[caption id="attachment_315211" align="aligncenter" width="480" caption="Haji Yusrin dan teknologi tepat guna hasil rancangannya"][/caption]
Sesudah kesulitan akan datang kemudahan. Sangat lazim, kesulitan akan melahirkan orang-orang kreatif. Otak akan “encer” manakala orang berhadapan dengan tantangan. Hal-hal seperti itulah yang paling sering menjadi alasan lahirnya sebuah penemuan atau teknologi.
Itu pula alasan Haji Yusrin (63) merancang alat sortir dan poles untuk mendukung usaha produksi bubuk kopi yang telah mengangkat namanya. Selama ini, owner Bergendaal Koffie itu mengaku sangat kesulitan dalam membersihkan kulit ari biji kopi (green bean). Dia terpaksa membersihkan (poles) kulit ari biji kopi secara manual, antara lain dengan menampinya.
Membersihkan kulit ari biji kopi secara manual banyak menghabiskan waktu dan tenaga. Terkadang, gara-gara proses itu sering terganggu ketepatan waktu produksi. “Order pelanggan tertunda akibat proses itu,” ungkap Haji Yusrin, Minggu (2/3/2014) di homebase-nya, Simpang Teritit Bener Meriah.
Sepenting apakah kulit ari biji kopi harus dipoles atau dibersihkan? Untuk menghasilkan kopi dengan cita rasa tinggi, biji kopi harus bebas dari kulit ari sebelum disangrai (roasting). “Kulit ari itu penyebab timbulnya rasa asam berlebihan,” tambah lelaki empat anak itu.
Sejak awal Haji Yusrin sudah bertekad untuk menghasilkan produk bubuk kopi dan coffee roasted dengan citarasa tinggi. Tahap demi tahap dilaluinya dengan berbagai eksperimen, sampai akhirnya berhasil melahirkan produk dengan kualitas standar. Terakhir, dia berhasil mengatasi cara membersihkan kulit ari kopi.
Terinspirasi dari mesin ayakan batu koral, tutur Haji Yusrin, kemudian dia merancang mesin sortir dan poles biji kopi. Alat itu sebenarnya teknologi tepat guna. Kerangka ayakan dibuat dari besi bekas yang digerakkan oleh dinamo untuk parut kelapa. Lantai ayakan dapat bergerak maju mundur menggunakan besi bekas penggerak roda mobil (gardan).
Lantai ayakan dibuat dari tiga lembar plat besi berlubang berdiameter 5 mm, 4 mm dan 3 mm. Sedangkan alat poles biji kopi dibuat dari kayu berbentuk piramida terbalik. Didalam piramida terbalik itu, terdapat besi silinder melintang yang dilapisi dengan karet ban mobil.
[caption id="attachment_315214" align="aligncenter" width="560" caption="Biji kopi green bean hasil poles itu sudah bebas dari kulit ari dan siap sangrai."]
Sore itu, Haji Yusrin bersedia mempraktekkan cara kerja alat itu. Dia memasukkan sekarung biji kopi yang masih berkulit ari kedalam kotak piramida terbalik tadi. Dinamo dihidupkannya. Alat itu mulai bekerja. Ketiga meja ayak itu bergerak maju mundur. Silinder yang melintang dalam kotak poles mulai berputar membersihkan kulit ari dari biji kopi.
Sekitar lima belas menit alat itu bekerja, Haji Yusrin membuka mulut kotak poles itu. Dari mulut kotak itu, keluarlah biji kopi memenuhi lantai ayakan. Untuk mempercepat bersihnya kulit ari, kipas angin mempercepat pemisahan kulit ari dari biji kopi. Kipas angin itu, juga mendorong bergulirnya biji kopi ke arah depan. Bersamaan dengan itu, biji kopi itu tersortir dengan sendirinya.
Biji kopi yang ukurannya lebih kecil dari 5 mm, otomatis jatuh ke lantai ayak dibawahnya (lantai ayak kedua). Sementara kulit ari dan biji pecah yang lebih kecil dari ukuran 4 mm jatuh ke lantai ayak ketiga.
Dengan alat itu, Haji Yusrin sudah bisa menyortir biji kopi berdiameter diatas 5 mm, biji kopi berdiameter dibawah 5 mm, dan ampas kulit ari. Masing-masing produk itu ditampung dalam wadah goni yang ditempatkan diujung lantai ayakan itu.
[caption id="attachment_315213" align="aligncenter" width="300" caption="Haji Yusrin menunjukkan ampas kulit ari yang berasal dari proses poles mesin rancangannya"]
Haji Yusrin benar-benar manfaat hasil kerja alat itu. Dengan seorang tenaga kerja, alat itu bisa menyortir dan memoles biji kopi sebanyak 30 Kg per jam. Dia memperlihatkan puluhan karung hasil poles biji kopi yang dikerjakannya hari itu.
Biji kopi hasil poles tersebut cukup mulus, bebas dari kulit ari. Ukuran bijinya juga sudah standar yaitu berdiameter diatas 5 mm. “Tekad saya, hanya ingin memberikan produk terbaik untuk pelanggan Bergendaal Koffie,” pungkasnya sambil memperlihat biji kopi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H