percampuran antara agama Kong Hu Cu, Budha, Islam, Hindu Kepercayaan Tionghoa, serta budaya Jawa Tengah. Adanya berbagai pengaruh tersebutmenarik untuk dipelajari sebagai suatu nilai yang harmonis dan memiliki sejarah.Â
Bangunan Klenteng Sam Poo Kong sendiri terdapat 6 bagian antara lain, Tempat pemujaan Kelenteng Besar, Pintu Gerbang Selatan, Panggung untuk tempat pertunjukan, Tempat Pemujaan Kyai Juru Mudi, Tempat pemujaan Tho Tee Kong, dan Tempat pemujaan Kyai Djangkar. dan terdapat empat klenteng yaitu adalah Klenteng Dewa Bumi, Klenteng Juru Mudi, Klenteng Sam Poo Tay Djien, dan Klenteng Kyai Jangkar.Â
Bangunan ini dari klenteng ini adalah Goa Batu, Goa Batu dipercaya sebagai tempat pertama dan markas Laksama Cheng Ho beserta anak buahnya ketika berkunjung ke pulau jawa pada tahun 1400-an, kemudian dibangun kembali oleh masyarakat setempat sebagai penghormatan terhadap Laksamana Cheng Ho, di dalam Goa tersebut terdapat patung Laksamana Cheng Ho yang berlapis emas, dan ruangan tersebut digunakan untuk sembahyang memohon doa restu keselamatan, kesehatan, dan rejeki.
Klenteng Sam Poo Kong merupakan bangunan cagar budaya, keberadaan Klenteng ini berpengaruh besar bagi kota Semarang. Hal ini membuat para wisatawan semakin tertarik untuk mengetahui lebih dalam mengenai Klenteng Sam Poo Kong ini.
 Jadi wisatawan yang datang berkunjung ke Klenteng Sam Poo Kong ini tidak hanya bertujuan untuk jalan jalan namun juga sekaligus belajar mengenai sejarah.
Bangunan Kelenteng Sam Poo Kong ini sudah ada sejak 600 tahun yang lalu, namun dahulu keadaan bangunan ini tidak seperti sekarang. Berawal dari sebuah gua alami tempat pemujaan Sam Poo Kong, kemudian berkembang menjadi kelenteng-kelenteng pemujaan dewa lainnya yang dipuja oleh masyarakat sekitar.
Perkembangan tersebut berlangsung terus menerus, sampai pada tahun 2002 terjadi revitalisasi kawasan Kelenteng Sam Poo Kong. Bangunan yang di renovasi adalah bangunan utama (Klenteng utama), goa pemujaan, klenteng kyai juru Mudi, dan Dewa Bumi, bangunanKyai Nyai Tumpeng dan Kyai Tjundrik Bumi, serta Kyai Jangkar masih belum mengalami renovasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H