Pendidikan politik ini akan memberikan wawasan baru tentang pentingnya mengetahui politik dan ikut serta dalam mengawas sercara aktif maupun pasif dari politik itu sendiri, yang cikal bakal menumbuhkan rasa politik dalam diri setiap individu. Hal ini tidak hanya berhenti pada saat mengadapi pemilu saja namun pendidikan politik sifatnya berkelanjutan sampai manusia tidak lagi berpolitik. Tetapi manusia akan terus berpolik karena ada istilah "Zoon Politicon" dan kita hidup di sebuah Negara yang memiliki sistem, hanya saja yang memberhentikannya adalah jika manusia hidup disebuah Negara tanpa sistem.Â
Dengan demikian Pendidikan politik dibagi menjadi tiga tujuan, yakni : Pertama, membentuk kepribadian politik, Dalam pembentukan kepribadian politik dilakukan melalui dua metode yakni: Metode langsung, metode langsung berupa pengajaran politik dan sejenisnya. Metode tidak langsung, berupa pelatihan dan sosialisasi.
Kedua, kesadaran politik, untuk menumbuhkan kesadaran politik dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: dialog dan pengajaran instruktif. Ketiga, partisipasi politik, partisipasi politik ini terwujud dengan keikutsertaaan individu-individu secara sukarela dalam kehidupan politik masyarakatnya.Â
Pendidikan politik dalam masyarakat manapun mempunyai institusi dan perangkat yang menopangnya. Yang paling mendasar adalah keluarga, sekolah, partai-partai politik, ormas dan lembaga kemahasiswaan dan kepemudaan serta berbagai macam media penerangan. Pendidikan politik juga memiliki dasar-dasar ideologis, sosial dan politik, bertolak dari situlah tujuan-tujuannya dirumuskan.
Dari penjelasan di atas maka hadirlah sebuah Komunitas Peduli Pemilu dan Demokrasi (KPPD) yang bermitra dengan KPU yang sudah dibentuk di seluruh Indonesia. Atas intuksi KPU RI kepada KPU provinsi se-Indonesia pada tahun 2016 lalu. Â
Komunitas Peduli Pemilu dan Demokasi sala satu bentukan dari KPU provinsi agar menjadi sebuah wadah dan perpanjangan tangan untuk membantu memberikan pendidikan politik kepada masyarakat di provinsi masing-masing. Kali ini penulis mengambil contoh KPPD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) yang langsung di fasilitasi oleh KPU Provinsi Babel bahwa kegiatan yang dilakukan adalah memberikan pendidikan politik secara detail dan intens.Â
KPPD Babel dibetuk pada tangggal 09 september 2016 di kantor KPU Provinis Babel dengan teman "Kursus Kepemiluan" yang diikuti oleh perwakilan organisasi kemahasiswaan intern maupun ekstra dan komunitas di Kota Pangkalpinang. Pada tahun 2016 terpilihlah ketua yang bernama Satria Budiaman dari Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP MBB) dan seketarinya adalah Alwan Jihadi dari Universitas Bangka Belitung (UBB).Â
Komunitas  ini sudah berjalan selama dua tahun yang sudah ada pengurus baru yakni Patri Indiyano dari UBB dan Seketrisnya Sumantri dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN SAS BABEL).
Kegiatan yang dilakukan selama berdirinya KPPD ini sala satunya adalah mengikuti Kongres KPPD di Bogor pada tahun 2016, Pendidikan Politik dan pengembangan anggota secara berkelanjutan seputaran kepemiluan dan politik serta membangkitkan kesadaran politik dalam lingkup lokal.Â
KPPD juga ikut serta dalam deklarasi pemilu damai pada tahun 2018 di taman Mandara kota Pangkalpinang dan melakukan kegiatan goes to school and Campus  untuk menyebarkan virus kesadaran politik serta mengajak pemilih pemula untuk berpartisipasi dalam pemilu.
Dengan demikian hadirnya KPPD sebagai perwujudan dari pendidikan politik secara nyata yang tidak hanya sekedar retorika maupun teori belaka tetapi bukti nyata. Pertama, membentuk kepribadian politik bagi pemilih. Secara langsung, adalah anggota yang tergabung dalam KPPD secara sadar mereka telah digiring untuk membangun mental politik. KPPD ini juga sebagai bentuk mobilisasi pemilih agar mampu mengajak orang untuk paham dan menambah wawasan tentang kepemiluan dan demokrasi secara esensinya.Â