[caption id="attachment_378270" align="aligncenter" width="852" caption="Material batu yang dibawa oleh banjir bandang di Kecamatan Bintang, Aceh Tengah (Foto: BPBD Aceh Tengah)"][/caption]
Hari libur, kerap dimanfaatkan warga Aceh Tengah untuk menyambangi ladang kopi. Bagi mereka yang tidak memiliki ladang kopi, hari libur dihabiskan untuk menikmati keindahan Danau Laut Tawar. Aktivitas semacam itu, biasanya dijalani warga sampai sore hari.
Tidak demikian halnya pada hari Minggu (12/4/2015) kemarin. Warga yang harus rela pulang lebih awal karena awan hitam bergayut diatas langit Aceh Tengah. Awan semacam ini, sering diinterpretasikan warga sebagai pertanda akan turunnya hujan lebat disertai petir dan guntur.
Benar saja, menjelang sore hari, hujan yang cukup lebat mengguyur hampir seluruh wilayah Aceh Tengah. Hujan kali ini berbeda dengan hujan-hujan sebelumnya. Atap rumah warga di Aceh Tengah yang umumnya terbuat dari seng gelombang, menimbulkan bunyi yang sangat berisik.
Hempasan butiran hujan bagaikan lemparan ribuan batu kerikil diatas atap rumah. Ditambah lagi dengan bunyi guntur dan jilatan petir yang datang silih berganti membuat suasana makin mencekam. Oleh karenanya, warga lebih memilih berdiam diri di rumah masing-masing. Lebih-lebih hampir semua ruas jalan di Kota Takengon tergenang air limpahan drainase yang membuat lalu lintas di jalan raya cukup sepi.
Memang seperti dilaporkan FM Taufik, petugas pemantau curah hujan di stasion Pegasing, bahwa curah hujan pada hari Minggu itu mencapai 76 mm artinya berada diatas normal. Aceh Tengah sebagai daerah yang rawan banjir dan longsor, pada kondisi curah hujan diatas normal tentu sangat mengkhawatirkan.
Dua Warga Disengat Listrik
Dan, sekitar pukul 17.30 WIB, diterima laporan dari ujung timur Danau Laut Tawar bahwa 7 desa di wilayah Kecamatan Bintang diterjang banjir bandang. Sekitar 30 menit kemudian, masuk laporan susulan dari Kecamatan Celala bahwa Desa Tanoh Depet dan Depet Indah yang berada di ujung barat Aceh Tengah itu dilanda banjir. Tidak berselang lama, masuk pula laporan dari Kecamatan Linge bahwa ruas jalan nasional Takengon-Blang Kejeren putus akibat tertimbun longsor, tepatnya di kawasan Bur Lintang.
Minggu kemarin, Aceh Tengah benar-benar seperti dikepung banjir dan longsor. Namun, dari semua wilayah yang dilanda banjir, Kecamatan Bintang yang mengalami kerusakan cukup parah.
Dilaporkan oleh Kepala BPBD Aceh Tengah, Jauhari ST, Senin (13/4/2015), banjir bandang yang membawa material kayu dan batu itu melanda 7 desa di Kecamatan Bintang. Namun dalam peristiwa itu tidak ada korban jiwa. Memang terdapat dua warga yang tersengat listrik, yaitu Wandi dan Kuswandi. Namun setelah mendapat perawatan selama 4 jam di Puskesmas Bintang, kedua warga itu sudah diperbolehkan pulang.
Di Desa Genuren, jelas Jauhari, sebanyak 5 rumah warga terendam air yang didalamnya ikut terendam 800 kg kopi green bean, 540 liter gabah kopi, 400 liter beras, dan 20 karung pupuk an-organik. Di Desa Kuala Satu, 5 rumah warga terendam air, 2 ha tanaman padi mengalami fuso, serta 3 ha tanaman padi sepanjang sungai Kala Rengkih mengalami kerusakan.
Desa lain yang terendam banjir meliputi Desa Linung Bulen Satu sebanyak 8 rumah, Desa Linung Bulen Dua 6 rumah, Desa Kuala Dua 1 rumah, dan Desa Kala Bintang sebanyak 4 rumah. Hari ini, banjir mulai surut dan warga sudah mulai kembali ke rumahnya masing-masing.
“Bupati Aceh Tengah beserta unsur Forkopimda, siang tadi telah menyerahkan bantuan masa panik kepada semua korban banjir bandang di Kecamatan Bintang,” ungkap Jauhari ST.
[caption id="attachment_378272" align="aligncenter" width="960" caption="Bupati Nasaruddin membezuk warga yang tersengat arus listrik di Puskesmas Bintang (Foto: Humas Aceh Tengah)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H