Biji kopi yang ukurannya lebih kecil dari 5 mm, otomatis jatuh ke lantai ayak dibawahnya (lantai ayak kedua). Sementara kulit ari dan biji pecah yang lebih kecil dari ukuran 4 mm jatuh ke lantai ayak ketiga.
Dengan alat itu, Haji Yusrin sudah bisa menyortir biji kopi berdiameter diatas 5 mm, biji kopi berdiameter dibawah 5 mm, dan ampas kulit ari. Masing-masing produk itu ditampung dalam wadah goni yang ditempatkan diujung lantai ayakan itu.
[caption id="attachment_315213" align="aligncenter" width="300" caption="Haji Yusrin menunjukkan ampas kulit ari yang berasal dari proses poles mesin rancangannya"]

Haji Yusrin benar-benar manfaat hasil kerja alat itu. Dengan seorang tenaga kerja, alat itu bisa menyortir dan memoles biji kopi sebanyak 30 Kg per jam. Dia memperlihatkan puluhan karung hasil poles biji kopi yang dikerjakannya hari itu.
Biji kopi hasil poles tersebut cukup mulus, bebas dari kulit ari. Ukuran bijinya juga sudah standar yaitu berdiameter diatas 5 mm. “Tekad saya, hanya ingin memberikan produk terbaik untuk pelanggan Bergendaal Koffie,” pungkasnya sambil memperlihat biji kopi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI