Mohon tunggu...
Muhammad Tegar
Muhammad Tegar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Program Studi: Sarjana Sistem Informasi | Jurusan: Sistem Informasi | Fakultas: Ilmu Komputer | NIM: 41823010080 | Universitas Mercu Buana | Dosen: Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebatinan Ki Ageng Suryomentaram pada Upaya Pencegahan Korupsi dan Transformasi Memimpin Diri Sendiri

29 November 2024   12:58 Diperbarui: 29 November 2024   12:58 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siklus Mulur dan Mungkret

Ki Ageng Suryomentaram menekankan bahwa siklus mulur dan mungkret adalah bagian dari sifat alamiah manusia. Ketika seseorang mengejar sesuatu (mulur), ia mungkin merasa puas sementara ketika berhasil mencapainya. Namun, kepuasan ini sering kali bersifat sementara, dan keinginan baru akan muncul. Jika keinginan tersebut tidak tercapai, maka seseorang akan masuk ke dalam fase mungkret, merasa kecewa atau sedih.

Ajaran dalam Menghadapi Mulur dan Mungkret

Ki Ageng Suryomentaram mengajarkan bahwa untuk keluar dari siklus ini, manusia perlu memahami sifat dasar kehidupan dan keinginan:

  1. Kesadaran akan Sifat Sementara Duniawi
    • Semua hal di dunia ini bersifat sementara dan tidak ada yang abadi, termasuk kekayaan, jabatan, atau kepuasan.
    • Dengan menyadari hal ini, seseorang dapat mengurangi keterikatan pada ambisi yang berlebihan.
  2. Pengendalian Keinginan
    • Keinginan tidak harus dihilangkan, tetapi perlu dikendalikan agar tidak menjadi sumber penderitaan.
    • Mengendalikan keinginan berarti memahami apa yang benar-benar penting dalam hidup dan belajar mencukupkan diri dengan apa yang dimiliki.
  3. Menerima Keadaan dengan Lapang Dada
    • Ketika keinginan tidak tercapai, seseorang diajak untuk menerima kenyataan dengan lapang dada dan tetap bersyukur.
    • Dengan menerima keadaan, seseorang tidak terjebak dalam fase mungkret yang berkepanjangan.
  4. Menjaga Keseimbangan
    • Hidup yang seimbang adalah hidup yang tidak terlalu dikuasai oleh keinginan (mulur) dan tidak terlalu terpuruk oleh kekecewaan (mungkret).
    • Keseimbangan ini dapat dicapai melalui introspeksi diri, kesadaran spiritual, dan pengendalian diri.

Relevansi Mulur dan Mungkret dalam Kehidupan Modern

Di era modern, manusia sering kali terjebak dalam siklus mulur karena pengaruh budaya materialisme dan kompetisi. Media sosial, misalnya, mendorong individu untuk terus membandingkan diri mereka dengan orang lain, menciptakan rasa tidak pernah puas. Di sisi lain, kegagalan untuk memenuhi standar yang diciptakan oleh masyarakat dapat menyebabkan rasa mungkret, seperti stres, depresi, atau kehilangan semangat hidup.

Konsep mulur dan mungkret mengajarkan pentingnya:

1. Fokus pada nilai-nilai yang lebih mendalam, seperti hubungan antarmanusia, kebahagiaan batin, dan kontribusi positif kepada masyarakat.

2. Menghargai proses, bukan hanya hasil akhir.

3. Menghindari pola pikir kompetitif yang merugikan diri sendiri dan orang lain.

Manfaat Memahami Mulur dan Mungkret

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun