Mohon tunggu...
Syukri Muhammad Syukri
Syukri Muhammad Syukri Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Orang biasa yang ingin memberi hal bermanfaat kepada yang lain.... tinggal di kota kecil Takengon

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

[Medio 2014] Ekspor Kopi Gayo ke AS Capai 3.365,6 Ton

14 Juli 2014   07:13 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:24 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14052715411879498223

[caption id="attachment_333554" align="aligncenter" width="560" caption="Rizwan Husin memperlihatkan goni yang digunakan untuk ekspor kopi Gayo kepada Wadubes RI untuk Brussel."][/caption]

Kopi Gayo dari jenis arabika benar-benar layak disebut one of the best coffee. Kopi Gayo telah nyatamenjadisalah satu sumber devisa untuk Republik Indonesia. Buktinya, sekitar 99,2% ekspor komoditi kopi dari Dataran Tinggi Gayo, Aceh Tengah, dikirim ke Amerika Serikat (AS). Total ekspor kopi Gayo yang dikirim ke Amerika Serikat dari Januari sampai Juni 2014 mencapai 3.365,6 ton sehingga berhasil memasok devisa sebanyak US $ 12,9 juta.

Volume dan nilai ekspor kopi Gayo asal Aceh Tengah itu didasarkan atas dokumen Surat Persetujuan Ekspor Kopi (SPEK) yang diterbitkan Pemda Aceh Tengah. Berdasarkan dokumen SPEK untuk semester pertama 2014, tujuan utama ekspor kopi Gayo ternyata adalah Amerika Serikat.

Data SPEK itu menunjukkan bahwa total ekspor kopi Gayo dalam semester pertama 2014 mencapai 3.391,2 ton yang nilai ekspornya mencapai US$ 13,8 juta. Menariknya, dari 3.391,2 ton ekspor kopi Gayo, ternyata 3.365,6 ton atau 99,2% diekspor ke Amerika Serikat. Sementara nilai ekspor kopi Gayo ke Amerika Serikat mencapai angka US$ 12,9 juta.

Melonjak Tajam

Dibandingkan volume ekspor 2013, ternyata ekspor kopi Gayo dalam kurun waktu enam bulan pada tahun 2014 melonjak tajam. Volume ekspor kopi Gayo dari Januari s.d. Juni 2014 rata-rata mencapai 565,2 ton per bulan atau senilai US$ 2,3 juta per bulan. Sedangkan volume ekspor kopi Gayo tahun 2013 rata-rata hanya 383,6 ton per bulan.

Bagaimana kronologis ekspor kopi Gayo ke AS? Pada bulan Januari 2014, Amerika Serikat mengimpor kopi Gayo sebanyak 335,6 ton dengan nilai US$ 1,19 juta. Kemudian pada bulan Februari 2014, Amerika Serikat kembali mengimpor kopi Gayo sebanyak 615,6 ton dengan nilai US$ 2,42 juta.

Lalu pada bulan Maret, negara adidaya ini kembali mengimpor kopi Gayo sebanyak 458,4 ton dengan nilai US$ 1,85 juta. Dan pada bulan April, negeri Paman Sam ini lagi-lagi mengimpor kopi Gayo sebanyak 511,2 ton dengan nilai US$ 1,91 juta.

Kemudian, pada bulan Mei 2014, AS mengimpor 489,6 ton dengan nilai US$ 2,29 juta, dan pada bulan Juni 2014, kembali AS mengimpor 655,2 ton dengan nilai US$ 3,37 juta. Sementara itu, sekitar 0,8% lagi kopi Gayo dalam semester pertama 2014 dikirim ke negara Irlandia, Jerman, New Zealand, Taiwan, Turki, Kanada, Belanda, Swedia, Hongkong, dan Malaysia.

Penguat Rasa

Kehadiran kopi Gayo sebagai salah satu minuman penyegar tergolong cukup fenomenal. Meskipun masa panen kopi Gayo mulai mengalami penurunan pada medio 2014, tetapi permintaannya dari luar negeri malah meningkat.

Buyer luar negeri terus meminta kopi Gayo, mereka bahkan siap bayar didepan,” ungkap Rizwan Husin, salah seorang eksportir kopi asal Aceh Tengah yang bernaung dibawah KBQ Baburrayan beberapa waktu lalu di Takengon.

Memang ada sinyalemen bahwa meningkatnya permintaan buyer luar negeri terhadap kopi Gayo terkait dengan penyelenggaraan World Cup? Hal ini senada dengan pernyataan Direktur Industri Minuman dan Tembakau Kementerian Perindustrian, Faiz Achmad melalui Tempodotco (30/5/2014) bahwa pelaksanaan Piala Dunia (World Cup) di Brasil pada bulan depan akan meningkatkan konsumsi kopi di Indonesia.

Menanggapi pernyataan tersebut, Rizwan Husin malah melihat trend meningkatnya permintaan kopi Gayo tidak semata-mata karena efek Piala Dunia. Pengalaman Rizwan mengunjungi beberapa buyer di AS menemukan bahwa kopi Gayo digunakan oleh para peracik kopi internasional sebagai penguat rasa dan aroma.

Aroma kopi Gayo itu unik, dalam kondisi belum disangrai saja sudah menebarkan aroma khas,” pungkasnya sambil menunjukkan biji kopi green bean di gudangnya yang terletak kawasan Pegasing Takengon.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun