Pertama, batu permata. Pada umumnya batu permata terdiri dari jenis mineral dan mempunyai kriteria tertinggi dalam penggolongannya, terutama mengenai sifat kekerasan dan faktor lainnya. Oleh karenanya, batu ini akan memberikan kenampakan warna yang bervariasi. Contohnya, batu intan (diamond), safir (korundum), topaz, garnet, zirkon, tourmalin, opal dan batu giok (jade).
Kedua, batu setengah mulia. Menurut penggolongannya, batu ini mempunyai kekerasan yang sedang, dan memiliki sedikit persamaan dengan batu permata dalam faktor lainnya. Contohnya, jasper, krisofras, malachit, flourit, andalusit.
Ketiga, batu hias. Batuan yang komposisi mineralnya terdiri dari mineral batu setengah permata dan batu permata yang tidak dapat diambil serta dipisahkan jenis mineralnya untuk dibuat menjadi batu kedua golongan itu. Mineral-mineral tersebut umumnya berukuran halus dan dalam keadaan saling tumbuh atau saling mengunci. Contoh, serpentin, onik, pegmatit, kalsit, kuarsit, kayu terkuarsakan, amber.
Keempat, batu indah alami. Batuan yang bernilai seni tinggi yang tercipta secara alami akibat proses alam, khususnya yang berhubungan dengan erosi air. Batu indah alami ini dikenal juga dengan nama “suiseki” yang berasal dari bahasa Jepang. Sui yang berarti air dan seki yang berarti batu.
Beranjak dari klasifikasi batu mulia tersebut, lantas batu giok yang ditemukan di Lumut itu tergolong batu permata atau bukan? Tentu batu permata. Berdasarkan hasil penyelidikan Ir Faizal Adriansyah dan Ir Meiriadi tahun 1997 lalu, mereka menyimpulkan bahwa batu mulia yang dijumpai di lokasi penyelidikannya adalah batu permata jenis batu giok (jade). Jade berasal dari bahasa Yunani, Piedra de Hijada yang berarti batu pinggang.
Menurut ahli geologi itu, batu giok ada dua jenis yaitu Jadeit dan Nefrit, yang ganesanya berkaitan dengan metamorfosisme kontak. Jadeit termasuk kelompok mineral piroksen dengan formula Na (AlFe) (SiO3)2 yang mengandung sedikit mineral diopsit dengan formula CaMg (SiO3)2. Mineral ini memiliki derajat kekerasan 7, berat jenisnya 3,30-3,36 dan indeks bias tunggal 1.654 atau 1,667. Jadeit memiliki aneka warna antara lain putih bersih, merah muda, merah coklat, oranye, kuning, biru, abu-abu kebiruan, ungu, dan hitam dengan bayangan warna hijau.
[caption id="attachment_346220" align="alignright" width="300" caption="Giok dijadikan pengganjal pintu (Foto: Ihwan Lembide Pedemun)"]
Sedangkan Nefrit termasuk kelompok mineral ampibol dengan formula Ca2 (MgFe)5 (OH)2 (Si4011)2, berwarna hijau dengan derajat kekerasan 6,5 dan berat jenisnya berkisar antara 2,90-3,00 serta indeks bias dobel antara 1,600-1,641.
Berdasarkan kenampakan fisik, tulis Ir Faizal Adriansyah dan Ir Meiriadi, batu giok di Aceh Tengah dapat digolongkan kedalam jenis Nefrit, berwarna hijau muda dengan bercak-bercak putih. Sebaran batu giok itu antara lain terdapat di Wihni Jagong dan Wihni Lumut.
Terus, apakah semua batuan yang dipajang di kios-kios kecil di Kampung Lumut itu dapat dikatakan batu mulia? Boleh jadi. Hanya saja suatu batuan atau mineral dapat disebut batu mulia apabila memiliki empat syarat: 1) keindahan; 2) ketahanan; 3) kelangkaan; dan 4) kemudahan untuk dibawa. Syarat tambahan lainnya, seperti warna, permainan warna, kebeningan, ketembusan cahaya. Syarat tambahan ini dapat dikelompokkan kedalam keindahan. Begitulah secuil kisah tentang batu, dan selamat berburu batu giok!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H