Mohon tunggu...
Muhammad Tegar
Muhammad Tegar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Program Studi: Sarjana Sistem Informasi | Jurusan: Sistem Informasi | Fakultas: Ilmu Komputer | NIM: 41823010080 | Universitas Mercu Buana | Dosen: Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Penyebab Kasus Korupsi di Indonesia pendekatan Robert Klitgaard dan Jack Bologna

16 November 2024   01:05 Diperbarui: 16 November 2024   01:08 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Motivasi Finansial dan Peluang: Keserakahan untuk memperoleh kekayaan dengan cara cepat dan mudah, ditambah dengan adanya celah dalam sistem, meningkatkan kemungkinan terjadinya korupsi.

  • Paparan dan Budaya Korupsi: Lingkungan yang menganggap korupsi sebagai hal yang wajar memperburuk situasi dan memperkuat siklus korupsi, yang sulit diberantas.

  • Untuk mengurangi korupsi, diperlukan perubahan sistemik, penguatan pengawasan, dan penanaman nilai-nilai anti-korupsi sejak dini.

  • 3. How : Bagaimana untuk Analisis Kasus Korupsi dengan Pendekatan Teori CDMA dan GONE? 

    1. Studi Kasus Korupsi di Indonesia

    Untuk mendalami bagaimana teori CDMA dan GONE dapat diterapkan dalam menganalisis kasus korupsi, kita akan menggunakan contoh kasus nyata yang telah diproses oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), yaitu kasus korupsi pengadaan barang dan jasa di sektor publik. 

    Kasus ini melibatkan seorang pejabat pemerintah yang memanfaatkan jabatannya untuk memperkaya diri melalui suap, manipulasi proses tender, dan penyalahgunaan dana publik. Pejabat ini menggunakan wewenangnya untuk memilih kontraktor tertentu dengan imbalan suap, yang mengarah pada kerugian negara.

    2. Analisis Berdasarkan Teori CDMA (Robert Klitgaard)

    Teori CDMA yang dikembangkan oleh Robert Klitgaard mengidentifikasi empat faktor utama yang memicu korupsi, yaitu Monopoly (Monopoli), Discretion (Diskresi), Accountability (Akuntabilitas), dan Access (Akses). Mari kita analisis secara mendalam bagaimana elemen-elemen ini berkontribusi terhadap kasus korupsi dalam pengadaan barang ini.

    • Monopoly (Monopoli): Monopoli dalam kasus ini terjadi ketika pejabat yang bertanggung jawab atas pengadaan barang memiliki kontrol penuh atas proyek tersebut, tanpa adanya persaingan yang sehat atau pengawasan yang efektif. Seorang pejabat dengan monopoli dalam pengadaan barang bisa memilih kontraktor tanpa mempertimbangkan kualitas atau harga yang wajar. Hal ini membuka celah besar untuk penyalahgunaan. Misalnya, pejabat tersebut bisa memilih kontraktor yang bersedia memberikan suap atau melaporkan harga yang lebih tinggi untuk mengalihkan dana ke kantong pribadi.

      Contoh dalam Kasus: Pejabat memiliki kewenangan untuk menentukan kontraktor pemenang tanpa ada proses evaluasi yang transparan atau adil. Pejabat tersebut memanipulasi proses tender sehingga hanya kontraktor yang bersedia memberikan suap yang dapat memenangkan tender.

    • HALAMAN :
      1. 1
      2. 2
      3. 3
      4. 4
      5. 5
      6. 6
      7. 7
      8. 8
      9. 9
      Mohon tunggu...

      Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
      Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
      Beri Komentar
      Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

      Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun