Mohon tunggu...
Syukri Muhammad Syukri
Syukri Muhammad Syukri Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Orang biasa yang ingin memberi hal bermanfaat kepada yang lain.... tinggal di kota kecil Takengon

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

[70 Tahun RI] Tanpa Pamrih Selamatkan Kehidupan di Danau Laut Tawar

15 Agustus 2015   23:46 Diperbarui: 15 Agustus 2015   23:46 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Eteng-eteng yak (bahasa Gayo – artinya patungan), dari situlah Munawardi dan kawan-kawan membiayai aksi memulung sampah. Berapa ada kemudahan para anggota GDC, misalnya  seribu atau dua ribu rupiah dikumpulkan sampai cukup untuk memulai aksi. Diakuinya, memulung sampah memang dilakukan secara rutin, tetapi bukan pada tanggal dan bulan tertentu. Semuanya tergantung kepada  kecukupan dana. Bila dana sudah terkumpul dalam jumlah yang memadai, mereka segera melakukan penyelaman.

Dana eteng-eteng yak itu digunakan untuk biaya sewa speed boat, BBM untuk mesin pengisi oksigen, konsumsi, dan biaya transportasi ke lokasi penyelaman. Peralatan menyelam yang digunakan tidak perlu disewa. Mereka meminjam peralatan selam POSSI Aceh Tengah sebanyak 2 unit dan milik Dinas Peternakan dan Perikanan Aceh Tengah sebanyak 3 unit.

Dalam penyelaman kali ketiga pada hari itu, mereka dibekali dengan sebuah karung jaring warna kuning, bekas karung pakajing bawang merah. Karung itu sebagai wadah sampah yang dikumpulkan dari lantai danau. Setiap penyelam mampu mengangkat sampah ke permukaan danau sekitar 15 Kg. Pada penyelaman pertama, 5 orang penyelam berhasil memulung sampah lebih dari 75 Kg. Total sampah yang berhasil diangkat ke permukaan pada hari itu mencapai 225 Kg.

Dalam briefing singkat yang disampaikan Munawardi, para penyelam diminta mengutamakan memulung sampah ghost net. Ditegaskannya, sampah jenis ini sangat membahayakan keberlanjutan kehidupan perairan. Mengapa? Induk ikan yang melintasi ghost net pasti terjebak dalam potongan jaring tersebut. Induk ikan akan mati, maka proses reproduksi akan gagal.

Hebat, saya benar-benar tergugah untuk aksi Munawardi dan ke-12 orang anggotanya. Saya menyarankan agar GDC membuka rekening donasi. Siapa tahu ada kemudahan, para donatur bisa menyumbang agar aksi semacam itu terus berlanjut. Kehidupan pesisir Danau Laut Tawar harus diselamatkan.

Sudah ada, kata Munawardi. Dia memberi nomor rekening Gayo Diving Club (GDC) atas nama Munawardi: No.Rek 158-00-0092179-1 (Bank Mandiri KCP Takengon) atau 0145-01-014435-50-2 (Bank BRI Cabang Takengon). Besok, Minggu (16/8/2015), mereka akan menyelam kembali ke dasar danau menyambut 70 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia. Doa kami menyertai kalian. Bravo GDC.

 

Keterangan foto: ikan depik yang terjebak ghost net di dasar Danau Laut Tawar (Foto: GDC)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun