Mohon tunggu...
Syukri Muhammad Syukri
Syukri Muhammad Syukri Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Orang biasa yang ingin memberi hal bermanfaat kepada yang lain.... tinggal di kota kecil Takengon

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kopi Gayo, Potensi UMKM dari Pelosok Aceh

23 November 2018   00:15 Diperbarui: 23 November 2018   06:19 927
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Arif, karyawan JNE Cabang Takengon memperlihatkan arsip faktur pengiriman bubuk kopi dari Takengon ke kota-kota di Pulau Jawa (Foto: Syukri MS)

Tempatnya strategis, dekat dengan pasar dan berhadapan dengan terminal angkot. Secara teknis, mudah dijangkau oleh semua orang yang ingin menggunakan jasa ekspedisi itu.

Tidak sulit menemukan outlet jasa ekspedisi ini. Pada bagunan oval yang berdinding kayu itu, terpajang spanduk bertuliskan JNE Cabang Takengon.

Outlet JNE Cabang Takengon yang terletak di pusat kota, didepan Pendopo Bupati dan didekat terminal angkot (Foto: Syukri MS)
Outlet JNE Cabang Takengon yang terletak di pusat kota, didepan Pendopo Bupati dan didekat terminal angkot (Foto: Syukri MS)
Disana, saya bertemu dengan Arif (30), karyawan JNE Cabang Takengon. Anak muda itu sangat komunikatif. Buktinya, ditengah kesibukan melayani pelanggan, dia tetap menjawab semua pertanyaan yang saya ajukan.

"Mas Arif, seberapa banyak bubuk kopi yang dikirim menggunakan jasa JNE?" tanya saya.

"Rata-rata sekitar 20 kilogram per hari. Tujuannya sebagian besar ke Pulau Jawa," jawab Arif sambil memperlihatkan arsip faktur pengiriman.

 "Apakah pernah dikomplain pelanggan karena paketnya tidak sampai ke tujuan?" tanya saya lagi.

"Tidak pernah, rata-rata pelanggan puas karena paketnya tiba lebih cepat dari yang saya janjikan," ungkap Arif.

Arif menambahkan, pengiriman bubuk kopi ke luar daerah makin meningkat sekitar tahun 2015. Kala itu, para netizen mulai aktif mengiklankan produknya melalui medsos. Senada dengan itu, Win Ruhdi Bathin mengakui memang memanfaatkan medsos untuk memperkenalkan produk WRB Coffee kepada para pelanggan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa diantara para pelaku bisnis UMKM dengan konsumen, JNE mengambil peran sebagai transporter. Pihak yang mengantar produk UMKM itu ke pintu rumah para konsumen. Inilah yang dinamakan simbiosis mutualisme antara pelaku usaha UMKM dengan JNE, saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.

Kesibukan karyawan outlet JNE Cabang Takengon (Foto: Syukri MS)
Kesibukan karyawan outlet JNE Cabang Takengon (Foto: Syukri MS)
Ini video salah satu pelanggan Kopi Gayo yang dikirim Win Ruhdi Bathin, yaitu Khirul Haji Thalib di Selangor Malaysia:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun