Mohon tunggu...
Syukri Muhammad Syukri
Syukri Muhammad Syukri Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Orang biasa yang ingin memberi hal bermanfaat kepada yang lain.... tinggal di kota kecil Takengon

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Sate Gurita, Sate Goyang Lidah

7 Januari 2016   23:11 Diperbarui: 8 Januari 2016   01:02 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keterangan foto: Siti Halimah didepan gerobak sate gurita {Foto: dokpri]

Belum sah berkunjung ke Provinsi Aceh sebelum menjejakkan kaki di kilometer nol, di Kota Sabang. Itu sangat benar, karena titik terbarat Indonesia berada di pulau terluar tersebut. Sekarang, bertambah satu istilah lagi, “anda belum dipercaya pernah datang ke Sabang sebelum menyicipi sate gurita.”

Begitulah kata Siti Halimah [36], seorang penjual sate gurita di pinggir jalan Teuku Umar, di depan Hotel Kartika Sabang, akhir Desember 2015 lalu. Perempuan berkulit hitam manis itu mengaku sudah hampir sepuluh tahun berjualan sate gurita. Dialah orang pertama yang memperkenalkan sate penyebab lidah terus bergoyang, karena keasyikan mengunyah daging gurita.

Pada awal membuka usaha itu, masih jarang yang menyukai sate gurita buatan Siti Halimah. Selain dagingnya cukup alot, konsumen juga masih ragu-ragu menyicipi hewan air bertentakel panjang itu. Membayangkan gurita, persis seperti hewan “horor,” terutama karena tentakelnya yang bisa memegang benda-benda disekitarnya.

“Saya pernah nonton tivi yang menyiarkan resep alami mengolah daging gurita agar empuk,” ungkap Siti Halimah.

Setelah memperoleh rahasia [resep alami] untuk mengempukkan daging gurita, dagangan Siti Halimah makin laris. Selain harganya yang cukup murah, hanya Rp 10 ribu per porsi [5 tusuk sate dengan rasa bumbu Padang atau kacang]. Rasanya sangat maknyus! Manis, dagingnya tidak alot, empuk seperti daging cumi-cumi.

Kini, kuliner sate gurita sangat disukai. Malah sudah menjadi ikon kedua Kota Sabang setelah Kilometer Nol. Jangan heran, wisatawan yang berkunjung ke Kota Sabang,  pasti akan mencari sate gurita. Kenapa? Rasa daging gurita yang dilabur bumbu sate serasa masih melekat dilangit-langit rongga mulut kita.

Tingginya permintaan sate daging gurita, tak ayal usaha ini terus berkembang pesat. Kini, bukan hanya Siti Halimah yang berjualan sate gurita, tetapi telah menginspirasi beberapa pedagang sate lainnya. Jangan heran, hampir di setiap sudut Kota Sabang dapat ditemukan penjual sate gurita. Bagaimana rasanya?

Saya baru dapat merekomendasi rasa sate gurita buatan Siti Halimah. Lantaran, saya pernah mencicipi sate buatan perempuan itu. Makanya, rekomendasi untuk rasa, keempukan daging gurita, bumbu dan penyajian, saya beri dua jempol.

Sepertinya, bukan saya saja yang merekomendasi sate gurita Siti Halimah. Buktinya, pembeli sudah antri sejak perempuan itu mulai memajang tusuk sate di etalase gerobak dorongnya. Belum yakin? Silahkan berkunjung ke Sabang, dan cicipi sate gurita di jalan Teuku Umar itu sambil menikmati Kota Sabang dimalam hari. Selamat mencoba...

 

Keterangan foto: sate gurita, kuliner khas Kota Sabang [Foto: dokpri].

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun