Mohon tunggu...
Muhammad Tegar
Muhammad Tegar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Program Studi: Sarjana Sistem Informasi | Jurusan: Sistem Informasi | Fakultas: Ilmu Komputer | NIM: 41823010080 | Universitas Mercu Buana | Dosen: Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kebatinan Ki Ageng Suryomentaram Pada Upaya Pencegahan Korupsi dan Transformasi Memimpin Diri Sendiri

29 November 2024   06:39 Diperbarui: 29 November 2024   07:33 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Makna Pangawikan Pribadi

Secara harfiah, "pangawikan pribadi" dapat diartikan sebagai pemahaman terhadap diri sendiri terkait keinginan, ambisi, dan dorongan batin. Ki Ageng Suryomentaram mengajarkan bahwa manusia harus menyadari sifat alamiah keinginan mereka, yang cenderung tidak memiliki batas jika tidak dikendalikan. Pemahaman ini menjadi langkah pertama untuk menghindari sifat tamak, serakah, atau obsesi terhadap hal-hal duniawi.

Tiga Fokus Pengendalian Keinginan

Dalam konsep Pangawikan Pribadi, Ki Ageng Suryomentaram menyoroti tiga jenis keinginan utama yang sering kali menjadi akar masalah dalam kehidupan manusia:

1. Keinginan terhadap Kekayaan

Makna: Kekayaan sering kali menjadi tujuan utama dalam hidup manusia, tetapi obsesi terhadap kekayaan dapat memunculkan sifat tamak, serakah, dan rasa tidak pernah puas.

Ajaran: Ki Ageng mengingatkan bahwa kekayaan materi tidak selalu berbanding lurus dengan kebahagiaan. Kekayaan seharusnya dilihat sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan, bukan tujuan utama hidup.

Praktik: Mengatur keuangan dengan bijak, bersikap dermawan, dan bersyukur atas apa yang dimiliki.

Manfaat: Dengan mengendalikan keinginan terhadap kekayaan, seseorang dapat hidup lebih sederhana, damai, dan terhindar dari konflik yang disebabkan oleh persaingan material.

2. Keinginan terhadap Kehormatan

Makna: Kehormatan sering kali dikaitkan dengan keinginan untuk mendapat pujian, pengakuan, atau penghormatan dari orang lain. Namun, pengejaran berlebihan terhadap kehormatan dapat menyebabkan rasa sombong, iri hati, atau kecewa ketika tidak tercapai.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun