Ajaran "Eling lan waspada" menekankan kesadaran diri, ketakwaan, dan kewaspadaan terhadap situasi, hubungan, serta           lingkungan, untuk menjaga keseimbangan spiritual dan sosial.
2. Sopan Santun (Menjaga Tutur Kata dan Perilaku agar Tetap Sopan dalam Berbagai Situasi)
Ajaran sopan santun dalam Serat Wedhotomo menekankan penghormatan, empati, dan etika dalam tutur kata dan tindakan        untuk menjaga keharmonisan hubungan sosial.
3. Menghindari Sifat Angkara Murka (Menahan Diri dari Perbuatan yang Merugikan Orang Lain)
Serat Wedhotomo mengajarkan pengendalian angkara murka, seperti amarah dan dendam, untuk menciptakan kedamaian, keharmonisan, dan hubungan yang baik dengan sesama.
4. Integritas dan Empati dalam Membangun Hubungan yang Harmonis
Serat Wedhotomo menekankan integritas dan empati sebagai dasar membangun hubungan harmonis, dengan kejujuran dan pemahaman terhadap perasaan orang lain untuk menciptakan saling menghargai.
Kepemimpinan Nusantara merupakan suatu konsep kepemimpinan yang berakar pada nilai-nilai budaya dan spiritualitas di Nusantara. Konsep ini menekankan pentingnya karakter, etika, dan tanggung jawab seorang pemimpin dalam membimbing masyarakat atau kelompok dengan bijaksana dan adil. Dalam prinsip-prinsip kepemimpinan Nusantara, terdapat nilai-nilai yang sangat berkaitan dengan spiritualitas, pengendalian diri, serta pentingnya membangun hubungan yang harmonis dengan alam dan sesama. Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai prinsip-prinsip utama dan martabat manusia yang menjadi panduan dalam kepemimpinan Nusantara:
Prinsip Utama Kepemimpinan Nusantara
- Mengurangi Hawa Nafsu melalui Tirakat;Â Tirakat melatih pengendalian diri untuk menjaga integritas, ketulusan, dan kebijaksanaan pemimpin Nusantara.
- Memanfaatkan Waktu Luang untuk Kebaikan;Â Pemimpin bijaksana memanfaatkan waktu untuk kegiatan bermanfaat, seperti belajar dan berkarya, memberi teladan dalam produktivitas dan kontribusi bagi masyarakat.
Tiga Martabat Manusia dalam Kepemimpinan Nusantara
Kepemimpinan Nusantara juga memiliki panduan hidup yang melibatkan tiga martabat manusia yang sangat penting, yaitu:
- Wiryo (Keluhuran)
Wiryo berarti keluhuran budi dan moral tinggi. Pemimpin dengan wiryo memimpin dengan hati bersih, menjaga harga diri, dan mengutamakan kemajuan moral serta kepedulian terhadap kesejahteraan orang lain. - Arto (Kekayaan)
Arto dalam kepemimpinan Nusantara mencakup kekayaan materi, batin, pengalaman, dan pengetahuan. Pemimpin dengan arto bijak mengelola sumber daya untuk kesejahteraan bersama, menjadikannya sarana kemajuan sosial, bukan tujuan utama. Mereka memimpin dengan adil, bijaksana, dan bebas dari keserakahan. - Winasis (Pengetahuan)
Winasis menggambarkan pentingnya pengetahuan dan kebijaksanaan dalam kepemimpinan. Seorang pemimpin yang memiliki winasis akan selalu berusaha untuk terus belajar, mengembangkan diri, dan memperdalam pemahaman tentang dunia di sekitar mereka. Pengetahuan bukan hanya tentang ilmu pengetahuan dalam arti formal, tetapi juga mencakup kebijaksanaan dalam memahami nilai-nilai kehidupan, moralitas, dan hubungan antar sesama. Pemimpin yang memiliki winasis diharapkan mampu membuat keputusan yang rasional dan bijak, serta dapat memberikan arahan yang jelas dan bermanfaat bagi masyarakat atau kelompok yang dipimpinnya. Mereka selalu berusaha untuk mencari solusi yang terbaik dalam menghadapi tantangan yang ada.