Mohon tunggu...
Muhammad Taufik
Muhammad Taufik Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mahasiswa

Saya muhammad taufik mahasiswa jurnalistik, saya memiliki hobi menulis dan membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Potret Pelaksanaan Iduladha 1445 H di SDN 286 Mallombong

17 Juni 2024   22:03 Diperbarui: 17 Juni 2024   22:36 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri  (Foto: 17/6/2024)

Hari Raya Idul Adha selalu menjadi momen yang dinantikan dengan penuh semangat, kegembiraan, dan kesyukuran bagi umat Muslim.

Kalimat takbir dan tahmid terdengar dari toa yg dipasang disetiap sudut lapangan di SDN 286 Mallombong di desa Mallombong, kec. Herlang, kab. Bulukumba.  

Tampak seluruh warga datang berbondong bondong berkumpul untuk melaksanakan sholat idul adha sembari memuji dan mengagungkan asma Allah SWT. Iramanya memenuhi ruang kehidupan dimulai saat fajar terbit hingga menyambut dilaksanakannya sholat ied 1445 H di lapangan sekolah tersebut. (Senin,17/06/2024)

Adapun pembawa ceramah khutbah yaitu salah satu guru disalah satu pesantren Ibnu abbas yang ada dikota bulukumba yang banyak dikenal masyarakat menciptakan alumni-alumni yang berkualitas.

Ustadz rafiuddin S.Sos (45 tahun) dengan ceramah yang menceritakan keteladanan Nabi Ibrahim dan Ismail serta makna kurban.

“Kita semua telah menyaksikan kembali datangnya Hari Raya Iduladha, momen suci ketika kita mengenang kisah Nabi Ibrahim dan Ismail, cerita pengorbanan beliau dalam menjalankan perintah Allah Swt., ketika beliau siap mengorbankan putranya, Ismail alaihissalam, dalam tanda kesetiaan sejati kepada Sang Pencipta.”  Kata uztadz Rafiuddin S.Sos dalam ceramahnya.

“Dalam kurban, terkandung makna bahwa kita bersedia melepaskan apa yang paling kita cintai, seperti yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim alaihissalam.” Lanjutnya.

Sembari mendengar ceramah, terlihat nampak wajah jamaah yang merenung sambil intropeksi diri sejauh mana ia bersedih mengorbankan yang terbaik dari apa yang dimiliki demi rida-Nya.

Hal ini mengajarkan kepada kita bahwa setiap pengorbanan yang kita lakukan, asalkan dilakukan dengan ikhlas, akan menghadirkan keberkahan dan kebahagiaan yang tak ternilai di sisi Allah Swt.

Lebih lanjut, pasca rangkaian sholat idul adha dilaksanakan, terlihat masing- masing warga saling mengunjungi, memeluk, mencium atau bisa dikata bermaaf-maafan dengan ibu, ayah, saudara, serta tetangga. Suasan haru dan bahagia menyelimuti lapangan sekolah tersebut.

Tak hanya itu salah satu warga desa Mallombong Hasmita (27 tahun) turut menyampaikan ungkapan rasa harunya.

“Saya terharu karena saya sangat sangat bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk melaksanakan kembali hari idul adha tahun ini, walaupun orang tua saya sudah tiada tapi saya alhamdulillah diberikan nikmat kesyukuruan dan rejeki, sehingga tahun ini saya bisa kembali berqurban.” katanya dengan nada suara terisak.

dokpri (Foto pemotongan hewan kurban)
dokpri (Foto pemotongan hewan kurban)
Setelah itu, tradisi penyembelihan hewan kurban pun dilakukan. Suasana di sekitar tempat penyembelihan hewan kurban penuh dengan semangat gotong royong sehingga penyembelihan berjalan dengan lancar sesuai syariat islam. 

Warga beramai-ramai saling membantu  rangkaian proses penyembelihan hewan kurban, setelah itu daging qurban  dibersihkan dan dipotong sesuai aturan kemudian membagikan dagingnya kepada yang membutuhkan.

Lanjut setelah penyembelihan, setiap rumah memiliki suasana kebahagiaan. Keluarga berkumpul untuk menyiapkan hidangan khas Idul Adha. Meja makannya dihiasi dengan daging kurban yang telah diolah menjadi berbagai hidangan lezat. Suasana penuh tawa dan cerita kekeluargaan menjadikan liburan semakin bermakna dan berkesan.

KESIMPULAN

Pertarungan antara Nabi Ibrahim AS dan putranya Ismail AS hendaknya dijadikan sebagai sarana introspeksi terhadap ketaatan umat dalam menaati syariat Islam. Ritual kurban diharapkan dapat membentuk umat Islam yang peduli terhadap masyarakat dan masyarakat disekelilingnya sebagai orang-orang yang siap berkorban dan mengulurkan tangan untuk membantu dan meringankan penderitaan orang lain, terutama orang-orang yang lemah dan membutuhkan (orang miskin dan membutuhkan).

Semoga momentum perayaan hari besar Idul Adha 1445 H ini benar-benar dapat memperkokoh tatanan kehidupan bermasyarakat yang berlandaskan nilai-nilai agama, moralitas, kebersamaan, persaudaraan dan kepedulian terhadap sesama, untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang bermartabat, sejahtera.,dan beradab di bawah rahmat, maghfira dan rahmat Allah SWT.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun