Mohon tunggu...
Syukri Muhammad Syukri
Syukri Muhammad Syukri Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Orang biasa yang ingin memberi hal bermanfaat kepada yang lain.... tinggal di kota kecil Takengon

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Salju Rusak Tanaman Kopi Gayo

25 Februari 2014   04:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:30 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_313812" align="aligncenter" width="472" caption="Embun berbentuk salju turun menimpa tanaman kopi arabika di Kampung Kala Wih Ilang menyebabkan daunnya seperti terbakar (Foto: Disbunhut Aceh Tengah)"][/caption]

Anomali cuaca yang melanda wilayah Aceh Tengah berdampak kepada perubahan suhu udara yang sangat ekstrem. Disiang hari, suhu udara mencapai angka 31 derajat Celcius, sebaliknya sore dan malam hari suhu udara turun sampai titik 12 derajat Celcius.

Beberapa lokasi yang berada pada ketinggian diatas 1.400 meter dari permukaan laut (mdpl) sebagaimana diungkapkan para petani, telah turun butiran embun berbentuk salju di malam hari. Dampaknya, hampir seluas 10 hektar tanaman kopi arabika dibeberapa tempat di kawasan Kala Wih Ilang Kecamatan Pegasing, ditandai dengan "terbakarnya" daun kopi akibat terkena frost (butiran embun berbentuk salju).

Peristiwa langka itu dibenarkan oleh Ir Sulwan Amri, Kabid Produksi Disbunhut Aceh Tengah, Senin (24/2/2014) di Takengon. Menurutnya, frost atau butiran embun itu memang menyebabkan daun kopi kering, seperti terbakar. Embun atau semacam salju itu melekat di daun kopi, lalu membeku. Kemudian, air yang membeku itu juga membekukan sel tanaman. Akibatnya, dinding sel tanaman pecah dan daun-daun muda mati, terus kering seperti terbakar.

Sebenarnya, tambah Sulwan, frost bukanlah peristiwa baru. Beberapa tahun lalu, frost pernah terjadi di kawasan Aceh Tengah dan Bener Meriah saat suhu udara turun ke titik terendah. Itu sebenarnya peristiwa biasa jika suhu turun ke titik terendah. "Jadi tidak perlu dikhawatirkan," tambahnya.

Sulwan mengingatkan, kawasan yang rawan terserang frost adalah ladang yang berada pada ketinggian diatas 1.400 mdpl. Frost menyerang tanaman kopi arabika yang tidak memiliki pohon penaung, terutama yang berada di lembah-lembah. Pasalnya, hembusan angin tidak mampu menjangkau lembah-lembah itu sehingga butiran air dingin tersebut tetap menempel dilembaran daun. “Air itulah yang membeku saat suhu udara turun drastis dimalam hari,” jelasnya.

[caption id="attachment_313814" align="alignright" width="300" caption="Petani kopi Aceh Tengah ditengah ladang kopinya yang terserang frost (Foto: Disbunhut Aceh Tengah)"]

1393253171781757262
1393253171781757262
[/caption]

Untuk mencegah agar tanaman kopi yang lain tidak terkena frost, Sulwan dan team Disbunhut Aceh Tengah sudah meninjau lokasi kejadian. Mereka menginstruksikan agar para petani yang ladangnya terletak di lembah-lembah, secepatnya membuat perapian di malam hari. Supaya perapian itu tidak menjalar dan menghanguskan ladang petani, sebaiknya dibuat lubang (galian) sebagai tempat menyalakan perapian.

Apa manfaat perapian itu? Udara hangat yang ditimbulkan oleh perapian tersebut dapat mengurangi kemungkinan membekunya butiran air yang menempel di daun kopi. Sebab, air beku dipermukaan daun itulah sebagai penyebab utama pecahnya dinding sel daun kopi. “Batang kopinya tidak mati, hanya daunnya yang kering, nanti akan tumbuh tunas-tunas baru,” kata Sulwan.

Tersiarnya berita frost yang terjadi di Kampung Kala Wih Ilang Kecamatan Pegasing Aceh Tengah memang merisaukan para petani lain di Aceh Tengah. Mereka khawatir, "terbakarnya" daun kopi akibat frost akan menjalar ke ladang mereka.

Soalnya, jika daun kopi terserang frost dan kering, maka secara otomatis buah kopi yang terdapat pada pohon itu akan ikut mati. “Bagaimana tidak takut terhadap dampak frost, sekarang harga kopi sedang membaik, buahnya pun lagi banyak,” ungkap Budiman, petani kopi dari Kecamatan Bies.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun