[caption id="attachment_326917" align="aligncenter" width="640" caption="Kopi Gayo siap ekspor dimuat kedalam truk untuk diantar ke pelabuhan Belawan."][/caption]
Ekspor kopi Gayo dalam catur wulan pertama 2014 melonjak tajam dibandingkan tahun 2013. Volume ekspor kopi Gayo dari Januari s.d. April 2014 rata-rata mencapai 519,3 ton per bulan atau senilai US$ 8,1 juta. Sedangkan volume ekspor kopi Gayo tahun 2013 rata-rata hanya 383,6 ton per bulan dengan total nilai ekspor mencapai US$ 276,5 juta.
Volume dan nilai ekspor kopi Gayo asal Aceh Tengah itu didasarkan atas dokumen Surat Persetujuan Ekspor Kopi (SPEK) yang diterbitkan Pemda Aceh Tengah. Berdasarkan dokumen SPEK untuk catur wulan pertama 2014, pengekspor terbesar kopi Gayo ternyata adalah Amerika Serikat.
Dari data itu, total ekspor kopi Gayo dalam catur wulan pertama 2014 mencapai 2.077,5 ton yang nilai ekspornya mencapai US$ 8,1 juta. Hebatnya, dari 2.077,5 ton ekspor kopi Gayo, ternyata 1.920,8 ton atau 92,4% diekspor ke Amerika Serikat. Sementara nilai ekspor kopi Gayo ke Amerika Serikat mencapai angka US$ 7,3 juta.
Pada bulan Januari 2014, Amerika Serikat mengimpor kopi Gayo sebanyak 335,6 ton dengan nilai US$ 1,19 juta. Kemudian pada bulan Februari 2014, Amerika Serikat kembali mengimpor kopi Gayo sebanyak 615,6 ton dengan nilai US$ 2,42 juta. Lalu pada bulan Maret, negara adidaya ini kembali mengimpor kopi Gayo sebanyak 458,4 ton dengan nilai US$ 1,85 juta. Dan pada bulan April, negeri Paman Sam ini lagi-lagi mengimpor kopi Gayo sebanyak 511,2 ton dengan nilai US$ 1,91 juta.
Sementara itu, sekitar 7,6% atau 157,8 ton lagi ekspor kopi Gayo dalam catur wulan pertama 2014 dikirim ke negara Irlandia, New Zealand, Taiwan, Turki, Kanada, Belanda, Swedia, Hongkong, dan Malaysia.
Meskipun masa panen kopi Gayo pada bulan Mei 2014 telah menurun, tetapi permintaannya dari luar negeri malah meningkat. “Buyer luar negeri terus meminta kopi Gayo, mereka bahkan siap bayar didepan,” ungkap Rizwan Husin, salah seorang eksportir kopi asal Aceh Tengah, beberapa waktu lalu di Takengon.
Apakah meningkatnya permintaan buyer luar negeri terhadap kopi Gayo terkait dengan penyelenggaraan World Cup? Direktur Industri Minuman dan Tembakau Kementerian Perindustrian, Faiz Achmad melalui Tempodotco (30/5/2014) mengatakan pelaksanaan Piala Dunia (World Cup) di Brasil pada bulan depan akan meningkatkan konsumsi kopi di Indonesia.
Sebaliknya, Rizwan Husin ditempat terpisah, melihat trend meningkatnya permintaan kopi Gayo tidak semata-mata karena efek Piala Dunia. Menurutnya, saat ini kopi Gayo digunakan oleh para peracik kopi internasional sebagai penguat rasa dan aroma. “Aroma kopi Gayo itu unik, dalam kondisi belum disangrai saja sudah menebarkan aroma khas,” katanya.
Terkait dengan makin tingginya permintaan buyer terhadap kopi Gayo, Bupati Aceh Tengah Nasaruddin disela-sela acara Aceh Investment Promotion di Hotel Hermes Banda Aceh, 20 Mei lalu, mengakui fakta itu. Menurutnya, kopi Gayo telah berhasil menembus pasar kopi internasional baik di kawasan Asia, Australia, Eropa, Amerika, bahkan ke Timur Tengah.
Bagi Nasaruddin, Aceh Investment Promotion menjadi kesempatan terbaik bagi Aceh Tengah untuk mempromosikan produk utamanya, yaitu kopi Gayo dari jenis arabika. Dia berharap, peserta seminar yang berasal dari berbagai elemen, termasuk investor, mengetahui cita rasa kopi Gayo.
“Makanya Pemda Aceh Tengah menyediakan stand minum kopi Gayo gratis di acara Aceh Investment Promotion ini,” imbuhnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H