Tempatnya strategis, dekat dengan pasar dan berhadapan dengan terminal angkot. Secara teknis, mudah dijangkau oleh semua orang yang ingin menggunakan jasa ekspedisi itu.
Tidak sulit menemukan outlet jasa ekspedisi ini. Pada bagunan oval yang berdinding kayu itu, terpajang spanduk bertuliskan JNE Cabang Takengon.
"Mas Arif, seberapa banyak bubuk kopi yang dikirim menggunakan jasa JNE?" tanya saya.
"Rata-rata sekitar 20 kilogram per hari. Tujuannya sebagian besar ke Pulau Jawa," jawab Arif sambil memperlihatkan arsip faktur pengiriman.
 "Apakah pernah dikomplain pelanggan karena paketnya tidak sampai ke tujuan?" tanya saya lagi.
"Tidak pernah, rata-rata pelanggan puas karena paketnya tiba lebih cepat dari yang saya janjikan," ungkap Arif.
Arif menambahkan, pengiriman bubuk kopi ke luar daerah makin meningkat sekitar tahun 2015. Kala itu, para netizen mulai aktif mengiklankan produknya melalui medsos. Senada dengan itu, Win Ruhdi Bathin mengakui memang memanfaatkan medsos untuk memperkenalkan produk WRB Coffee kepada para pelanggan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa diantara para pelaku bisnis UMKM dengan konsumen, JNE mengambil peran sebagai transporter. Pihak yang mengantar produk UMKM itu ke pintu rumah para konsumen. Inilah yang dinamakan simbiosis mutualisme antara pelaku usaha UMKM dengan JNE, saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.