Mohon tunggu...
Syukri Muhammad Syukri
Syukri Muhammad Syukri Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Orang biasa yang ingin memberi hal bermanfaat kepada yang lain.... tinggal di kota kecil Takengon

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Gempa Berulang-ulang, Semua Panik!

11 April 2012   11:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:45 1644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_181306" align="aligncenter" width="320" caption="ilustrasi/admin(tribunnews.com)"][/caption] Sore tadi, ketika sedang menikmati secangkir kopi di Kantin Batas Kota Paya Tumpi Takengon, tiba-tiba bangunan kantin itu berderak akibat ayunan gempa. Saya berpikir hanya sekian detik, ternyata makin lama makin kuat goyangannya. Kopi yang baru sekali hirup, terpaksa ditinggalkan di meja. Semua pelanggan kantin berlarian keluar. Mereka ada yang berlari ke arah jalan, ada juga ke lapangan terbuka. Wajah mereka terlihat cemas dan ketakutan. Jalanan terlihat sepi, semua pengendara mobil dan motor berhenti. Mulut mereka komat kamit sambil mengucapkan kalimah-kalimah tauhid. Saya mencoba menelepon keluarga di rumah, namun koneksi gagal. Kemudian mencoba lagi menelepon anak-anak yang kuliah di Banda Aceh, juga koneksi terganggu. Khawatir dan cemas, itulah perasaan yang menggayuti diri saya. Di tengah suasana gempa yang masih terjadi, saya meluncur dengan cepat kembali ke rumah. Dari stasion televisi Metro TV, saya mengetahui bahwa gempa yang terjadi sekitar pukul 15.38 WIB itu berlangsung cukup lama, sekitar 5 menit. Kekuatan gempa juga cukup besar, yaitu 8,5 SR ditambah peringatan tsunami. Tentu hal ini sangat mengkhawatirkan. Dampak ayunan gempa yang cukup besar itu, tidak menyebabkan terjadinya kerusakan bangunan di Kota Takengon. Namun, saya belum mengetahui tentang kondisi di daerah lain, apakah ada kerusakan atau tidak. Beberapa teman yang saya hubungi, diantaranya Pak Mufti di Tapak Tuan Aceh Selatan mengatakan bahwa belum ada laporan kerusakan di daerahnya. Ketika sedang asyik mengikuti perkembangan dampak gempa di televisi, sekitar pukul 17.53 WIB, terjadi lagi gempa kuat sehingga semua orang berlarian keluar rumah. Cuaca cukup dingin disertai hujan, namun orang-orang berdiri di tengah hujan sambil membaca kalimah tauhid. Semua panik karena gempa berulang-ulang sampai 10 kali. [caption id="attachment_173974" align="aligncenter" width="600" caption="Warga kota Takengon terlihat sangat panik ketika terjadi gempa keras 8,5 SR hari ini, Rabu 11/10 sekitar pukul 15.38 WIB. (Foto: LG/Khalisuddin)"]

13341453191197491593
13341453191197491593
[/caption] Ternyata, gempa keras yang kedua ini memiliki kekuatan 8,1 SR. Pintu pagar yang terbuat dari besi pun bergoyang keras sampai membentur tembok. Pintu terbuka dengan sendirinya, tiang listrik bergoyang, termasuk derak bangunan membuat saya dan keluarga makin menjauh dari tiang listrik dan bangunan. Ketika saya hubungi Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Aceh Tengah, Syahrial Afri SH, sampai sore tadi belum diperoleh informasi tentang kerusakan atau korban jiwa akibat gempa yang terjadi hari ini. "Mudah-mudahan semua selamat," katanya. Peringatan tsunami yang seharusnya akan berakhir pukul 17.00 WIB, ternyata diperpanjang kembali sampai pukul 19.43 WIB. Saya kembali menelepon anak-anak yang sudah mengungsi ke Bandara SIM Blang Bintang sekitar 30 Km dari Banda Aceh. Saya meminta mereka untuk tetap disana sampai peringatan tsunami dicabut. Kondisi ini, mengingatkan saya terhadap gempa dan tsunami tanggal 26 Desember 2004 lalu yang menelan ratusan ribu korban jiwa. Moga, semua warga Aceh tidak panik, dan selalu dalam lindungan-Nya. Aminn

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun