Mohon tunggu...
Muhammad Syifa
Muhammad Syifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Senang membaca, menulis, memotret, berakting, dan mendengarkan musik. Suka kopi, susu, kopi susu, dan air putih.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pertumbuhan, Perkembangan, dan Perkembangan Psikomotorik

27 Oktober 2024   11:57 Diperbarui: 27 Oktober 2024   12:07 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pertumbuhan

Pertumbuhan dalam konteks perkembangan merujuk pada perubahan-perubahan yang bersifat kualitatif, yaitu peningkatan dalam ukuran dan struktur, seperti pertumbuhan badan, pertumbuhan kaki, kepala, jantung, paru-paru, dan sebagainya. Dapat dikatakan pertumbuhan mengacu pada aspek fisiologis atau jasad.

Perkembangan

Menurut F.J. Monks, dkk., (2001), pengertian perkembangan menunjuk pada "suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali." Perkembangan dapat diartikan juga sebagai "proses yang kekal dan tetap yang menuju kea rah suatu organisasi pada Tingkat integrasi yang lebih tinggi berdasarkan pertumbuhan, pemasakan, dan belajar."

Dari masa konsepsi hingga meninggal dunia, perkembangan individu tidak pernah statis, tetapi selalu mengalami perubahan yang sistematis, progresif dan berkesinambungan

Jean Piaget

Teori Jean Piaget memiliki konsep perkembangan dengan skema. Skema adalah kerangka kognitif anak dalam mengorganisasi dan memahami suatu informasi. Skema dalam perkembangannya mengalami proses adaptasi yang dibagi menjadi dua konsep.

Asimilasi. Ketika anak berinteraksi dengan lingkungannya, penyesuaian terhadap skema yang ada disebut asimilasi. Asimilasi terjadi tanpa mengubah skema lama yang ada di dalam kepala seorang anak,

Akomodasi. Ketika anak berinteraksi dengan lingkungannya, penyesuaian yang terjadi adalah dengan perubahan dan pergantian dari skema lama ke skema baru karena adanya disequilibrium atau ketidakseimbangan antara skema lama dengan realita yang ada.

Jean Piaget membagi tahapan perkembangan menjadi empat.

Tahap Sensorimotorik. Terjadi sejak usia 0-2 tahun. Cirinya adalah ana khaya memiliki pemahaman sebatas indrawi seperti penglihatan, pendengaran, dan sentuhan. Menurut  Piaget, hingga anak usia 8 bulan dia akan memiliki pemahaman bahwa setiap objek itu nyata bahkan jika di luar pandangannya.

Tahap praoperasional. Tahap ini terjadi sejak usia 2 sampai 7 tahun ciri-ciri dari tahapan ini adalah anak sudah mulai memiliki kemampuan untuk berbahasa dan menyampaikan kemauannya pada tahapan ini anak cenderung memiliki sifat egosentris. Anak tidak mampu dan tidak memiliki pengetahuan tentang pandangan orang lain terhadap dirinya, atau bahwa ada orang lain yang juga memiliki persepsi terhadap sesuatu.

Tahap operasional konkret. Tahap ini terjadi sejak usia 2 sampai 7 tahun ciri-ciri dari tahapan ini adalah anak sudah mulai memiliki kemampuan untuk berbahasa dan menyampaikan kemauannya pada tahapan ini anak cenderung memiliki sifat egosentris. Anak tidak mampu dan tidak memiliki pengetahuan tentang pandangan orang lain terhadap dirinya, atau bahwa ada orang lain yang juga memiliki persepsi terhadap sesuatu.

Tahap operasional formal. Tahap ini terjadi pada usia 7-11 tahun. Ciri dari tahapan ini adalah mulai meningkatnya kemampuan anak dalam mengenali suatu objek titik ditandai dengan kemampuan mengurutkan suatu objek, pengklasifikasian, konservasi, dan lainnya. Pada tahap ini juga anak mulai menghilangkan sifat egosentrisnya yang artinya dapat melihat sesuatu melalui sudut pandang yang lain. Anak sudah mulai memiliki pemikiran logis terhadap sesuatu yang konkret atau nyata titik belum terhadap sesuatu yang bersifat abstrak. Misalnya saat berhitung anak akan berhitung dengan jari-jarinya yang sifatnya konkret dan tidak akan bisa jika dihitung dengan imajinasi saja.

Lev Vygotsky

Vygotsky memiliki konsep yang berbeda dari Piaget terkait perkembangan anak dalam teorinya. Dia mengemukakan dua konsep yaitu zone of proximal development dan scaffolding.

Zone of Proximal Development. Interaksi anak dengan individu yang memiliki pengetahuan lebih, berada pada konsep zona proksimal. Maksudnya adalah dengan adanya bimbingan dan pengajaran, anak bisa memiliki dan memahami sesuatu. Berbeda dengan Piaget dengan skema, yang mana anak melalui proses asimilasi dan/atau akomodasi karena berinteraksi dengan objek. Ketidakmampuan anak dalam memahami sesuatu perlu dibantu dengan adanya bimbingan dari individu yang memiliki pengetahuan lebih, yang menuju pada konsep kedua.

Scaffolding. Adanya individu yang memang memiliki tugas dan fungsi sebagai "scaffolding" dalam membantu anak sebagai jembatan pengetahuan. Konsep scaffolding ini berarti adanya seorang fasilitator yang tugasnya memfasilitasi atau membantu perkembangan anak. Individu yang memiliki tugas ini bukan hanya seorang guru, tetapi juga bisa jadi siswa lain yang memang memiliki pengetahuan lebih dan berinteraksi dengan diskusi-diskusi.

Perkembangan Psikomotorik

Perkembangan psikomotor adalah perkembangan mengontrol gerakan-gerakan  tubuh melalui kegiatan yang terkoordinasi antara saraf pusat dan otot. Dimulai  dengan gerakan kasar yang melibatkan bagian besar dari tubuh, seperti duduk,  berjalan, berlari, meloncat, dan lain-lain. Kemudian dilanjutkan dengan koordinasi  gerakan halus, seperti meraih, memegang, melempar, dan sebagainya yang keduanya  diperlukan dalam kehidupan sehari-hari sebagai suatu yang wajar. Hal tersebut  dianggap sebagai suatu kemampuan otomatis, sehingga perkembangannya kurang  diperhatikan. Pencapaian kemampuan tersebut mengarah pada pembentukan  keterampilan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun