Mohon tunggu...
Syukri Muhammad Syukri
Syukri Muhammad Syukri Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Orang biasa yang ingin memberi hal bermanfaat kepada yang lain.... tinggal di kota kecil Takengon

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Uniknya Masjid Tuha Indrapuri yang Berdiri di Bekas Pondasi Candi

13 Juli 2017   23:04 Diperbarui: 14 Juli 2017   19:45 4168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Tuha Indrapuri saat ini berada di Pasar Lama Indrapuri, Aceh Besar (Foto: dokpri)

Masjid Tuha Indrapuri merupakan salah satu situs penting yang menandai perjalanan sejarah Aceh. Masjid kuno ini tergolong unik dibandingkan dengan masjid-masjid kuno lain yang masih ada di wilayah Provinsi Aceh.

Keunikannya terletak pada fondasi yang mirip sebuah benteng. Konon para ahli sejarah sampai pada satu kesimpulan, bahwa undakan atau tembok tinggi berlapis empat itu adalah bekas bangunan sebuah candi di masa Kerajaan Hindu Indrapurwa.

"Candi Hindu itu dulu juga dikenal dengan benteng atau kerajaan Hindu, yang didirikan pada tahun 604 M oleh adik perempuan dari Putra Harsha, yang melarikan diri dari kerajaannya ke Aceh," tulis Harian Serambi Indonesia (12 Juli 2013).

Ditambahkan lagi oleh surat kabar itu: "Dalam buku Tawarich Raja-raja Kerajaan Aceh, karangan Yunus Djamil menyebutkan, Indrapuri merupakan bagian dari kerajaan Hindu Indrapurwa dan salah satunya termasuk benteng Indrapatra."

Aura Patriotik

Penasaran terhadap deskripsi dan cerita tentang Masjid Tuha Indrapuri ini, Kamis lalu (6/7/2017), saya berkunjung ke tempat itu. Setelah menempuh perjalanan sekitar 25 km dari Banda Aceh ke arah timur, saya tiba di gerbang masjid itu menjelang masuknya waktu salat ashar.

Meskipun Masjid Tuha Indrapuri sudah dimasukkan sebagai Situs Cagar Budaya oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Aceh, ternyata penyelenggaraan salat rawatif 5 waktu masih berlangsung sampai saat ini. Dan, saya pun menunaikan salat ashar berjamaah bersama warga pasar lama Indrapuri di masjid bersejarah itu.

Terus terang, aura masjid ini berbeda dengan masjid-masjid lain yang pernah saya datangi. Misalnya, sewaktu melangkahkan kaki kedalam komplek masjid ini, serasa bangkit semangat patriotik dalam diri saya.

Entah karena saya sudah terlanjur membaca kisah patriotik para pejuang Aceh saat mempertahankan masjid ini dari serbuan serdadu Belanda tahun 1880, atau masjid ini memang  memiliki aura istimewa.

Persisnya, tubuh saya merinding ketika berada dalam komplek Masjid Tuha Indrapuri. Diikuti bangkitnya rasa hormat yang tiada tara kepada para pejuang Aceh yang bertempur mati-matian menghadapi serdadu Belanda di tempat itu.

Saya pernah melihat foto tahun 1880 tentang Masjid Tuha Indrapuri yang dipublikasikan oleh Tropenmuseum Belanda. Foto itu sepertinya dipetik oleh juru foto serdadu Belanda sesaat setelah mereka berhasil menaklukkan benteng Masjid Tuha tersebut.

Dalam foto itu, terlihat sejumlah serdadu Belanda berpose dengan latar belakang Masjid Tuha Indrapuri. Uniknya, bentuk masjid itu persis seperti bentuknya pada saat ini. Hanya saja, atapnya pada saat itu bukan seng tetapi atap daun rumbia (daun pohon sagu) bersusun sirih.

Masjid Tuha Indrapuri tahun 1880 (Sumber foto: Tropenmuseum Belanda)
Masjid Tuha Indrapuri tahun 1880 (Sumber foto: Tropenmuseum Belanda)
Tak Berdaun Pintu dan Jendela

Masjid Tuha Indrapuri ini berukuran 18,8 meter x 18,8 meter. Posisinya berada diundakan keempat atau puncak benteng. Konstruksinya terbuat dari kayu, tidak memiliki jendela, tetapi dikelilingi oleh tembok setinggi 1,5 meter.

Uniknya, tembok tersebut tidak menyokong atap. Namun, diantara tembok dan atap ada ruang terbuka sekitar 50 cm. Ruang itu sepertinya berfungsi semacam jendela untuk memantau keadaan disekeliling benteng atau masjid.

Bukan hanya tidak ada jendela, Masjid Tuha Indrapuri juga tidak memiliki daun pintu. Jalan masuk kedalam masjid ini berupa tembok terputus di bagian timur masjid.

Disisi utara ada juga tembok terputus, sepertinya itu jalan menuju ke menara ukuran 3 meter x 3 meter. Menara itu tempat beduk diletakkan, dan tempat muazzin mengumandangkan azan.

Singkat cerita, masjid yang terletak di pasar lama Indrapuri, disebelah utara aliran sungai Krueng Aceh itu, benar-benar unik dan antik.

Saran saya, bagi mereka yang berkunjung ke Banda Aceh, sempatkan waktu untuk berziarah ke masjid yang penuh sejarah dan semangat patriotik para pejuang Aceh.

Bagi mereka yang belum berkesempatan berkunjung ke Masjid Tuha Indrapuri, dapat menyaksikan Vlog berikut ini.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun