Bappenas hari ini harus bisa menempatkan diri dalam era demokrasi. Era, ketika pemerintah daerah dapat menentukan sendiri, mana program paling prioritas bagi daerahnya. Kemudian jangan heran, apa yang direncanakan daerah [terkadang] tidak selaras dengan perencanaan yang disusun Bappenas.
Meskipun pada akhirnya, Bappenas mengambil peran untuk mengerucutkan lagi prioritas dari prioritas tersebut. Menentukan prioritas setiap program tidak hanya berkonsep baik, tetapi harus bisa diimplementasikan
Intinya, proses perencanaan pembangunan dan alokasi anggaran harus sampai pada implementasi. Meskipun terkadang masih ditemukan gray area atau area abu-abu yang berarti perencanaan pembangunan belum berujung kepada program dan kegiatan. Kedepan, Bappenas akan mengeliminasi gray area yang terkait dengan program dan kegiatan pemerintah.
“Jadi, penentu program prioritas yang akan dijalankan oleh kementerian/lembaga adalah Bappenas,” demikian tekad Prof. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro PhD, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Senin 29 Agustus 2016 dalam acara “Dialog: Bappenas di bawah Kepemimpinan Bambang P.S. Brodjonegoro” di Gedung Utama Bappenas Jalan Taman Suropati Nomor 2, Menteng, Jakarta Pusat.
Disamping itu, langkah jitu berikutnya adalah membebaskan Indonesia dari middle income trap, yaitu sebuah situasi dimana negara-negara yang berpenghasilan relatif tinggi dan dipandang menjanjikan karena catatan pertumbuhan ekonominya yang baik [sering disebut berpenghasilan menengah], ternyata gagal bertransisi menuju penghasilan yang lebih tinggi lagi.
Lantas, apa konkretnya langkah jitu yang direncanakan Menteri Bambang? Industrialisasi, melahirkan industri-industri yang memiliki penelitian dan pengembangan [Litbang] yang kuat sehingga mampu bertahan dari hempasan zaman.
“Indonesia harus terlepas dari industri yang hanya terima pesanan menjadi industri yang mampu berdiri sendiri,” tegas peraih gelar PhD dari University of Illinois USA.
Selanjutnya, dia menyontohkan supermarket Wal-Mart yang merajai industri di Amerika Serikat. Lalu, raja industri berubah menjadi perusahaan IT yang dimotori oleh Steve Jobs-Apple bersama koleganya. Terus industri IT Korea Selatan yang mampu mengangkat nama Samsung dan bertahan di pentas dunia sampai hari ini. Raja industri pada saat ini adalah industri yang dimotori pemikir kreatif, mengerti teknologi dan tren.
“Semua itu karena Litbangnya kuat.,” imbuh Menteri Bambang.
Untuk mewujudkan hal itu, lanjut Menteri Bambang, Bappenas merencanakan pembangunan dengan rasional tetapi menggunakan pendekatan hati. Pendekatan itu harus holistik, tematik, integratif dan spasial, semata-mata demi perencanaan pembangunan yang baik.
Dan, seorang perencana tidak boleh egois, apalagi setiap kebijakan yang dilahirkan harus ada hasilnya. Makanya kepada warga Bappenas selalu diingatkan keyword mereka: PRIORITAS. Semua itu demi mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tetap dan berkualitas, yaitu 5%.
Strateginya? (1) Transformasi struktur ekonomi; (2) Memperkokoh keterkaitan ekonomi antar daerah; (3) Peningkatan produktivitas nasional; (4) Peningkatan daya saing nasional.
Lalu, bagaimana strategi jangka menengah 2015-2019? Ini strateginya:
- Perekonomian diarahkan agar lebih mandiri dan mendorong bangsa Indonesia ke arah yang lebih maju dan sejahtera;
- Pertumbuhan ditopang oleh peningkatan daya saing melalui peningkatan efisiensi dan produktifitas;
- Peningkatan nilai tambah perekonomian, dengan titik berat pada transformasi industri yang berkelanjutan dan peningkatan sektor jasa unggulan terhadap perekonomian;
- Sektor-sektor strategis ekonomi domestik akan lebih digiatkan dengan prioritas pada kedaulatan pangan, kemaritiman, kedaulatan energi, serta upaya untuk mendorong industri pengolahan dan pariwisata;
- Stabilitas ekonomi yang terjaga dititikberatkan pada upaya untuk menjaga kepercayaan pasar dan menjaga daya beli masyarakat;
- Penciptaan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan [berkualitas];
- Pertumbuhan ekonomi juga diarahkan untuk tetap berkelanjutan dengan pengelolaan sumberdaya alam secara efisien, industrialisasi berkelanjutan yang secara keseluruhannya disertai dengan penerapan pola produksi dan konsumsi berkelanjutan.
Dengan strategi tersebut, kemana arah Rencana Kerja Pembangunan [RKP] 2017? Dikatakan oleh Menteri Bambang: “Memacu pembangunan infrastruktur dan ekonomi untuk meningkatkan kesempatan kerja serta mengurangi kemiskinan dan kesenjangan antarwilayah.” Pra kondisinya: pertumbuhan inklusif dan berkeadilan serta inflasi terkendali.
Melalui 3 dimensi pembangunan, yaitu dimensi pembangunan manusia, dimensi pembangunan sektor unggulan dan dimensi pemerataan dan kewilayahan, diharapkan akan (1) menurunkan tingkat pengangguran terbuka [TPT]; (2) mengurangi kemiskinan; (3) Meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia [IPM]; dan (4) Mengurangi ketimpangan [meningkatkan taraf hidup penduduk 40% ekonomi terbawah]. Dengan demikian akan meningkatkan kesejahteraan rakyat dan daya saing [nilai tambah dan produktifitas].
Apa target 2017 untuk tingkat pengangguran terbuka, kemiskinan, gini rasio dan IPM? Menteri Bambang mengharapkan tingkat pengangguran terbuka berada pada angka 5,3-5,6%; kemiskinan pada angka 9,5-10,5%; gini rasio pada angka 0,38 dan IPM pada angka 75,7. Mungkinkah dicapai? Dengan menggunakan pendekatan hati seperti dicanangkan Menteri Bambang, tidak tertutup kemungkinan bahwa target itu akan tercapai. Bravo Pak Menteri!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H