Mohon tunggu...
Syukri Muhammad Syukri
Syukri Muhammad Syukri Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Orang biasa yang ingin memberi hal bermanfaat kepada yang lain.... tinggal di kota kecil Takengon

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Umpatan Ahok Mulai Diimitasi Anak-anak

21 Maret 2015   11:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:20 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inilah masalah baru bagi para orang tua dalam mendidik anak-anaknya menjadi sosok yang sopan, santun dan beradat. Kalaupun orang tua harus menjawab pertanyaan si anak, paling-paling dia akan mengatakan bahwa yang memaki dengan kata-kata isi dari toilet, maka orang itu adalah toilet.

Oleh karena itu, sebaiknya calon dan para pemimpin pemerintahan di Indonesia perlu mempelajari buku KEPEMIMPINAN PEMERINTAHAN DI INDONESIA yang ditulis oleh Prof. S. Pamudji (1986). Buku itu mengulas tuntas tentang teknik dan gaya kepemimpinan pemerintahan di Indonesia yang menjunjung tinggi budaya dan tradisi nusantara.

Pada halaman 117 buku itu, salah satunya digambarkan tentang ajaran kepemimpinan “Wulangreh” yang berisi larangan bagi seorang pemimpin, yaitu:

• Jangan lonjo; lonjo artinya orang yang tidak dapat diikuti kehendaknya, pendiriannya tidak tetap, tidak mempunyai kesetiaan terhadap tujuan dan cita-cita.

• Jangan lemer; lemer artinya orang yang mudah sekali tenggelam pada keinginan-keinginan.

• Jangan genjah; genjah artinya orang-orang yang tidak mantap dalam pekerjaan, selalu berganti dalam pekerjaan.

• Jangan angron pasanakan; angron pasanakan artinya mengadakan hubungan gelap dengan isteri orang lain.

• Jangan nyumur gumuling; nyumur gumuling artinya sumur yang sangat lebar, ini arti kiasan yang maksudnya orang yang tidak punya rahasia, segala sesuatunya disampaikan kepada orang lain.

• Jangan ambuntut arit; buntut arit artinya ekor sabit, yaitu didepan lurus dibelakang bengkok; maksudnya orang yang didepan enak berbicara, tetapi dibelakang lain; tidak satunya kata dan perbuatan; berarti tidak dapat dipercaya.

Prof. S. Pamudji juga menyebutkan bahwa pemimpin harus memiliki delapan watak, yaitu Watak Matahari, Watak Bulan, Watak Bintang, Watak Angin, Watak Mendung, Watak Api, Watak Samudera, dan Watak Bumi.

Terkait dengan Watak Samudera, dalam buku itu dijelaskan bahwa samudera mempunyai sifat luas dan rata. Artinya, bahwa setiap pemimpin harus dapat berfungsi laksana samudera yaitu mempunyai pandangan yang luas, rata, sanggup menerima persoalan dan tidak boleh membenci terhadap seseorang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun