Begitulah resiko yang harus diambil oleh seorang upes api, relawan pemadam kebakaran hutan. Upes api bukan “superman” atau tukang sulap yang dengan sekali tepuk bisa memadamkan api. Mereka manusia biasa, tidak punya peralatan canggih, paling-paling hanya jet shooter, alat pemadam api yang bisa dipanggul.
Di negara lain, kebakaran hutan ditangani dengan helikopter dan pesawat udara yang menyiram kebakaran hutan dari udara. Kalaupun Menteri Lingkungan Hidup dan Sumberdaya Air Singapura, Vivian Balakrishnan, harus gusar karena kabut asap masuk ke negaranya (seperti dilansir VIVAnews, 11/2/2014), yang jelas kebakaran hutan bukanlah disengaja.
Warga Indonesia tidak pernah merencanakan mengirim asap ke Singapura, angin yang meniup asap tersebut ke arah negara singa itu. Sebaiknya tidak saling menyalahkan. Pastinya, hidup bertetangga itu ada suka, terkadang ada pula duka. Dikala suka, kita boleh berbagi namun dikala duka, hendaknya kita saling membantu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H