Seandainya Ahok tidak juga menghilangkan kebiasaan marah-marah, dan belajar tentang sifat-sifat kepemimpinan Ki Hadjar Dewantara (Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, dan Tut Wuri Handayani), dikhawatirkan akan membuat birokrat DKI Jakarta “gelap mata” bahkan “kalap.”
Birokrat yang sering dimarahi Ahok, bukan buruhnya, mereka orang-orang dewasa yang terdidik dan memiliki harga diri. Siapa tahu, kakek-nenek para birokrat itu barangkali para pejuang yang dahulu telah menumpahkan darah untuk berdirinya republik ini. Bayangkan bagaimana sedihnya.
Jelasnya, mereka akan tersinggung jika dimarahi Ahok didepan umum. Apalagi jika beritanya dimuat di media massa. Anak, isteri dan keluarga birokrat itu akan tahu jika orang yang mereka hormati dimarahi oleh seorang Ahok. Keluarga birokrat itu pun ikut tersinggung. Dan, ketika terlalu sering dimarahi, mereka bisa kalap. Moga mereka tidak mengamuk, tetapi tidak tertutup kemungkinan berujung kepada mogok massal. Dalam kondisi yang demikian, kira-kira mampukah Ahok mengurus Jakarta sendirian?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H