Mohon tunggu...
Syukri Muhammad Syukri
Syukri Muhammad Syukri Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Orang biasa yang ingin memberi hal bermanfaat kepada yang lain.... tinggal di kota kecil Takengon

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

PDI-P Menang di Aceh Tengah Bukan Jokowi Effect

11 April 2014   06:16 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:48 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_319549" align="aligncenter" width="480" caption="Headline kotaksuara.kompasiana.com | Ir Tagore Abubakar, nomor dua dari kiri dalam acara membahas sosok yang layak diusung dalam Pemilu Legeslatif 2014"][/caption]

Sebenarnya, Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah bukan basis PDI-P, tetapi sejak lama menjadi lumbung Partai Golkar. Anehnya, perolehan suara PDI-P untuk DPR-RI dalam Pemilu 2014 mengalami peningkatan yang sangat luar biasa.

Fenomena itu menjadi suatu anomali politik di daerah dingin itu. Belum pernah terjadi seorang calon legeslatif (caleg) “digotongroyongkan” warga seperti itu. Apakah karena “Jokowi Effect?” Soalnya “Jokowi Effect” sedang menjadi isu hangat saat ini.

Anomali itu dapat dilihat bahwa hampir semua TPS di Aceh Tengah dan Bener Meriah, Rabu (9/4/2014) kemarin, para pemilih menyoblos nama Ir Tagore Abubakar, mantan Bupati Bener Meriah. Dia merupakan calon legeslatif (caleg) untuk DPR-RI nomor urut 6 dari Dapil Aceh 2 yang diusung oleh PDI-P.

[caption id="attachment_319552" align="aligncenter" width="300" caption="Proses Pileg 2014 di Takengon, 9 April 2014."]

13971471931616321056
13971471931616321056
[/caption]

Meskipun berada di nomor sepatu (nomor urut 6), sosok yang sebelumnya adalah Ketua DPD II Golkar Bener Meriah itu, ternyata menjadi caleg yang paling populer dan terbanyak dicoblos. Saat penghitungan suara dimulai, bertubi-tubi nama Ir. Tagore Abubakar disebut oleh ketua PPS.

Di tempat kompasianer memilih, beberapa pemilih berusia tua sengaja keluar dari bilik suara hanya untuk menanyakan “Tagore itu nomor urut berapa.” Memang sejak nama Ir. Tagore Abubakar “hilang” dari daftar caleg Partai Golkar untuk DPR-RI dari Dapil 2 Aceh, simpati warga terus mengalir kepadanya.

Warga Aceh Tengah dan Bener Meriah meyakini bahwa Ir. Tagore Abubakar “disakiti” oleh partai yang pernah dibesarkannya. Oleh karena itu, warga bersatu padu untuk membuktikan kepada partai yang mencampakkannya bahwa Ir. Tagore Abubakar bukan barang buangan, tetapi dia memiliki puluhan ribu konstituen. Terbukti memang, sosok ini berhasil meraih suara penuh disemua TPS di dua kabupaten itu.

Disamping itu, warga Dataran Tinggi Gayo sudah cukup lama tidak pernah terwakili oleh seorang putra daerah di Senayan. “Sudah saatnya putra Gayo duduk di DPR-RI supaya aspirasi kita ada yang memperjuangkan,” kata Rudi, warga Takengon yang terang-terangan mengaku sudah menyoblos Ir. Tagore Abubakar.

Beberapa pemilih yang baru saja memberikan suaranya kepada Ir. Tagore Abubakar, mengakui bahwa mereka memilih PDI-P bukan karena popularitas Jokowi. Mereka memilih tokoh Gayo yang layak duduk di Senayan. Makanya, mereka tidak menyoblos tanda gambar banteng moncong putih itu, melainkan menyoblos nama Ir. Tagore Abubakar, caleg DPR-RI nomor urut 6.

[caption id="attachment_319550" align="aligncenter" width="300" caption="Caleg Nomor 6 yang ramai-ramai dicoblos warga sebagai wujud pembuktian (foto: RG)"]

13971465151745777499
13971465151745777499
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun