Mohon tunggu...
Syukri Muhammad Syukri
Syukri Muhammad Syukri Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Orang biasa yang ingin memberi hal bermanfaat kepada yang lain.... tinggal di kota kecil Takengon

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bos Penyayang, Izinkan Merawat dan Menyusui Bayi di Tempat Kerja

11 Juli 2017   19:34 Diperbarui: 10 Agustus 2017   14:25 1358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang anak tidur pulas dan seorang lagi sedang ngemil di depan ibunya yang sedang bekerja (Foto: dokpri)

Mungkinkah sebuah perusahaan membolehkan merawat dan menyusui bayi di tempat kerja? Seorang guru wanita dipecat dari SMA wilayah Poyen Inggris karena menyusui bayinya di dalam kelas saat mengajar (sumber: vemale.com).

Beberapa perusahaan dan industri yang ada di tanah air masih ada yang belum membolehkan karyawati membawa bayi ke tempat kerja. Namun, ada boss perusahaan yang memiliki welas asih. Memang tidak diizinkan tetapi disediakan tempat penitipan anak disana.

Sungguh berbeda dengan boss Oro Kopi Gayo, eksportir dan pengusaha industri pengolahan kopi yang bermarkas di Desa Mongal, Takengon, Aceh Tengah.

Lelaki paruh baya bernama Haji Rasyid itu, malah mengizinkan karyawati bagian sortasi merawat dan menyusui bayi di tempat kerja.

"Mereka bisa membawa anak ke tempat kerja, asalkan anaknya tidak dipekerjakan," sebut Haji Rasyid, Selasa (11/7/2017) di kantornya, Desa Mongal, Takengon.

Apa alasannya? Menurut Haji Rasyid, karyawati sortasi yang bekerja disana rata-rata memiliki latar belakang kehidupan yang menyedihkan.

"Ada yang berstatus janda karena sudah kehilangan suami, ada yang ditelantarkan suami, bahkan ada yang menjadi korban KDRT," jelasnya.

Faktor kemanusiaan itulah yang menjadi dasar pertimbangan Haji Rasyid, sehingga mengizinkan karyawatinya merawat dan menyusui bayi di tempat kerja.

"Mereka orang susah, tidak tega melarangnya," sebut lelaki itu.

Seperti Play Group

Sekilas, bagian sortasi itu persis seperti play group. Berada dalam sebuah komplek, jauh dari jalan raya. Anak balita aman bermain disana bersama teman-temannya.

Hari itu, mereka sedang bermain umpet-umpetan, lari dari satu ruangan ke ruangan yang lain. Terkadang, saling kejar-kejaran di halaman komplek Oro Kopi Gayo.

Suara mereka riuh-rendah, nyaris bising. Lebih-lebih ketika suara anak-anak itu bercampur dengan suara karyawati yang sedang bercerita.

Disisi yang lain, terlihat anak-anak sedang duduk menunggui ibunya bekerja. Bahkan, beberapa anak tidur pulas di meja sortasi. Tidak ada yang merasa terganggu dengan kehadiran anak-anak disana.

Beranjak ke bagian sortasi B, kita akan menemukan satu ruangan yang berisi ayunan bayi, cukup sederhana karena dibuat dari sehelai kain sarung. Dan, seorang ibu terlihat sedang meninabobokan bayinya.

Disana, kita akan menemukan juga balai-balai ukuran 4 x 4 meter. Balai-balai itu diperuntukkan sebagai tempat istirahat. Bagi karyawati yang punya bayi, balai-balai itu dapat digunakan untuk menyusui bayi mereka.

Sungguh, suatu pemandangan yang cukup mengesankan dari sebuah perusahaan besar beromset milyaran rupiah per hari. Tiada kata yang pantas diucapkan untuk si pemilik perusahaan, kecuali kata "angkat topi."

Berapa penghasilan mereka? Dari pekerjaan sebagai tenaga sortasi di perusahaan Oro Kopi Gayo itu, setiap karyawati bisa mengantongi uang tidak kurang dari Rp 60.000 per hari.

Dengan upah sebesar itu, cukup memadai untuk mempertahankan asap dapur tetap ngepul. Aspek paling meringankan, mereka tidak perlu mengeluarkan biaya penitipan anak. Sebab, boss perusahaan itu mengizinkan bekerja sambil merawat bayi dan anak-anak.

Bagaimana gambaran detil suasana kerja disana? Ini rekaman videonya.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun